Wednesday, May 23, 2018

The Gift of His Word and Body



by Alphaomega Pulcherima Rambang 

Dapatkah Kristus berbicara kepada kita jika kita tidak pernah bergereja atau bersekutu dengan orang percaya lain? Tentu saja dapat! Dia adalah Tuhan Allah. Dia dapat menggunakan berbagai cara untuk berbicara kepada kita. Berbeda dengan di zaman Israel yang untuk menghadap Tuhan harus melalui perantaraan imam-imam dari suku Lewi, sejak kita menerimaNya sebagai Juruselamat, kita dapat datang ke hadapan tahta karuniaNya tanpa perantara. Kini, kita berdoa dan berbicara pada Allah secara pribadi, kemudian Ia menanggapi melalui Roh Kudus yang diam di dalam kita maupun melalui firmanNya. Kita dapat langsung berkomunikasi dan mengetahui keinginan hatiNya melalui firmanNya. Mungkin kita bisa salah mengenali suara Roh Kudus dan suara hati kita, tapi anugerah firmanNya memampukan kita menndengar Allah. Allah tidak membiarkan kita meraba-raba dalam gelap dan menebak-nebak bagaimana kita menjalani hidup ini, Ia memberikan manual book yang kita perlukan. Bagi setiap pribadi yang ingin mencari hikmat dariNya, perhatikanlah firmanNya karena firmanNya memperlengkapi kita untuk setiap perbuatan baik yang dikhususkannya bagi kita. FirmanNya sungguh mengajar kita, firmanNya menyatakan kesalahan kita, firmanNya memperbaiki kelakuan kita dan mendidik kita supaya hidup dalam kebenaran.

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. 2 Timotius 3:16-17 

Betapa pentingnya firman Allah, sehingga tertulis demikian: 


Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. 
(Matius 4:4)


Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah.
(Efesus 6:16-17)


Waktu diserang iblis di padang gurun, Yesus menangkisnya dengan PERISAI IMAN, Yesus SELALU LEBIH PERCAYA kepada ALLAH BAPANYA dibandingkan si iblis. Saat iblis berkata apa, eh Yesus selalu bilang:


Ada tertulis......
Ada tertulis....
Ada pula tertulis....

(dan Dia mengatakan apa yang dituliskan dan dikatakan BAPANYA-alias FIRMAN ALLAH)

Seolah-olah, Yesus mau bilang: ”Apapun yang kamu bilang ,apapun yang terjadi, aku CUMA PERCAYA apa yang dikatakan BAPAKU di sorga.”

TRUS... iblis akhirnya pergi kan? Dia gak tahan waktu Yesus balas menyerangnya dengan PEDANG ROH alias Firman Tuhan. Sekali, dua kali dia Cuma luka-luka, tapi kalo terus-menerus, bah....gak tahan juga dia :p Ingat iman timbul dari pendenngaran kan? Dan gak sembarang dengar, tapi dengar FirTu. Saat kita mengucapkan FirTu, kita sedang menyerang iblis dengan Firman Tuhan (Pedang Roh) dan sedang membangun perisai iman kita. Kita memiliki senjata hebat dari ALLAH kita.

Sering memperkatakan FirTu waktu mengalami pencobaan/masalah seperti yang dialami Kristus, membawa dampak yang luar biasa: 
  1. Membangun perisai iman kita sendiri (AGAIN! Iman timbul dari pendengaran akan FirTu). Menguatkan kepercayaan kita kepada Allah. 
  2. Mengusir masalah/pencobaan 

Anugerah Firman Allah adalah hadiah bagi setiap pribadi. Ia menyatakan kasihNya, Ia menguatkan kita, Ia meneguhkan, Ia menegur kita, Ia berbicara, Ia menghibur kita melalui firmanNya. Jangan heran jika firman yang sama bagi orang yang berbeda menghasilkan efek yang berbeda antara pribadi yang satu dengan yang lain, karena firmanNya sungguh hidup dan bekerja di dalam kita. Persoalannya, hanyalah apakah kita mau menerima firmanNya yang telah tersedia di dalam ALKITAB kita, atau kita menolak firmanNya dan membiarkan ALKITAB kita berdebu karena tak dibaca? Hadiah firmanNya tersedia, tapi menerimanya adalah tergantung kita, Allah tidak pernah memaksakan pemberianNya ^^

Anugerah lain yang tak kalah indahnya saat kita menerima Kristus sebagai Juruselamat adalah kita memiliki keluarga baru, keluarga Allah. Sebagai sesama anak Allah, kita menjadi anggota keluarga Allah bersama-sama dengan mereka yang juga menerima Kristus sebagai Juruselamat.

Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Efesus 2:19-21

Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Roma 8:29

Sebagaimana keluarga jasmani kita yang tidak sempurna, di dalam keluarga Allah pun kita akan menemui banyak ketidaksempurnaan. Tentu saja, wong kita semua masih belum selesai diproses menjadi sempurna seperti Kristus ^^ Bagaimanapun, kita sesama anak Allah adalah bagian dari tubuh Kristus. Ada banyak hal yang kita bagi bersama dalam hidup bersama keluarga Allah, sukacita, dukacita, pergumulan dan masih banyak lagi. Paulus dalam 1 Korintus 12:12-27 memberikan gambaran yang indah mengenai tubuh Kristus, kita semua anak-anak Allah adalah satu tubuh Kristus yang walaupun berbeda satu sama lainnya namun mempunyai peranan penting dalam hidup bersama. Kita semua saling membutuhkan, mempunyai kelebihan dan kekurangan yang akan saling melengkapi sehingga kita tetap satu dan tidak ada perpecahan. Ada bagian yang tidak dapat saya kerjakan namun orang lain mampu mengerjakannya, begitu pula sebaliknya. Sebagai satu tubuh Allah ingin kita saling memperhatikan.

Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
(Ibrani 10:24-25)

Allah memberikan petunjuk dengan jelas, bagaimana Ia ingin anak-anakNya sebagai keluarga bersikap, Ia ingin kita:
1. Saling memperhatikan supaya saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik
Menarik bukan, di sini dikatakan supaya kita saling memperhatikan SUPAYA SALING MENDORONG DALAM KASIH DAN DALAM PEKERJAAN BAIK. Saat ini, 2 fenomena yang terjadi kaitannya dengan memperhatikan orang lain:
  • Tidak memperhatikan alias cuek sama sekali
Sering kali seseorang dalam hidup bersama dengan anggota tubuh Kristus yang lain bersikap cuek dan tidak peduli dengan keadaan orang lain. Ia hanya datang ke gereja setiap hari Minggu, namun menolak terlibat dalam kegiatan dan pelayanan di gereja, ia tidak mau bergaul dan memperhatikan orang lain. Padahal, ciri pengikut Kristus adalah KASIH. Jika anggota tubuh Kristus tidak mengasihi, bagaimana orang lain mengerti bahwa ALLAH yang kita sembah adalah kasih? Bersama sebagai tubuh Kristus seharusnya kita saling memperhatikan.
  • Memperhatikan hanya untuk membanding-bandingkan 
Ini pun terjadi dalam kehidupan Kristiani saat ini, padahal Allah ingin kita saling memperhatikan dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Saat kita memperhatikan saudara kita seiman, Allah ingin kita saling menolong, agar kasih Allah dinyatakan. Jika ada yang melakukan hal yang tidak benar, tugas kita menegur dengan kasih. Jika ada yang membutuhkan pertolongan, bagian kita adalah menolong. Jika ada yang bersukacita, kita turut bersukacita bersamanya. Kita adalah keluarga Allah!

2. Tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita
Kita bukan Lone Ranger yang berjuang sendiri untuk membasmi kejahatan di kotanya, setiap anak Allah berjuang bersama untuk hidup benar di tengah dunia yang tidak benar ini. Saat kita hanya berjuang sendiri, kita akan frustasi dan kelelahan karena merasa hanya sendiri menanggung suatu pergumulan, padahal setiap anak Allah menanggung pergumulan yang berbeda dan dapat saling menguatkan. Sebuah ilustrasi yang indah menggambarkan bagaimana bersama maka anak-anak Allah menjadi kuat dan tidak gampang padam rohnya, perhatikan kayu-kayu api yang dibakar bersama, apinya sangat terang dan membakar, kemudian pisahkan salah satu kayu tersebut, lambat laun kayu yang sendiri itu akan padam. Kita butuh orang lain, orang lain membutuhkan kita, kita semua saling membutuhkan, jangan pernah merasa bisa hidup sendiri. Bersama kita bisa saling menguatkan, menghibur, menolong, membagi kesaksian, mendoakan, dan masih banyak lagi.

3. Saling menasihati
Tidak mudah untuk menasihati apalagi memberikan teguran bagi orang lain, karena kita tahu tidak semua orang berespon dengan baik saat ditegur. Tapi, menasihati dan menegur merupakan tanda kasih. Memberikan teguran memang beresiko kita dibenci dan disalah arti. Memberikan teguran membuat orang lain memandang kita dengan cara yang berbeda denagn sebelumnya. Memberikan teguran memerlukan keberanian besar . Memberikan teguran harus dengan motivasi yang benar. Memberikan teguran harus pada waktu yang tepat, pada orang yang tepat dan dengan cara yang tepat. Memberikan teguran memerlukan kasih. Teguran dapat mengubah hidup seseorang. Entah hidup yang menegur, atau yang ditegur. Teguran adalah kasih yang menampakkan dirinya secara nyata, ia tidak bersembunyi (bdk Amsal 27:5). Sebagai anggota tubuh Kristus, sudah selayaknya kita memberikan teguran dan saling menasihati.

4. Terus-menerus melakukannya (saling memperhatikan supaya saling mendolong dalam kasih dan pekerjaan baik, tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita dan saling menasihati)
Konsisten menerapkan kasih dalam hidup kita bersama sebagai anak Allah tidak mudah, tapi kita perlu mengingat bahwa kita adalah satu tubuh Kristus. Kita tidak dapat memisahkan diri karena kita telah satu dalam kasihNya. Kasih Kristus telah mempersatukan anak-anakNya, dan sudah selayaknya kita bertolong-tolongan menanggung beban kita untuk memenuhi hukum Kristus (Galatia 6:2).

Akhir kata, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” Filipi 2:5. Sebagaimana Kristus yang hidup dalam Roh dan KASIH, marilah kita juga melakukan sesuai dengan teladanNya yang adalah Sulung di antara banyak saudara. 

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^