by Alphaomega Pulcherima Rambang
Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan.
(Amsal 31:25)
Wanita cenderung lebih mudah khawatir dibandingkan pria, setuju wanita? Sebagai wanita saya harus mengakui hal ini, karena kenyataannya saya dapat dengan mudah mengkhawatirkan berbagai hal yang mungkin atau tidak terjadi dalam hidup saya. Contohnya, saat saya di usia belasan, alias belum kepala dua, saya pernah mengkhawatirkan tentang bagaimana jika tidak ada pria yang menikahi saya. Konyol bukan?
Tapi, sahabatku, para wanita sejagad, jujurlah... Kalian pernah mengkhawatirkan hal yang seperti itu bukan? Mengkhawatirkan hal-hal yang belum waktunya dikhawatirkan, membuat kita galau karena berpikir terlalu jauh. Well, saya harus mengakui juga, di usia kepala dua pun kekhawatiran ini masih ada.
Itu baru tentang pasangan hidup, belum lagi berbagai masalah lain mengantri di pikiran wanita untuk dikhawatirkan. Otak kita dipenuhi dengan berbagai pertanyaan ‘bagaimana jika’ yang pada kenyataannya sama sekali tidak beralasan.
Bagaimana jika pria ini sama dengan pria yang sebelumnya melukai saya? – Padahal tidak semua pria sama.
Bagaimana jika acara yang saya handle gagal? – Padahal semua persiapan sudah oke.
Bagaimana jika keputusan saya salah? – Padahal sudah berdoa dan mempertimbangkan semua aspek pengambilan keputusan.
Bagaimana jika rekan sekerja saya marah? – Padahal saya tidak melakukan sesuatu yang salah.
Bagaimana jika saya susah punya anak? – Padahal baru menikah 2 bulan.
Hmm... daftarnya bisa semakin panjang kalau diteruskan.
Sepertinya apa yang dipikirkan wanita isinya pesimisme ya, membayangkan ini itu yang kebanyakan negatif melulu. Kendati keadaan sebenarnya baik-baik saja, tapi sepertinya selalu ada saja yang dikhawatirkan. Huaaaa.... Mengerikan! Tidak heran wanita lebih mudah depresi kalo isi pikiran negatif terus kaya gitu...
Tapi ada wanita yang berbeda. Ada seorang wanita di Alkitab yang TERTAWA TENTANG HARI DEPANNYA.
Dia tertawa lho... Dia ngga khawatir atau meratapi hari depannya. Dia tenang. Dia melihat sesuatu yang berbeda dibandingkan wanita lain. Dia memiliki pengharapan. Dia tahu kepada siapa dia berharap. Dia tahu, tidak... dia yakin! Dia yakin kalau dia tidak akan dikecewakan. Dia adalah istri yang cakap di Amsal 31 yang terkenal itu.
Mengapa dia berbeda?
Amsal 31:30 memberikan gambaran penting perbedaan wanita ini dengan wanita lain:
Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia,
tetapi istri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.
Oke, wanita Amsal 31 adalah wanita yang takut akan TUHAN.
NOTED ^_^
Dia takut akan TUHAN. Inilah yang membedakannya dengan wanita-wanita lain.
Yang dimilikinya bukan ketakutan pada aturan atau perasaan ngeri menghadapi sesuatu yang bisa menyakitinya. Kalau hanya itu yang dimilikinya, tentunya dia tidak akan dipuji-puji. Karena jika itu terjadi, dia hanya akan berjalan dan bertindak berdasarkan aturan dan hukum yang berlaku. Melampaui semua itu, takut akan Tuhan yang dimiliki wanita ini adalah rasa hormat kepada Tuhan.
Dia mengalami TUHAN yang sesungguhnya dari hubungan pribadinya. TUHAN adalah segalanya baginya. Kekuatan di dalam kelemahannya. Penyelamatnya dari hukuman dosa. Penghiburan di dalam dukacitanya. Pengharapannya di tengah ketidakpastian. Terang di dalam gelapnya. Pelindungnya di setiap waktu. Sukacita di dalam kesesakannya. Kebenaran yang membebaskannya. Penjaganya yang tidak pernah terlelap.
Ia tahu ia selalu punya alasan untuk tersenyum, karena BAPA, Sahabat, sekaligus Suami terbaik, tidak pernah sedetikpun meninggalkannya. Memiliki TUHAN seperti ini, bagaimana dia tidak tertawa memandang hari depannya?
Selama dia memiliki TUHAN di dalam hidupnya, tenanglah jiwanya.
Hubungan dengan TUHAN-lah yang mengubah hidup wanita Amsal 31, dari dalam ke luar. Bukan apa yang terjadi di luar yang mempengaruhi bagaimana dia berpikir dan bertindak, tetapi apa yang di dalamnya. TUHAN yang hidup di dalamnya, menghasilkan buah-buah yang manis dalam kehidupannya. Buah di dalam, karakter yang memesona orang lain, karakter Kristus. Buah ke luar, bagaimana TUHAN menjadikannya berkat bagi kehidupan orang lain. Dia tahu TUHAN yang di dalam dirinyalah yang mengubah hidupnya. Dia tertawa tentang hari depannya, karena tahu kalau dia melangkah dalam rancangan terbaik sang Raja Maha Kuasa, hari depannya begitu terang sehingga menyilaukannya. Dia menolak melihat hal yang buruk, karena dengan mata iman dan pengharapannya yang pasti di dalam Kristus, dia hanya melihat yang terbaik. Dia tenang karena masa depannya aman di tangan Penulis hidupnya.
Apakah hubungan pribadinya dengan TUHAN cukup untuk membuatnya selalu tertawa memandang hari depannya? Perhatikan ayat ini juga:
Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan.
(Amsal 31:25)
Wanita suka pakaian. Hayooo ngaku deh, kebanyakan wanita suka belanja pakaian kan? Tiap wanita punya ukuran pakaian dan selera yang berbeda pula. Tiap hari wanita dihadapkan pada pilihan, pakaian apa yang akan dikenakannya. Nah, wanita Amsal 31 mengenakan pakaian yang berbeda dengan apa yang dikenakan wanita lain. Pakaiannya adalah KEKUATAN dan KEMULIAAN.
Pakaian macam apa ini?
Mungkin kita bingung, karena jelas-jelas ini bukan jenis pakaian yang dijual di toko-toko. Hehehe… Namun, jika kita sering membaca Mazmur, kita akan menemukan bahwa pemazmur dalam berbagai ayat berkata jika kekuatan dan kemuliaannya adalah TUHAN.
Aku mengasihi Engkau, ya TUHAN, kekuatanku!
(Mazmur 18:2)
TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepadaNya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepadaNya.
(Mazmur 28:7)
Tetapi Engkau, TUHAN adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku.
(Mazmur 3:4)
TUHAN adalah pakaian wanita Amsal 31? Come on, apa maksudnya?
Oke, kita akan membicarakan pakaian kali ini. Pakaian berfungsi untuk melindungi tubuh kita dari berbagai hal (panas, dingin, atau sentuhan dengan berbagai benda asing), menutupi aurat, memberikan rasa nyaman, memperindah penampilan, dan lain lain.
Wanita Amsal 31 memilih menjadikan TUHAN sebagai kekuatan dan kemuliaannya selama ia hidup, bahkan saat dia punya pilihan lain.
Hampir sebagian besar di waktu kita sepanjang hari, kita menggunakan pakaian. Namun, pilihan untuk mengenakan pakaian seperti apa sepenuhnya ada di tangan kita. Hal itu sama dengan pilihan untuk menaati TUHAN dan mencintai-Nya dalam segala hal atau sebaliknya. Pilihan seperti itu selalu ada di setiap waktu. Kita SELALU DIPERHADAPKAN DENGAN PILIHAN mengenai bagaimana kita berpikir, berbicara, bereaksi maupun bertindak. Apakah dengan kekuatan Tuhan dan ditujukan untuk kemuliaan-Nya? Hidup dalam takut akan Tuhan adalah hal yang baik. Tapi, pertanyaannya, apakah kita selalu memilih untuk tunduk pada-Nya? Apakah kita memilih berlari pada-Nya apapun yang terjadi, atau kita hanya dekat dengan-Nya di waktu-waktu tertentu?
Saat keadaan buruk, wanita Amsal 31 masih bisa khawatir, dia masih manusia lho. Ada saat-saat yang menggoncangkannya dan dia masih merasakan kekhawatiran atau ketakutan. Ada saat dimana dia meragukan masa depannya, ada waktu dimana dia membayangkan hal yang buruk, tapi dia tidak berlama-lama tinggal dalam keadaan demikian. Setiap kali mengalaminya, dia MEMILIH berlari pada TUHAN untuk menyerahkan kekhawatirannya dan menyatakan segala yang dirasakannya. Damai sejahtera dari TUHAN yang melampaui akal dan pikiran memelihara hatinya untuk tetap tenang dan berani menghadapi apapun. Kemudian dia akan menguatkan hatinya dan berkata, “Waktu aku takut, aku ini percaya kepadaMu.” Tuhan selamanya menjadi kekuatan dan alasannya bermegah dalam segala keadaan.
Wanita Amsal 31 tinggal dengan tenang di dalam TUHAN. Dia meletakkan semua pengharapannya di dalam TUHAN karena dia tahu satu hal, saat apa yang dia harapkan tidak terjadi, itu karena TUHAN telah menyiapkan yang lebih baik. Wanita ini tahu kalau di luar TUHAN pengharapannya akan sia-sia, karena itu dia MEMILIH untuk menaruh harapannya kepada TUHAN. SEMUANYA. Wanita ini tahu pengharapannya tidak mengecewakan, karena dia tahu kepada siapa dia berharap. Dia tahu kepada siapa dia percaya, dia yakin tidak akan dikecewakan dan dia tertawa memandang hari depannya.
Apakah kita akan memilih pilihan yang sama?
makasih kak, sangat memberkati.Gbu
ReplyDeleteTerima kasih kak.. sangat memberkati..
ReplyDeleteTrimakasih sangat menguatkan dan mengingatkan diri kembali utk tetap fokus dan tertuju kpdNya Sang empunya Hidup💕💕💕
ReplyDelete