by Sarah Eliana
Akhirnya kenakanlah topi baja keselamatan dan genggamlah pedang Roh, yaitu Sabda Allah.
Efesus 6 : 17
Ayat
ini dari dulu selalu bikin aku bingung, apalagi waktu pertama kali
terima Yesus. Apa sih maksudnya mengenakan topi baja keselamatan? Aku
kan udah diselamatkan, lalu kenapa keselamatan itu harus aku kenakan
layaknya topi baja? Kenapa keselamatan diumpamakan seperti topi baja?
Bikin bingung banget kan? Tapi, puji Tuhan, Dia jelaskan arti ayat ini
sedikit demi sedikit tentang apa artinya mengenakan topi baja keselamatan dan kenapa
keselamatan itu penting untuk dikenakan layaknya topi baja.
1 Petrus 5 : 8 katakan
Musuh kita, si iblis, selalu mencari mangsa. Setiap detik, setiap saat ia mencari orang yang dapat ditelannya. Bagaimana cara dia "menelan" kita? Salah satu cara yang paling disukanya adalah dengan memberikan godaan dan hasutan melalui pikiran kita. Apakah kamu sudah pernah dengar kalimat - kalimat berikut?
"Ayolah .. nonton aja film porno ini. Gak ada yang tau koq!"
"Wahh ... katanya kamu udah terima Tuhan, koq nonton film porno? Anak Tuhan koq seperti ini! Yakin kamu udah diselamatkan? Pasti belum, makanya kamu bikin dosa lagi ... bikin dosa lagi"
"Hidupmu koq susah sekali yach? Yakin Tuhan sayang kamu? Kamu pasti gak dikasihi Tuhan, makanya Dia gak dengarkan permintaan kamu!"
Pernah? Pasti, walau mungkin dengan versi yang sedikit berbeda tapi kita semua pasti pernah mendengar "bisikan - bisikan" yang bikin kita meragukan apakah kita betul - betul sudah selamat. Pasti pernah dengar "hasutan - hasutan" yang bikin kita meragukan kasih Tuhan untuk kita.
Nah, inilah sebabnya kenapa dalam Efesus 6 : 10 - 18 Paulus mengajak kita untuk mengenakan perlengkapan senjata Allah. Aku dulu bingung sekali kenapa disuruh memakai perlengkapan senjata. Aku gak lagi perang koq! Tapi perikop ini mengatakan
Paulus ingin mengingatkan kita bahwa setiap hari dan setiap saat si iblis mengadakan peperangan rohani dengan kita, mulai dari menipu kita tentang kasih Tuhan, menipu kita soal keselamatan kita, membingungkan kita soal gambar diri kita, menggoda kita untuk jatuh dalam dosa, hingga membuat kita segan untuk mengabarkan injil kepada orang - orang didekat kita. Everyday is a spiritual warfare. Oleh sebab itu kita perlu dengan setia menggunakan perlengkapan senjata Allah, mulai dari mengenakan ikan pinggang kebenaran hingga pedang roh. Kita harus memakai perlengkapan senjata Allah dengan lengkap!
Namun yang ingin aku bahas secara khusus disini adalah tentang topi baja keselamatan. Kenapa keselamatan harus dipakai sebagaimana layaknya topi baja? Well, karena pikiran kita biasanya adalah bagian yang paling sering diusik dan diserang oleh si iblis. Ketika kita mengenakan keselamatan untuk melindungi pikiran kita, tipu muslihat dan hasutan si iblis akan mental dan jatuh ke tanah!
Tapi, apa maksudnya "mengenakan keselamatan"? Gimana caranya keselamatan bisa dikenakan layaknya topi baja? Teman - teman, mari baca paragraf berikut yang aku terjemahkan dari buku "And the angels were silent" (Max Lucado)
1 Petrus 5 : 8 katakan
Sadarlah
dan berjaga - jagalah! Lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama
seperti singa yang mengaum - aum dan mencari orang yang dapat
ditelannya.
Musuh kita, si iblis, selalu mencari mangsa. Setiap detik, setiap saat ia mencari orang yang dapat ditelannya. Bagaimana cara dia "menelan" kita? Salah satu cara yang paling disukanya adalah dengan memberikan godaan dan hasutan melalui pikiran kita. Apakah kamu sudah pernah dengar kalimat - kalimat berikut?
"Ayolah .. nonton aja film porno ini. Gak ada yang tau koq!"
"Wahh ... katanya kamu udah terima Tuhan, koq nonton film porno? Anak Tuhan koq seperti ini! Yakin kamu udah diselamatkan? Pasti belum, makanya kamu bikin dosa lagi ... bikin dosa lagi"
"Hidupmu koq susah sekali yach? Yakin Tuhan sayang kamu? Kamu pasti gak dikasihi Tuhan, makanya Dia gak dengarkan permintaan kamu!"
Pernah? Pasti, walau mungkin dengan versi yang sedikit berbeda tapi kita semua pasti pernah mendengar "bisikan - bisikan" yang bikin kita meragukan apakah kita betul - betul sudah selamat. Pasti pernah dengar "hasutan - hasutan" yang bikin kita meragukan kasih Tuhan untuk kita.
Nah, inilah sebabnya kenapa dalam Efesus 6 : 10 - 18 Paulus mengajak kita untuk mengenakan perlengkapan senjata Allah. Aku dulu bingung sekali kenapa disuruh memakai perlengkapan senjata. Aku gak lagi perang koq! Tapi perikop ini mengatakan
Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis.
(ayat 11)
Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata
Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu
dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.
(ayat 13)
Paulus ingin mengingatkan kita bahwa setiap hari dan setiap saat si iblis mengadakan peperangan rohani dengan kita, mulai dari menipu kita tentang kasih Tuhan, menipu kita soal keselamatan kita, membingungkan kita soal gambar diri kita, menggoda kita untuk jatuh dalam dosa, hingga membuat kita segan untuk mengabarkan injil kepada orang - orang didekat kita. Everyday is a spiritual warfare. Oleh sebab itu kita perlu dengan setia menggunakan perlengkapan senjata Allah, mulai dari mengenakan ikan pinggang kebenaran hingga pedang roh. Kita harus memakai perlengkapan senjata Allah dengan lengkap!
Namun yang ingin aku bahas secara khusus disini adalah tentang topi baja keselamatan. Kenapa keselamatan harus dipakai sebagaimana layaknya topi baja? Well, karena pikiran kita biasanya adalah bagian yang paling sering diusik dan diserang oleh si iblis. Ketika kita mengenakan keselamatan untuk melindungi pikiran kita, tipu muslihat dan hasutan si iblis akan mental dan jatuh ke tanah!
Tapi, apa maksudnya "mengenakan keselamatan"? Gimana caranya keselamatan bisa dikenakan layaknya topi baja? Teman - teman, mari baca paragraf berikut yang aku terjemahkan dari buku "And the angels were silent" (Max Lucado)
"Bayangkan,
untuk sesaat, diri Anda dalam situasi ini. Jam - jam terakhirmu dengan
anakmu yang akan dikirim ke luar negeri sebagai seorang tentara didaerah
perang. Saat-saat terakhirmu dengan pasanganmu yang sedang sekarat.
Satu kunjungan terakhir dengan orang tuamu. Apa yang engkau katakan? Apa
yang engkau lakukan? Kata-kata apa yang engkau pilih?
Perlu
dicatat bahwa Yesus memilih doa. Dia memilih untuk berdoa bagi kita
dalam jam - jam terakhirnya sebelum via Dolorosa. "Aku berdoa untuk
orang-orang ini (para rasul). Tapi aku juga berdoa untuk semua orang
yang akan percaya kepada-Ku karena ajaran mereka. Bapa, Aku berdoa agar
semua orang yang percaya kepadaKu bisa menjadi satu ... Aku berdoa agar
mereka juga dapat menjadi salah satu didalam Kita, sehingga dunia akan
percaya bahwa Engkaulah yang mengutus Aku".
Doa terakhir adalah tentang engkau. Kesakitan dan kesengsaraan terakhirNya adalah untukmu. Pikiran terakhirNya adalah dirimu.
Kemanusiaannya
memohon agar dibebaskan dari apa yang dapat dilihat keilahian-Nya.
Yesus, sang tukang kayu, memohon kepada Bapa. Yesus, dalam
kemanusianNya, mengintip ke dalam lubang gelap dan memohon, "Tidak
adakah cara lain?"
Apakah Ia
mengetahui jawabannya sebelum Ia menanyakan pertanyaan tersebut? Apakah
hati manusiaNya berharap Bapa SurgawiNya akan menemukan cara lain? Kita
tidak tau. Tapi kita tau bahwa Ia meminta supaya cawan tersebut lalu
dariNya. Kita tau ada waktu dimana, jika Ia dapat, Ia akan memalingkan
wajahNya dari semua itu.
Tapi Ia tidak dapat melakukan itu.
Dia tidak
dapat melakukan itu karena Ia melihat engkau. Saat itu, ditengah -
tengah dunia yang tidak adil bagiNya, Ia melihat engkau. Ia melihat
engkau dilemparkan ketengah - tengah sungai kehidupan yang tidak engkau
minta. Ia melihat engkau dikhianati orang - orang yang engkau kasihi. Ia
melihat engkau dalam tubuhmu yang menjadi sakit dan jantungmu yang
menjadi lemah.
Ia melihat
engkau dalam taman Getsemanimu dikelilingi pepohonan yang tinggi dan
teman - teman yang tertidur. Ia melihat engkau yang menatap kedalaman
kegagalanmu dan mulut kuburmu. Ia melihatmu di taman Getsemanimu, dan Ia
tidak mau engkau sendirian.
Ia mau
engkau tau bahwa Ia pun sudah pernah berada di taman Getsemani. Ia tau
sakitnya dikhianati. Ia tau dan mengerti kebingungan yang engkau alami.
Ia tau bagaimana rasanya menghadapi dua pilihan. Ia tau bagaimana
rasanya mencium bau si iblis. Dan lebih dari semua itu, Ia tau bagaimana
rasanya memohon kepada Tuhan untuk merubah pikiranNya, dan mendengar Ia
berkata dengan lembut namun tegas, "Tidak".
Di taman Getsemani, Tuhan Yesus mengambil keputusan. Ia lebih suka memilih disalibkan untukmu daripada ke Surga tanpa dirimu".
- Max Lucado dari bukunya "And the angels were silent" -
Teman -
teman, mari kita jujur kepada diri sendiri sesaat. Apakah kita selalu
mengingat hal ini setiap hari dan setiap saat? Apakah saat kita tergoda
untuk melakukan sesuatu yang akan mendukakan hati Tuhan, kita mengingat
kembali bagaimana keselamatan kita diperoleh? Apakah kita menengking
iblis yang menggoda kita dengan berkata, "Enyahlah kau dariku! Aku
adalah anak sang Pencipta langit dan bumi! Ia telah membeliku dengan
darahNya yang kudus!" ? Saat hidup menjadi berat dan sukar, apakah kita
mengingat kembali pengorbananNya diatas kayu salib? Apakah kita
mengingat kemabli bagaimana Ia melihat wajah kita saat Ia tergantung
diatas kayu salib dan berkata, "Sudah selesai!" dan menyerahkan nyawaNya
ganti kita?
Seringkali kita lupa, bukan? Itu pula sebabnya kenapa kita menjadi rentan terhadap dosa dan godaan iblis. Itu pula sebabnya kenapa saat hidup menjadi sukar, saat Tuhan berkata tidak terhadap permintaan kita, kita menjadi kecewa dan berteriak - teriak mempertanyakan keadilan dan kasih Tuhan. Ah, betapa tidak layaknya kita mempertanyakan kasih dan keadilanNya ketika Ia sudah memberikan tubuhNya untuk disiksa dan nyawaNya untuk diserahkan ganti kita. Ia mati supaya kita hidup, dan tidak hanya hidup .. tapi mempunyainya dalam segala kelimpahan (Yohanes 10 : 10). Bukan ... bukan berarti menjadi pengikut Kristus kita akan selalu berlimpah harta karun. Roma 8 : 37 katakan bahwa kita lebih daripada pemenang - more than conquerors. Allah sudah menaklukkan kekuatan dosa atas kita. Jangan lagi kita mau terbelenggu dalam rantai dosa yang hendak iblis kenakan pada kita. Sebaliknya, mari kita kenakan topi baja keselamatan. Ingatlah apa yang Kristus sudah lakukan bagi kita. Karya keselamatanNya diatas kayu salib haruslah menjadi bagian dari pikiran kita yang selalu kita ingat setiap hari, selalu kita hargai setiap saat sehingga ia melindungi pikiran kita bagaikan topi baja. Karena karya Kristus, kita sudah menang atas dosa dan maut! Kita lebih dari pemenang karena Kristus yang memenangkan kita dan tidak ada satu apapun yang dapat memisahkan kita dari kasihNya! (Roma 8 : 37 - 38).
Teman, saat pengorbanan Kristus diatas kayu salib menjadi bagian dari pikiran kita setiap harinya ... ketika penderitaanNya menjadi bagian dari hidup kita .... waktu kematianNya diatas kayu salib menjadi "driving force" dibalik pikiran, perkataan, dan perbuatan kita .. menjadi lifestyle kita, kamu tau apa yang terjadi? Kita menjadi manusia - manusia yang senantiasa bergantung kepada kasih Allah dan dapat mengucap syukur dalam segala hal (1 Tesalonika 5 : 18). Seberat apapun cobaan dan pergumulan kita, kita tau bahwa Ia mengerti karena Ia sudah mengalami semuanya 100 bahkan 1000 kali lipat lebih berat dari apa yang kita alami. Ketika Allah berkata tidak terhadap permintaan kita, kita tau Yesus mengerti karena Ia pun pernah mendengar kata "tidak" itu dari Sang Bapa. Ketika cobaan dan pergumulan datang, kita tidak menjadi marah dan berteriak - teriak mempertanyakan kasih Tuhan karena kita selalu ingat bukti kasihNya yang paling besar yang sudah Ia tunjukkan diatas kayu salib. Kita tidak mempertanyakan keadilan Tuhan karena, teman, karyaNya diatas kayu salib sebetulnya bukanlah sesuatu yang 'adil' .. kita semua seharusnya berjalan menuju kematian kekal, namun Ia korbankan nyawaNya supaya kita memperoleh keselamtan kekal. Kita tidak pantas menerima hal itu! Namun dalam 'keadilanNya' yang melebihi akal pikiran kita, Ia berkorban ganti kita. Pantaskah kita mempertanyakan keadilanNya untuk suatu hal kecil ketika Ia sudah melakukan hal yang membuat para malaikat takjub dan iblis gemetar bagi kita??
Ketika Allah berkata tidak, kita tidak meraung - raung mencaci maki Tuhan karena kita selalu ingat akan harga yang telah Ia bayar ganti hidup kita. Dapatkah Ia yang sudah merengang nyawa ganti kita mengatakan "tidak" karena Ia jahat dan tidak mengasihi kita? Dapatkah Ia yang sudah memberikan tubuhNya untuk dicambuk dan disiksa memberikan ular beracun kepada kita? Tidak! Tentu Tidak!
Ketika iblis menggoda kita untuk berdosa dan mendukakan hati Tuhan, kita berkata "TIDAK! NyawaNya yang Ia berikan kepadaku terlalu berharga untuk kukhianati demi 'kesenangan' sesaat".
Ya, teman ... mari kenakan keselamatan yang sudah Ia berikan bagi kita setiap hari ... setiap waktu. Ingat - ingatlah kesengsaraan, pengorbanan dan karyaNya diatas kayu salib. Jadikan ini sebagai topi baja pelindung pikiran kita dalam peperangan rohani kita setiap saat. Jangan lupakan apa yang telah Ia lakukan bagi kita, karena sedetik pun kita lupa, disaat itulah tipuan iblis dengan mudah mengotori pikiran kita dan membuat kita ragu atas kebenaran Firman Tuhan, atas kasihNya, dan membuat kita rentan terhadap godaan dosa.
Kita adalah anak Allah yang Maha Tinggi .. Pencipta langit dan bumi! Ingatlah itu setiap hari. Firman Tuhan katakan:
Ah
teman, adakah yang lebih indah lagi dibanding kasih dan pengorbananNya
bagi kita? Ingatlah ini ... saat Ia tergantung diatas kayu salib, Ia
melihat wajahmu! Ia berdoa bagimu! Jangan lupakan, teman. Jangan lupakan
pengorbanan dan kasihNya. Taruh dan kenakan dipikiranmu setiap saat.
Biarkan wajahNya yang menatap engkau dan berkata "Aku mengasihimu"
menjadi wajah yang engkau tatap setiap hari. Keselamatan yang engkau
peroleh telah dibayar mahal dengan darahNya. Kenakan dipikiranmu bagai
topi baja supaya pikiranmu terlindungi dari bisikan, godaan dan hasutan
iblis atasmu ... supaya engkau menjadi putra dan putri Allah yang dapat
bersyukur dalam segala hal dan yang dapat berserah kepada kehendakNya
bagimu dengan hati yang rela. Terlebih lagi, supaya hidupmu setiap
harinya menjadi refleksi atas ucapan syukur hatimu atas pengorbananNya.
Mungkinkah orang yang bersyukur berteriak - teriak marah dan mencaci
maki orang yang telah berkorban nyawa baginya? Mungkinkah orang yang
telah diselamatkan oleh orang lain dari kematian melakukan sesuatu yang
semakin melukai sang penyelamat tersebut? Tidak, bukan?
Karena itu, mari kita kenakan topi baja keselamatan setiap hari dan setiap waktu supaya kita tidak lupa apa yang telah Ia lakukan bagi kita ... supaya rasa syukur kita tidak hanya terucap dibibir, tapi menjadi lifestyle kita sehari - hari ... supaya hidup kita menjadi refleksi dari ucapan syukur kita atas keselamatan yang Ia berikan bagi kita. Supaya NamaNya dimuliakan melalui dan didalam hidup kita!
Seringkali kita lupa, bukan? Itu pula sebabnya kenapa kita menjadi rentan terhadap dosa dan godaan iblis. Itu pula sebabnya kenapa saat hidup menjadi sukar, saat Tuhan berkata tidak terhadap permintaan kita, kita menjadi kecewa dan berteriak - teriak mempertanyakan keadilan dan kasih Tuhan. Ah, betapa tidak layaknya kita mempertanyakan kasih dan keadilanNya ketika Ia sudah memberikan tubuhNya untuk disiksa dan nyawaNya untuk diserahkan ganti kita. Ia mati supaya kita hidup, dan tidak hanya hidup .. tapi mempunyainya dalam segala kelimpahan (Yohanes 10 : 10). Bukan ... bukan berarti menjadi pengikut Kristus kita akan selalu berlimpah harta karun. Roma 8 : 37 katakan bahwa kita lebih daripada pemenang - more than conquerors. Allah sudah menaklukkan kekuatan dosa atas kita. Jangan lagi kita mau terbelenggu dalam rantai dosa yang hendak iblis kenakan pada kita. Sebaliknya, mari kita kenakan topi baja keselamatan. Ingatlah apa yang Kristus sudah lakukan bagi kita. Karya keselamatanNya diatas kayu salib haruslah menjadi bagian dari pikiran kita yang selalu kita ingat setiap hari, selalu kita hargai setiap saat sehingga ia melindungi pikiran kita bagaikan topi baja. Karena karya Kristus, kita sudah menang atas dosa dan maut! Kita lebih dari pemenang karena Kristus yang memenangkan kita dan tidak ada satu apapun yang dapat memisahkan kita dari kasihNya! (Roma 8 : 37 - 38).
Teman, saat pengorbanan Kristus diatas kayu salib menjadi bagian dari pikiran kita setiap harinya ... ketika penderitaanNya menjadi bagian dari hidup kita .... waktu kematianNya diatas kayu salib menjadi "driving force" dibalik pikiran, perkataan, dan perbuatan kita .. menjadi lifestyle kita, kamu tau apa yang terjadi? Kita menjadi manusia - manusia yang senantiasa bergantung kepada kasih Allah dan dapat mengucap syukur dalam segala hal (1 Tesalonika 5 : 18). Seberat apapun cobaan dan pergumulan kita, kita tau bahwa Ia mengerti karena Ia sudah mengalami semuanya 100 bahkan 1000 kali lipat lebih berat dari apa yang kita alami. Ketika Allah berkata tidak terhadap permintaan kita, kita tau Yesus mengerti karena Ia pun pernah mendengar kata "tidak" itu dari Sang Bapa. Ketika cobaan dan pergumulan datang, kita tidak menjadi marah dan berteriak - teriak mempertanyakan kasih Tuhan karena kita selalu ingat bukti kasihNya yang paling besar yang sudah Ia tunjukkan diatas kayu salib. Kita tidak mempertanyakan keadilan Tuhan karena, teman, karyaNya diatas kayu salib sebetulnya bukanlah sesuatu yang 'adil' .. kita semua seharusnya berjalan menuju kematian kekal, namun Ia korbankan nyawaNya supaya kita memperoleh keselamtan kekal. Kita tidak pantas menerima hal itu! Namun dalam 'keadilanNya' yang melebihi akal pikiran kita, Ia berkorban ganti kita. Pantaskah kita mempertanyakan keadilanNya untuk suatu hal kecil ketika Ia sudah melakukan hal yang membuat para malaikat takjub dan iblis gemetar bagi kita??
Ketika Allah berkata tidak, kita tidak meraung - raung mencaci maki Tuhan karena kita selalu ingat akan harga yang telah Ia bayar ganti hidup kita. Dapatkah Ia yang sudah merengang nyawa ganti kita mengatakan "tidak" karena Ia jahat dan tidak mengasihi kita? Dapatkah Ia yang sudah memberikan tubuhNya untuk dicambuk dan disiksa memberikan ular beracun kepada kita? Tidak! Tentu Tidak!
Ketika iblis menggoda kita untuk berdosa dan mendukakan hati Tuhan, kita berkata "TIDAK! NyawaNya yang Ia berikan kepadaku terlalu berharga untuk kukhianati demi 'kesenangan' sesaat".
Ya, teman ... mari kenakan keselamatan yang sudah Ia berikan bagi kita setiap hari ... setiap waktu. Ingat - ingatlah kesengsaraan, pengorbanan dan karyaNya diatas kayu salib. Jadikan ini sebagai topi baja pelindung pikiran kita dalam peperangan rohani kita setiap saat. Jangan lupakan apa yang telah Ia lakukan bagi kita, karena sedetik pun kita lupa, disaat itulah tipuan iblis dengan mudah mengotori pikiran kita dan membuat kita ragu atas kebenaran Firman Tuhan, atas kasihNya, dan membuat kita rentan terhadap godaan dosa.
Kita adalah anak Allah yang Maha Tinggi .. Pencipta langit dan bumi! Ingatlah itu setiap hari. Firman Tuhan katakan:
Oleh
karena engkau berharga dimata-Ku dan mulia dan Aku ini mengasihi
engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa - bangsa
sebagai ganti nyawamu.
Yesaya 43 : 4
Karena itu, mari kita kenakan topi baja keselamatan setiap hari dan setiap waktu supaya kita tidak lupa apa yang telah Ia lakukan bagi kita ... supaya rasa syukur kita tidak hanya terucap dibibir, tapi menjadi lifestyle kita sehari - hari ... supaya hidup kita menjadi refleksi dari ucapan syukur kita atas keselamatan yang Ia berikan bagi kita. Supaya NamaNya dimuliakan melalui dan didalam hidup kita!
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
Kolose 2 : 6 - 7
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^