Ketika
kasih berarti ‘mengasihi orang-orang yang terlupakan’, kita dapat merayakan
hari kasih sayang dengan penuh makna
:)
Guys, pernahkah kalian berpikir bahwa suatu saat nanti
kalian akan menjadi tua (jadi opa-oma)? Pernahkah kalian berpikir bahwa suatu
saat nanti kalian akan mempunyai anak dan cucu?
Well... aku yakin kalo sebagian besar (ato
jangan-jangan malah semuanya?) pernah berpikir seperti itu. Tapiiiii, pernahkah
kalian berpikir juga, bahwa suatu hari nanti orang-orang yang kamu kasihi akan
meninggalkanmu sendirian *konteksnya keluarga nih*? Kamu bakal tinggal di
sebuah panti wreda (panti jompo) tanpa anak dan cucumu?
Perlu kalian tahu, itulah yang ada di pikiran para opa-oma
di zaman sekarang (walaupun ada di antara mereka yang masih tinggal bersama
dengan anak-cucu mereka). Para opa-oma ini kangen sama keluarga mereka,
kebersamaan bersama dengan anak-cucu, tawa dari orang-orang yang mereka
kasihi...yang (sayangnya) nggak bisa mereka dapatkan sekarang.
Nah, karena itulah... pada salah satu momen Valentine,
komunitas remaja gerejaku mengadakan kunjungan ke Panti Wreda Asih, yang
letaknya sekitar 20 menit dari gereja hehe.
Persekutuan bersama mereka dimulai dengan puji-pujian,
dilanjutkan dengan ucapan terima kasih dari koordinator Panti Wreda Asih. Di
situ beliau juga menyampaikan tentang salah satu program yang diadakan panti
tersebut, yaitu ‘Compassion for
Grandparents’.
“Apaan tuh, ‘Compassion
for Grandparents’?”
Guys, program ini adalah program di mana kita bisa
menjadikan opa ato oma yang ada di sana sebagai opa ato oma angkat kita :)
misalnya, aku mau oma A jadi oma angkatku. Lewat program ini, kita bisa
mengunjungi mereka, memberikan hadiah, ato cuma sekadar mengobrol dengan
mereka. Kita juga bisa kok, menabung untuk kebutuhan mereka di panti itu.
Setelah itu, ada renungan singkat hehe. Inti renungan waktu
itu adalahhhhhhh kita harus mengasihi orang-orang di sekitar kita (termasuk
orang tua dan opa-oma kita), sebelum semuanya terlambat. Oya, renungan tersebut
didasari dari Amsal 17:17 :)
Selanjutnyaaaaaa, ada sesi ngobrol sama oma-opa di sana
:D Setiap anak mengobrol dengan setiap opa ato oma yang ada di sana. Ada juga opa-oma
yang ngobrol dengan 2 anak :)
Aku ngobrol sama seorang oma, yang (maaf) pendengarannya
udah jauh berkurang. Jadi aku harus ngomong dalam jarak yang sangat dekat
dengan telinganya .__. Bukan cuma itu, aku juga harus sabar waktu ngobrol sama oma
ini *saking seringnya beliau mengulang perkataannya -.- but it’s okay lah for me
:)*
Dua hal yang paling nggak bisa aku lupain dari beliau
adalah senyumannya dan rasa terima kasihnya kepada Tuhan.
Jadi, ceritanya beliau agak kesusahan buat menyuapkan muffin dan puding, terus aku tolong deh
hehe. Dan setelah aku menyuapinya, beliau langsung tersenyum :’) duhhh
senyumannya mengalihkan perhatiankuuuu *jiah malah nggombal gini
:v#justkidding. lol*
Dan yang kedua, beliau juga bilang kalo beliau
bener-bener bersyukur sama Tuhan buat keluarganya yang baik. Walopun suaminya
udah nggak ada lagi, anak-anaknya juga cuma kadang-kadang telepon beliau *dan
juaraaangggg banget buat ketemu secara langsung. Bahkan ada anaknya yang
tinggal di Belanda (/ ._.)/*, beliau tetep bilang kalo semuanya itu udah lebih
dari cukup. “Terima kasih Tuhan, terima
kasih...”
FYI, walaupun cuma ada sekitar 25 orang yang ikut acara itu
*dan ada majelis penghubung juga*, I
really proud on them :D bahkan ada 1 anak yang sempet bikin aku sama yang
lain speechless waktu dia meluk oma
yang dia ajak ngobrol :$ ehehehe.
Thanks
God, for this Valentine day. Let it be our encouragement to keep loving the
forgotten ones :)
Aku
memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama
seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu
jikalau kamu saling mengasihi
(Yohanes
13:34-35)
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^