Aku
memperhatikan Dia dari seberang ruangan. Di sanalah Ia duduk,
menikmati makanan yang dihidangkan saudariku, Marta. Dia mendongakkan
kepalanya dan tertawa dengan suara yang menggelegar. Murid-murid-Nya
tertawa bersama-Nya. Saudaraku – Lazarus – membuat lelucon
seperti biasanya. Di sanalah mereka berdua duduk ...Dua orang yang
paling aku cinta di seluruh dunia. Salah satu dari mereka meninggal
dan dihidupkan kembali. Yang lainnya adalah Sumber Kehidupan. Oh,
betapa aku sangat diberkati! Hatiku meletup-letup dengan ledakan
cinta dan sukacita. Tanganku gemetar ketika aku meraih botol parfum
dari rak. Aku berjalan perlahan-lahan kepada-Nya ... Meletakkan satu
kaki di depan kaki yang lain dalam langkah-langkah kecil yang penuh
iman sambil mengingat-ingat semua yang telah Ia lakukan bagiku.
Satu
langkah ... Dia mengunjungi kami di rumah kami. Suasana saat itu
persis dengan suasana saat ini. Dia duduk di tengah ruangan.
Murid-Nya di sekeliling-Nya, mendengar dan belajar dari Rabbi yang
telah menyebabkan kehebohan di seluruh Yudea ini: Ia mengajar dengan
otoritas, Ia mengusir roh jahat, Ia menyembuhkan, Ia mengubah
kehidupan! Dan di ruangan inilah Ia duduk. Aku duduk mendengarkan di
dekat kaki-Nya.
Dua
langkah ... Saudariku Marta masuk ke ruangan dan mengeluh kepada-Nya
tentangku. Well, Ia mengajar dengan penuh otoritas sehingga
aku betul-betul lupa untuk membantu Marta. Aku pikir Ia akan
menegurku, lagipula bukankah tempat perempuan seharusnya di dapur?
Tetapi ternyata Ia tidak menegurku! Ia mengatakan bahwa aku telah
memilih bagian yang terbaik dan bahwa bagian itu tidak akan pernah
diambil dariku. Murid-murid-Nya tercengang. Mereka tampaknya juga
mengira bahwa Ia akan menegurku, tapi kenyataannya Ia justru
membelaku. Tidak ada guru Hukum Taurat yang pernah membela seorang
wanita! Siapa Dia? Siapakah Guru yang datang ke ruang tamuku ini dan
membela aku di hadapan para pria yang lain?
Tiga
langkah ... Aku dan Martha sangat khawatir. Lazarus, saudara kami
sedang sakit keras dan tidak ada yang dapat kami lakukan untuk
membantunya. Kami telah mengirim seseorang untuk memberitahukan-Nya
bahwa teman terkasih-Nya tertimpa sakit keras dan membutuhkan
pertolongan-Nya. Dia adalah seorang Penyembuh, dan kami percaya bahwa
Dia bisa dan akan menyembuhkan saudara kita. Kami menunggu ... dan
menunggu ... dan menunggu. Menit berubah menjadi jam ... jam berubah
menjadi hari. Dimana Dia? Apa yang menghalangi-Nya untuk datang?
Mengapa Dia tidak datang untuk menyelamatkan kami? Dia mengatakan
bahwa Dia mengasihi kami, tapi mengapa Dia tidak ada di sini? Dia
tidak pernah datang. Dia tidak ada di sana untuk membantu, dan
saudara kami meninggal. Sekarang tidak ada lagi harapan bagi kami!
Lazarus meninggal, dan tidak ada yang Dia bisa lakukan sekarang.
Empat
langkah ... Dia akhirnya tiba juga, tapi terlambat empat hari! Kami
telah mengubur saudara terkasih kami Lazarus 4 hari sebelumnya.
Banyak dari teman-teman kami yang datang untuk menghibur kami, tapi
Dia yang kehadiran-Nya paling kami harapkan justru terlambat 4 hari!! Aku
kecewa. Dia telah mengecewakan kami, dan aku tidak ingin melihat-Nya!
Jadi aku duduk di rumah sementara saudariku Marta pergi menemui-Nya
dan menyuarakan kemarahan dan kekecewaan kami, "Tuhan, jika Engkau tiba lebih awal, saudara kami tidak akan mati".
Lima
langkah ... Dia mengatakan kepada Marta bahwa saudara kami akan
bangkit lagi. Siapa yang mau Dia bohongi? Marta masuk ke dalam rumah
dan mengatakan bahwa Dia ingin bertemu denganku. Aku tidak mau. Aku
hanya ingin duduk di sini dan menangisi kematian saudara terkasihku,
tapi aku tau aku harus pergi menemui-Nya. Jadi aku bangkit berdiri
dan berjalan ke luar untuk menemui-Nya dan mengatakan kepada-Nya
betapa aku kecewa terhadap Dia. Aku marah bahwa Dia tidak datang di
saat kami sangat membutuhkan Dia. Aku ingin Dia tahu bahwa kami
sangat kecewa.
Enam
langkah ... Dia berdiri di luar rumah menungguku. Dia tersenyum
ketika melihatku. Aku tidak bisa melakukannya! Aku tersungkur di
kaki-Nya. Aku meratap dan meratap dan meratap. Aku mengulang-ulang
perkataan, "Kalau saja Engkau ada di sini, saudaraku pasti akan
tetap hidup!" Ia membungkuk, membantuku berdiri, dan aku
merasakan gelombang kasih dan cinta yang keluar dari-Nya. Dia
bertanya di mana saudaraku dibaringkan, dan kami membawa-Nya ke sana.
Di sana ... di kuburan Lazarus, Ia menangis. Ia menangis! Oh ...
betapa Ia mengasihi saudaraku, tapi sudah terlambat. Tidak ada lagi
yang Dia bisa lakukan. Air mata tidak akan membawa saudaraku kembali.
Tujuh
langkah ... Ia melangkah ke kubur itu dan memerintahkan supaya batu
yang menutupi kuburan itu diangkat. Apa yang Dia lakukan sekarang???
Lazarus sudah meninggal 4 hari, jika batu itu diangkat akan tercium
bau busuk! Apakah Ia begitu sedih sehingga kehilangan pikiran-Nya? Ia
mengatakan kepada kami bahwa kami akan melihat kemuliaan Allah, kemudia Ia
mulai berdoa. Ia kemudian berseru dengan suara-Nya yang berwibawa dan memerintahkan Lazarus untuk keluar! Dan lihat!
Keluarlah saudaraku yang telah mati selama berhari-hari ...
seolah-olah ia baru bangun dari tidur!
Dan di
sinilah aku sekarang ... berdiri di hadapan-Nya dengan botol parfum
di tanganku. Seluruh ruangan menjadi diam. Semua orang menatapku,
"Apa yang dia lakukan?" mereka
berbisik. Ia menatapku dengan pengertian dan cinta. Hatiku bersyukur
... bersyukur atas semua yang telah Ia lakukan untukku bahkan ketika
hatiku mengeras oleh ketidakpercayaan dan ketakutan.
Aku
menatap Ia sekarang. Elohim ... Sang Allah Pencipta ... duduk di
ruang tamuku ... makan makanan yang dibuat oleh tangan saudariku yang
Ia sendiri bentuk dan ciptakan ... bercanda dengan saudaraku yang
telah Ia bangkitkan dari dunia orang mati. Hatiku sekali lagi meledak
dengan letupan-letupan kasih, sukacita, dan
pemujaan untuk Yesus... Tuhan segala tuhan ... Juruselamat Penebusku
... dan aku sujud menyembah kepada-Nya.
Aku
membuka botol parfum dan kutuangkan di atas kaki-Nya ... kaki-Nya
yang lelah. Kaki yang berjalan di jalan-jalan berdebu Yudea
mewartakan Kerajaan Allah, menyentuh hidup, menyembuhkan hati yang
luka, memulihkan keluarga. Oh, betapa benar Firman Tuhan dari Kitab
Yesaya,
"How
beautiful upon the mountains are the feet of him who brings good
tidings, who publishes peace, who brings good tidings of good, who
publishes salvation, who says to Zion, Your God reigns!"
(Yesaya
52 : 7)
Betapa
indahnya kaki-Nya! Dalam hatiku yang terdalam kukatakan, "Ya
Tuhan ... Tuhanku ... bila kaki-Mu lelah, ingatlah ini. Ingat cintaku
untuk-Mu. Bila kaki-Mu sakit, ingat hadiah kecil ini ". Aku
membungkuk, mencium kakinya dan menyekanya dengan rambutku.
--------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------
Bagaimana
dengan engkau, saudariku? Apakah hatimu mengeras karena engkau telah
meminta Tuhan untuk membantumu, namu Ia tidak kunjung datang? Pada saat
engkau takut ... bagaimana reaksimu? Saat hatimu dipermainkan dan
dicampakan seperti sampah tak berharga, apa yang engkau lakukan?
Apakah engkau mengambil hatimu dan melindunginya dengan kekuatanmu
sendiri?
Apakah
engkau menguburnya dalam gua yang tertutup oleh batu besar sehingga
tak seorang pun bisa datang dan mencurinya? Jangan! Karena jika
engkau menguburnya, hatimu akan mengeluarkan bau busuk sama seperti
tubuh Lazarus akan berbau busuk jika Yesus tidak datang dan
membangkitkan dia dari antara orang mati. Jangan membunuh hatimu!
Berikan kepada Dia yang menciptakannya. Jangan seperti bangsa Israel
pada zaman Nabi Musa.
Bangsa
Israel dilindungi oleh kuasa Allah. Mereka telah melihat tentara
Firaun tersapu oleh Tangan Tuhan yang kuat di tengah Laut Merah yang
terbagi dua. Allah berjalan bersama mereka dalam tiang api dan tiang
awan. Mereka diberi makanan surgawi setiap hari tanpa gagal. Mereka
diselamatkan dari ratusan tahun penindasan oleh bangsa Mesir! Tapi,
apa yang mereka lakukan ketika dihadapkan dengan rasa takut? Mereka
berbalik dari Tuhan dan sujud menyembah kepada patung lembu emas.
Ketika
kisah cintamu berakhir pahit, dan hatimu pecah berkeping-keping
... apakah engkau berbalik dari Tuhan? Apa yang engkau lakukan ketika
rasa takut datang dan menatap wajahmu ... rasa takut ditolak lagi ...
takut terluka lagi dan lagi. Apa yang engkau lakukan? Aku berada di
posisi yang sama bertahun-tahun yang lalu.
Apa yang aku lakukan? Aku melindungi hatiku. Aku berkata pada diriku
sendiri bahwa laki-laki itu brengsek ... mereka semua diciptakan
untuk membuat hidup perempuan menderita. Aku tidak sujud menyembah
kepada anak lembu emas, tapi aku bersujud kepada kepongahan dan
kesombongan. Aku melindungi hati dengan gagah perkasa. Tidak ada yang
akan menyakitiku lagi. Tidak, aku tidak sujud menyembah kepada patung
lembu emas, tapi aku sujud kepada rasa takut dan kesombongan. A
golden calf nonetheless!
Alkitab
mengatakan "Orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh dalam
malapetaka" (Amsal 28: 14). Oh ... betapa aku jatuh ke dalam
kesulitan! Aku membenamkan hatiku dalam kotak yang terkunci di balik
batu besar. Hatiku terlindung dari rasa sakit dan penolakan, tapi
hatiku tidak terlindung dari satu hal: kepahitan. Hatiku menjadi
pahit dan dingin. Ini adalah sebuah perjalanan yang sepi, saudariku!
Aku berdoa supaya engkau berhenti berjalan di jalan itu.
Jadilah
seperti Maria. Ingat ... ingat semua kebaikan yang Tuhan telah
lakukan untukmu. Ya, ada saat-saat dimana Dia sepertinya telah
mengecewakanmu. Tapi coba tebak, IT'S NOT TRUE. Dia tidak
pernah gagal dan tak pernah mengecewakan. It's not in His nature.
Waktu Tuhan selalu sempurna, dan Dia tahu apa yang terbaik bagimu.
Serahkan hatimu pada-Nya. Jangan sujud menyembah kepada patung anak
lembu emasmu jika engkau tidak ingin hatimu menjadi seperti patung
itu: keras dan dingin. Indah dilihat, tetapi mati.
Renungkan
semua hal yang baik yang Tuhan telah lakukan untukmu. Berjalanlah
dalam langkah-langkah kecil iman dengan ucapan syukur dalam hatimu.
Dia telah memberimu pakaian untuk menutupi tubuhmu ... makanan untuk
mengisi perut kosongmu ... teman-teman untuk mendukung dan
mendorongmu. Ia telah memberimu hidup-Nya sehingga engkau dapat
hidup.
Berikan
hatimu yang hancur kepada Tuhan. Ia akan memperbaikinya. Jika hatimu
mengeras, serahkan kepada Bapa yang akan memberikan kelembutan.
Tunduklah pada Sang Pencipta hatimu. Ciumlah kaki-Nya, dan seka
dengan rambutmu. Biarkan indahnya wangi parfum menyelimuti hatimu
dengan cinta dan penyerahan kepada Tuhan. Dan lihatlah…
lihat hatimu yang bertumbuh dalam damai, sukacita dan pengharapan.
Tidak hanya indah untuk dilihat, tapi juga hidup!
Tentang penulis
Sarah Eliana
Daughter of the King of kings. A happy wife & a proud mommy. Her passion is in missions, literature ministry, and education. Loves to travel, eat Asian food, read, write, and swim.
(picture drawn by Jules)
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^