Apa yang terlintas
di pikiran kalian ketika kalian membaca kata “misi”? Misi adalah
apa yang kita lakuin untuk mencapai sebuah visi. Jadi, misi selalu
berhubungan sama visi. Karena itu, aku mau ajak kalian untuk menggali
lebih dalam soal visi-misi.
Sebagai anak-anak
Tuhan yang hidupnya udah ditebus oleh darah Kristus, berarti hidup
kita ini bukan milik kita lagi. Kalau
zaman dulu, hak seorang
budak itu dimiliki oleh orang yang membeli/menebusnya. Ya, seperti
itu juga hidup kita… dari tawanan dosa yang sedang menuju maut,
lalu dibebasin lewat penebusan Kristus, sehingga kita dapat kasih
karunia dan kehidupan kekal. Berarti karena penebusan itu, hidup kita
sekarang menjadi milik Kristus dan harusnya kita hidup sesuai apa
kata Tuhan dan apa yang Tuhan mau. Kita gak punya hak untuk hidup
kita lagi karena kita milik-Nya.
Jadi, apa yang
Tuhan mau kita lakukan di dunia ini? Yesus datang dan hidup di dunia
ini untuk memberi teladan bagaimana hidup yang sesuai dengan kehendak
Bapa. Dia punya hubungan dengan Bapa, Dia tau untuk apa dia datang ke
dunia dan Dia tau apa yang harus Dia lakukan di dunia ini untuk
memenuhi suatu tujuan.
Tujuan Bapa
mengutus Yesus datang ke dunia adalah untuk menggenapi “penebusan”
yang sudah dinubuatkan dan dinanti-nantikan, yang akan mengembalikan
manusia kepada rancangan yang semula sebelum jatuh ke dalam dosa.
Untuk mencapai tujuan Bapa, Yesus melakukan suatu misi, yaitu Yesus
harus memberitakan kebenaran Injil, membagikan kasih dan bahkan
memberikan diri-Nya untuk mati di kayu salib. Apa yang telah Yesus
lakukan di dunia, itu semua sesuai dengan kehendak Bapa.
”… Aku
datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia
yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku datang
dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku.” (Yohanes 7:28-29)
“Apa yang
Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi
Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.”
(Yohanes 14:10)
Dan Yesus juga
pernah berkata, “Sesungguhnya
barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga
pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan bahkan pekerjaan-pekerjaan yang
lebih besar dari itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa…” (Yohanes
14:12)
Sebagai orang yang
udah ditebus, hidup kita ini milik Kristus. Kristus mau supaya kita
melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang dulu Dia lakukan di dunia,
bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari itu. Berarti misi
kita sebagai orang percaya berhubungan sama pekerjaan-pekerjaan Yesus
dan untuk kepentingan Bapa. Kita harus memberitakan Injil keselamatan
kepada orang yang belum percaya, bahwa hidup mereka udah ditebus oleh
Allah melalui kematian Yesus Kristus.
Coba deh kalian renungin dan flashback hidup kita sebelum menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat… dan gimana hidup kita sesudah menerima Injil keselamatan? Apa yang bikin kita bisa kenal Tuhan Yesus? Apa karena tiba-tiba? Gak ada angin, gak ada ujan, tiba-tiba dapet pewahyuan dan bisa ngerti sendiri tentang Injil keselamatan? Gak begitu kan? Pasti lewat orang lain yang membagikan/memberitakan kasih itu. Ada orang-orang yang mau bayar “harga”, supaya kita bisa mendengar kebenaran Injil yang akhirnya memerdekakan hidup kita. Tanpa ada orang-orang seperti itu, kita gak akan pernah bisa mendengar kebenaran Injil.
Apakah kalian alamin banyak perubahan luar biasa setelah menerima Yesus Kristus? Mengalami kasih karunia demi kasih karunia? Kemenangan, sukacita dan damai sejahtera?
Kalau kalian udah mendengar Injil keselamatan karena ada orang yang mau bayar harga, mau gak kita juga bayar harga supaya orang lain bisa mendengar kabar keselamatan itu? Kalo kita udah menerima banyak hal dari Tuhan, mau gak kita melihat orang lain juga mengalami hal-hal tersebut? Mau gak kita bagikan kesaksian kita kepada mereka?
Kita udah dapat dan alamin kasih karunia Tuhan secara “gratis”, masa iya kita gak mau bagiin kasih itu ke orang lain juga? Supaya mereka juga bisa alamin sukacita seperti yang kita alamin. Kalau bukan lewat kita, orang-orang yang udah alamin lebih dulu, lewat siapa lagi mereka bisa merasakan kasih Kristus?
Coba lihat sekeliling kita, siapa kira-kira orang yang perlu kita bagikan kasih Tuhan. Berdoa dan tanya Tuhan, apa yang Tuhan mau kita lakukan supaya kita bisa meneruskan pekerjaan-Nya dan dimana Tuhan mau tempatkan kita supaya kita bisa membagikan kasih-Nya lewat kehidupan kita.
Buat para single
ladies,
jangan sampe status single
kita menjadi penghalang buat kita melakukan pekerjaan Tuhan. Karena
(menurut pengakuan dan pengamatan), para single
biasanya memiliki waktu yang lebih banyak dibanding dengan yang sudah
menikah. Jadi manfaatin dan pergunain dengan maksimal kelebihan waktu
kita untuk bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan.
Jangan terlalu fokus pada diri kita sendiri. Misalnya, kita selalu punya pikiran: “Kalo gw kerja buat Tuhan terus, kapan gw dapet jodohnya? Kapan hidup gw sukses kalo kerja buat Tuhan terus?” Deuh deuh, gak usah pusing deh. Soal jodoh, menikah… jangan terlalu khawatir atau fokus sama soal gituan. Biarpun secara pribadi aku juga belum ada pasangan, tapi aku percaya pekerjaan Tuhan untuk memperlebar kerajaan surga itu lebih penting untuk kita lakukan daripada mementingkan kerajaan sendiri. Kalau Tuhan memang rekomen kita untuk menikah, Dia pasti akan sediakan dan pertemukan kita dengan cara-Nya yang kreatif dan waktu-Nya yang tepat.
Kalo soal kapan bisa sukses? Kesuksesan seseorang itu bukan diukur dari jabatan atau materi yang kita dapat, tapi sukses berdasarkan kebenaran adalah, apakah kita menjalani dan memenuhi visi-misi yang Tuhan tetapin buat hidup kita…
“dan
berlari-lari pada tujuan untuk memperoleh panggilan sorgawi dari
Allah dalam Kristus Yesus.” (Filipi 3:14)
Melakukan pekerjaan misi itu gak selalu
rumit atau susah seperti yang dibayangkan, dan gak harus langsung ke
pedalaman terpencil. Melakukan pekerjaan Tuhan juga tidak harus
selalu pergi meninggalkan rumah orang tua dan berpisah dengan
keluarga kita. Misi bisa dilakukan mulai dari lingkungan sekitar kita
dan dari hal yang kecil. Kita bisa mulai melakukan misi di lingkungan
dan di kota kita.
Kali ini aku mau
ajak kita berkenalan dengan teman sepelayananku, seorang wanita
single
juga, yang bernama Maria
Lestari.
Ia mau menceritakan tentang hatinya untuk misi dalam mengajar
anak-anak keluarga pra-sejahtera dan anak-anak jalanan.
F: Maria, boleh
tolong ceritakan sedikit mengenai pelayanan kamu buat anak-anak
pra-sejahtera dan anak-anak jalanan? Sejak kapan kamu mulai melayani
dan mengajar mereka?
M: Saya melayani
anak-anak pra-sejahtera baru mulai tahun ini. Dua tahun lalu juga
pernah, tapi hanya sekedar bantu-bantu saja (tidak fokus). Selama dua
tahun tidak terjun dalam pelayanan itu, hati misi tetap ada dan
semakin lama semakin besar. Saya berdoa, kalau memang kehendak Tuhan,
Tuhan pasti bukain jalan-Nya. Dan tahun ini Tuhan buka jalan. Ada
seorang teman yang mengajak saya untuk memberikan bimbel (bimbingan
belajar) dan sekarang saya sudah mulai fokus.
F: Hal apa yang membuat kamu bisa terpanggil dalam pelayanan ini?
M: Dari dulu
sebenarnya sudah punya hati buat kalangan seperti mereka. Saya
memiliki hati misi untuk orang-orang seperti ini; yang tertolak dan
terbuang. Kita tidak bisa memilih mau dilahirkan di keluarga mana dan
dalam keadaan bagaimana, tapi satu hal, kita dapat membuat keajaiban
buat orang-orang di sekeliling kita supaya mereka mengetahui kalau
ada Tuhan yang sayang sama mereka. Alasan lainnya, karena saya udah
menerima anugerah dari Tuhan dan saya mau bagikan anugerah yang udah
saya dapat ini buat orang lain.
F: Kamu sekarang
melayani di berapa tempat?
M: Sekarang baru
mulai melayani di tempat yang baru. Ini pun anugerah Tuhan, saya bisa
dibawa masuk ke daerah ini. Di sini mereka mau membangun bukan
sekedar bimbingan belajar dan kerohanian, tapi juga dari segi
karakter dan lainnya. Sekarang saya fokus di sini, konsentrasi ke
satu wilayah saja. Buat saya, lebih maksimal kalo kita fokus, karena
melayani masyarakat seperti ini tidak mudah. Kita harus bawa dalam
doa, harus bisa jawab kebutuhan mereka dan benar-benar harus minta
hikmat Tuhan.
F: Apakah ada
kendala atau kesulitan dalam pelayanan ini? Apakah keluarga dan
teman-teman mendukung?
M: Mereka dukung.
Keluarga tau kalo saya suka memberikan les di daerah seperti ini.
Mereka hanya khawatir. Seringkali mereka tanya "Kamu
gak takut ya?"
dan selalu mengingatkan untuk berhati-hati. Tapi mereka tidak
melarang.
Pelayanan ini
selain butuh iman dan butuh hikmat, saya juga perlu belajar budaya
mereka supaya bisa menjawab kebutuhkan. Dan juga butuh kesabaran,
karena pendidikan dan karakter mereka di lingkungan yang seperti ini
masih kurang.
F: Bisa
ceritakan bagaimana suka atau dukanya dalam menjalani pelayanan ini?
M: Sukanya adalah
senang melihat mereka sadar kalau mereka dikasihi dan berharga.
Dukanya, harus sabar menghadapi orang-orang seperti ini, karena hukum
rimba berlaku buat mereka, siapa yang kuat dia yg menang. Dan lagi,
kebanyakan anak-anak seperti ini tidak terlalu menghargai pendidikan.
Mereka tidak sadar pentingnya pendidikan. Urusan perut nomor satu.
Perubahan pola pikir dan pembentukan karakter itu yang utama, karena
terkadang anak-anak seperti ini harus lebih banyak belajar tentang
etika.
F: Apakah ada
pembelajaran, kenangan atau kejadian unik dan lucu selama menjalani
pelayanan ini?
M: Kejadian lucu
yang sering terjadi, mereka suka lupa kalau hari itu ada bimbel. Jadi
ketika saya dateng, mereka lagi asyik main sama teman-teman mereka
dan mereka tanya, "Kakak,
hari ini ada les ya?"
Lalu mereka tinggalin mainan mereka, lari ke rumah dan ambil buku.
Yang unik buat saya adalah ketika mengajar anak yang tidak bisa
melanjutkan sekolah karena biaya, tapi anak-anak ini pintar. Beberapa
dari mereka di usia yang masih 12 tahun, sudah bekerja di pasar untuk
membantu orang tua mereka. Dan hal ini membuat saya berpikir lebih
lagi tentang hidup, tentang kasih karunia dan tentang membagikan
hidup buat mereka.
F: Apa ada pesan buat teman-teman single yang mungkin punya hati yang sama untuk pelayanan ini, atau sedang ragu dengan panggilannya?
M: Pesannya buat
teman-teman yang sudah punya hati untuk melayani, terus berjalan
dalam panggilan Tuhan buat hidupmu dan terus mencari apa yang menjadi
kehendak-Nya. Jangan pernah hitung untung atau rugi dalam pelayanan
ini. Tugas kita hanya TAAT dan TAAT. Nanti Tuhan sendiri yang akan
menggantikan semuanya dengan KEMURAHAN hidup, yang artinya hidup
penuh dengan kasih karunia-Nya :) Ketika hidup di dalam
panggilan-Nya, jangan khawatir tentang apapun juga. Karena Tuhan yang
memanggil dan Tuhan pasti yang akan memelihara hidup kita.
Nah girls,
dari cerita Maria, apa kamu sudah punya bayangan lebih lagi contoh
melakukan pekerjaan Tuhan? Tuhan sendiri yang taruh kerinduan di hati
Maria untuk anak-anak keluarga pra-sejahtera. Tuhan buat Maria
semakin yakin dengan panggilan misinya, dan akhirnya Tuhan sendiri
yang bukain jalan untuk dia bisa melayani. Ingat juga pesan dari
Maria bahwa untuk melakukan pekerjaan-Nya, jangan pernah
hitung-hitungan. Tuhan sendiri yang akan menggantikan semuanya…
”sebab
seorang pekerja patut mendapat upahnya.”
(Matius
10:10)
Jangan
takut rugi untuk memberikan apa yang kita punya.
“Karena
siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya;
tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil,
ia akan menyelamatkannya.” (Markus 8:35)
Buat yang masih
bingung sama apa yang mesti kalian lakukan untuk pekerjaan Tuhan,
atau belum tau apa panggilan Tuhan buat hidupmu, seperti yang sudah
aku bilang sebelumnya, berdoa dan tanya Tuhan apa yang Tuhan mau kita
lakukan. Coba lihat sekeliling kita, apa yang menjadi kebutuhan
mereka? Siapa yang perlu kita bagikan kasih Kristus? Keluarga kita
kah? Tetangga kita kah? Atau teman-teman sekitar kita? Kebutuhan apa
yang perlu kita tolong? Kita juga bisa mulai lewat pelayanan yang ada
di gereja lokal kita atau ajakan dari teman. Nanti akan teruji,
apakah pelayanan itu memang panggilan kalian.
Misi kita adalah menabur diladang-Nya Tuhan. Apa yang kita tabur, pasti akan kita tuai. Apa yang bisa kita lakukan untuk didedikasikan buat Tuhan? Selagi kita punya waktu dan kesempatan, lakukanlah semua itu dengan maksimal karena pasti ada hasil yang akan kita tuai. Selain buat orang yang kita layani, itu akan berdampak juga buat kita. Karena buat aku, semakin aku melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan sesuai panggilanku, semakin banyak aku alamin Tuhan. Aku juga semakin belajar dan diubahkan ke arah Kristus. Dan hal itu bikin hidup aku makin exciting setiap harinya.
Apa yang bisa kita lakukan? Mengajar, men-design, menulis, memberi waktu, tenaga dan uang kita? Berikan dari apa yang kita punya dan belajar lakukan dari apa yang bisa kita lakukan. Biarpun itu hal kecil atau simple, kalo dilakukan dari hati dan kerinduan, itu pasti akan berdampak.
Melakukan pekerjaan Tuhan adalah suatu kehormatan. Kita dipakai menjadi alat untuk menyalurkan kasih Tuhan. Itu akan mendatangkan sukacita tersendiri buat kita, karena kita sendiri sudah mengalami kasih Tuhan terlebih dahulu.
Atau mungkin di antara temen-temen ada yang sudah punya hati untuk melayani “di mana”, tapi ada yang masih berpikir-pikir ulang dan ragu karena merasa ada yang kurang dari diri kalian. Jangan menunda-nunda dengan berbagai alasan, atau berpikir, "Nanti aja deh, tunggu ini, itu, dan lainnya…" karena dulu aku sempet juga punya pikiran menunda seperti itu. Aku lebih mikir apa yang aku belum punya, salah satunya fasilitas. "Nanti tunggu punya kendaraan sendiri deh, karena akan lebih gampang mondar-mandir." (Alesannya gak banget kan, padahal punya kaki buat melangkah itu udah lebih dari cukup) Kalo aku masih punya pikiran itu sampai hari ini dan gak mengubahnya, hari ini aku gak akan jadi diriku yang sekarang, karena sampe sekarang aku belum punya kendaraan sendiri tuh… hehehe… Sebenarnya kalau kita sudah ada hati dan kemauan untuk melakukan, itu sudah lebih dari cukup untuk menjadi modal melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan.
Atau mungkin kamu berpikir, "Aduh, nggak dulu deh, belum bisa…" Kapan mau melangkah kalau kita menunggu hal-hal yang sesuai standard kita terpenuhi dahulu. Yang penting kalo sudah punya hati, kita melangkah. Dan penyertaan Tuhan lewat Roh Kudus yang akan memampukan kita. Fokus pada apa yang bisa kita lakukan dan jangan lebih memikirkan apa yang belum bisa kita lakukan.
Selamat menjalani
misi kalian dengan penuh sukacita!
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tentang penulis
Felisia Devi
A woman who lives in His grace. Likes simple things, travel, adventure, and nature. Loves reading and writing.
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^