Setiap
kita pasti rindu untuk memiliki kisah cinta yang ‘unik’ dan
ending
dengan sebuah pernikahan yang bahagia. Namun gak sedikit yang
mimpinya kandas di tengah jalan alias di-PHK
(Putus Hubungan Kasih)
sama
sang pacar. Saya salah satu orang yang ngalamin kegagalan cinta
tersebut.
Umur
13 tahun saya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru
Selamat
dan belajar buat hidup TOTAL RADIKAL buat Tuhan. Di gereja lokal
tempat saya lahir baru dan bertumbuh diajar dengan prinsip LSD (Love
Sex Dating)
yang kuat dan sayapun membuat komitmen: saya tidak mau PACARAN
(coba-coba),
saya mau courtship,
bangun hubungan serius dengan 1 orang dan komitmen untuk menikah
dengannya.
Masa-masa
ABG sayapun ‘lulus’ tanpa pacar-pacaran sekalipun godaan begitu
kuat buat punya ‘pacar’. Saya begitu cinta dan tergila-gila sama
Tuhan dan juga rindu melayani Dia. Saya pengen kuliah theologia,
menghabiskan waktu melayani Tuhan dan menjadi misionaris. Umur 19
tahun saya ‘jatuh cinta’ dengan salah satu sahabat saya, dia
begitu luarbiasa mengasihi Tuhan dan kami punya mimpi yang sama!
Punya hati misi dan rindu adopsi anak. Persahabatan kami begitu
indah, we
shared not only laughter but also tears.
Kami tidak bergaul secara ekslusif karena kami tau nilai-nilai
pergaulan lawan jenis. Kami selalu pergi dalam kelompok, tidak pernah
berduaan.
Suatu
kali dia bilang kalo dia bermimpi saya dan dia bergandengan tangan
melewati jembatan dengan menggandeng tangan seorang anak perempuan.
Dia bilang saat itu saya beda banget penampilannya dengan diri saya
waktu itu (pas masih 19 tahun) rambut saya panjang, saya terlihat
lemah lembut (padahal aslinya pecicilan, huehehehehe) dan saya
tersenyum manis sekali ke dia. Itu seperti mimpi ‘masa depan’.
Dari ngobrol-ngobrol mimpi, akhirnya, kami berdua jadi ngungkapin
feeling
masing-masing yang selama ini kami sembunyikan dan intinya kami
berdua pengen SERIUS, lebih daripada sekedar bersahabat.
Sebenarnya saya punya janji di hadapan Tuhan buat engga bakal think about PH sebelum umur 20 tahun dan dia pun tahu tentang hal itu. Tapi karena saat itu rencana saya ingin kuliah theologia di Sebuah STT di Bandung (sampai saya uda ikut test segala ke sana) yang artinya bakalan ‘ninggalin Jakarta’ (plus dia juga), kami jadi terlalu emosional buat skip proses cari kehendak Tuhan buat hubungan kami. Saya berpikir, saya uda cukup kenal dia dan keluarganya dan saya sangat sayang, respect, suka sama dia. Kami punya mimpi yang sama. Dalam pelayanan pun kami saling dukung. Kalo ngomong soal Firman Tuhan juga nyambung. Apa salahnya????
Sebenarnya saya punya janji di hadapan Tuhan buat engga bakal think about PH sebelum umur 20 tahun dan dia pun tahu tentang hal itu. Tapi karena saat itu rencana saya ingin kuliah theologia di Sebuah STT di Bandung (sampai saya uda ikut test segala ke sana) yang artinya bakalan ‘ninggalin Jakarta’ (plus dia juga), kami jadi terlalu emosional buat skip proses cari kehendak Tuhan buat hubungan kami. Saya berpikir, saya uda cukup kenal dia dan keluarganya dan saya sangat sayang, respect, suka sama dia. Kami punya mimpi yang sama. Dalam pelayanan pun kami saling dukung. Kalo ngomong soal Firman Tuhan juga nyambung. Apa salahnya????
Hubungan
kami pun berubah sejak kami saling menyatakan perasaan masing-masing.
Kami mulai ngomongin soal kapan pengen menikah, mau punya berapa anak
dan membangun mimpi-mimpi kami.
Meskipun secara ‘usia’ kami masih muda,
jangan pikir kami ‘cinta monyet’ tanpa planning.
Both of us
uda tau dan ngerti tentang LSD values,
kami juga melayani di gereja lokal
dan menjadi pemimpin komunitas sel. Bahkan saat itu juga saya sedang
mulai semester pertama saya di sebuah STT di Jakarta (planning
berubah deh gak jadi pindah yah gara-gara si ehem).
Bulan
demi bulan berlalu dan siapa yang sangka hubungan persahabatan yang
tadinya indah, saling support
en membangun berubah jadi hubungan yang gak sehat, kompromi
nilai-nilai kekudusan, penuh konflik en saling melukai? Saya banyak
melukai dia dengan kata-kata saya ketika dia mengecewakan saya. Kami
pun sadar bahwa hubungan kami ‘gak bagus’, kami gak fokus
ke Tuhan dan kompromi sama dosa. Kami gak pernah jatuh dalam free
seks, kissing-pun
tidak tapi JELAS ada dosa kecemaran/ketidakudusan dalam hubungan kami
yang buat kami tertuduh. Dan ada banyak hal yang belum Tuhan proses
dan pulihkan dalam diri kami masing-masing yang buat kami berdua
sadar, kami gak siap buat hubungan ini.
Akhirnya
saya memutuskan untuk berteman biasa saja sekalipun secara HATI gak
bisa dipungkiri kalo saya masih sangat sangat sayang sama dia. Waktu
itu saya banyak ‘breakthrough’
ketika membaca I
KISSED
DATING GOODBYE-nya
Joshua harris, dia bilang ‘bahkan orang YANG TEPAT pun kalo di
WAKTU yang GAK TEPAT bakal ruin
your life’
(lupa
kata2 spesifiknya gimana tapi intinya gitu). Kita kudu nunggu ORANG
yang tepat, di SAAT yang tepat,
di TEMPAT yang tepat. Kalau waktunya GAK TEPAT, itu sama kayak kita
memetik en memakan buah yang masih ‘asam’, gak enak!
Kami
tetap berteman namun dengan batasan-batasan yang secara pribadi kami
buat. Waktu itu saya masih mengharapkan someday
kami bisa bersama lagi. Susah sekali buat saya ‘melupakan’ dia
dan kebersamaan kami. Saya pun bilang sama Tuhan, kalo gak sama dia,
saya gak mau menikah. Cuma mau sama dia. Konyol kalo dipikir-pikir
sekarang, hehehe, tapi begitulah saya. 3 tahun kemudian, dia cerita
ke saya kalau dia tertarik dengan cewek lain. Waktu dengar hal itu,
rasanya ‘hancur’ dunia saya tapi saya tetap bisa menyembunyikan
perasaan itu. Dia tanya pendapat saya tentang cewek itu. Kebetulan
saya tidak kenal dekat tapi saya tau dia cewek yang baik. Intinya
saya kasih blessing
kalo dia mau mulai berhubungan dengan cewek itu. Dan akhirnya dia
jadian. Kami masih bersahabat cukup dekat sehingga dia masih bisa
cerita progress hubungannya dengan cewek itu. Tapi jujur itu SANGAT
BERAT buat saya sampai akhirnya saya bilang ke dia, “Apapun
dalam hidup lo yang lo mau share, gue mau denger tapi tolong jangan
cerita tentang hubungan lo sm dia.”
Selama ini dia orang yang paling nyaman untuk saya ceritakan pergumulan hidup saya khususnya tentang keluarga. Sepertinya gak ada orang lain yang bisa ‘mengerti’ dan ‘memahami’ perasaan saya kecuali dia. Kami punya background keluarga yang mirip-mirip, keluarga yang gak harmonis. Saya masih mau jadi ‘tempat’ buat dia bisa berbagi uneg-unegnya di dalam keluarga. Saya juga enjoy berteman dengan dia. He is my bestfriend yang saya harap bisa spend life and grow together with him! Dan saya mau bener-bener mau lihat dia bahagia dan kalo memang bukan saya orangnya ya udah, saya mau release. Tapi di sisi lain, saya kecewa juga! Saya merasa dia secepat itu ‘melupakan’ saya, posisi saya tergantikan di hatinya. Padahal kalo dipikir-pikir 3 tahun bukan waktu yang ‘cepat’ juga yah ;p
Menuliskan kisah ini tidak lagi ‘berat’ buat saya karena saya tahu ada VICTORY dan pemulihan di dalam hati dan roh saya yang Tuhan sudah kerjakan. Tapi prosesnya begitu rumit, panjang, penuh air mata dan butuh komitmen kuat buat MOVE ON. Buat release setiap hal yang saya pegang erat-erat. Buat belajar mengasihi Tuhan lebih dari impian saya bersamanya. Buat PERCAYA bahwa Tuhan akan berikan yang TERBAIK buat saya sekalipun saat itu saya KEKEUH bilang kalo saya gak mau yang lain, buat saya dia yang TERBAIK dan kalo ada banyak yang LEBIH BAIK pun dari dia, saya tetep gak mau! Huehehehehehe… konyoooool banget kalo mikir tahun-tahun itu. Saya hampir gila gara2 cinta! Tapi Tuhan bener-bener baik yah… “TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya” ( Mazmur 34:18 )
Selama ini dia orang yang paling nyaman untuk saya ceritakan pergumulan hidup saya khususnya tentang keluarga. Sepertinya gak ada orang lain yang bisa ‘mengerti’ dan ‘memahami’ perasaan saya kecuali dia. Kami punya background keluarga yang mirip-mirip, keluarga yang gak harmonis. Saya masih mau jadi ‘tempat’ buat dia bisa berbagi uneg-unegnya di dalam keluarga. Saya juga enjoy berteman dengan dia. He is my bestfriend yang saya harap bisa spend life and grow together with him! Dan saya mau bener-bener mau lihat dia bahagia dan kalo memang bukan saya orangnya ya udah, saya mau release. Tapi di sisi lain, saya kecewa juga! Saya merasa dia secepat itu ‘melupakan’ saya, posisi saya tergantikan di hatinya. Padahal kalo dipikir-pikir 3 tahun bukan waktu yang ‘cepat’ juga yah ;p
Menuliskan kisah ini tidak lagi ‘berat’ buat saya karena saya tahu ada VICTORY dan pemulihan di dalam hati dan roh saya yang Tuhan sudah kerjakan. Tapi prosesnya begitu rumit, panjang, penuh air mata dan butuh komitmen kuat buat MOVE ON. Buat release setiap hal yang saya pegang erat-erat. Buat belajar mengasihi Tuhan lebih dari impian saya bersamanya. Buat PERCAYA bahwa Tuhan akan berikan yang TERBAIK buat saya sekalipun saat itu saya KEKEUH bilang kalo saya gak mau yang lain, buat saya dia yang TERBAIK dan kalo ada banyak yang LEBIH BAIK pun dari dia, saya tetep gak mau! Huehehehehehe… konyoooool banget kalo mikir tahun-tahun itu. Saya hampir gila gara2 cinta! Tapi Tuhan bener-bener baik yah… “TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya” ( Mazmur 34:18 )
Masa-masa
itu, saya banyak dibentuk Tuhan, disingkapkan banyak hal dalam diri
saya yang belum pulih dan ‘bahaya’nya apa kalau saya jadi sama
dia. Saya semakin sadar bahwa saya MASIH BELUM SIAP buat yang namanya
HUBUNGAN KOMITMEN. Luka-luka dalam keluarga, ketakutan dan trauma
yang saya alami butuh disembuhkan. Saya butuh deal
sama Tuhan dengan hal-hal itu dulu. Tuhan bawa saya bertumbuh,
bertumbuh mengenal hatiNya, mempercayai Dia dan mengasihi Dia. Saya
terpikat lagi oleh kasih Tuhan yang luarbiasa, unchangeable
and unconditional.
For
I know the plans I have for you,” declares the LORD, “plans to
prosper you and not to harm you, plans to give you hope and a future.
(Jer
29:11)
Saya inget malem-malem saya sering nangis, berdoa, ask for His strength supaya saya gak jadi ‘pahit’ or kecewa dengan apa yang terjadi, minta Tuhan pulihin hati saya, bawa saya move on, ajarin saya buat PERCAYA bahwa saya bisa lewatin masa-masa itu.
Ada
1 lagu yang bener-bener berkesan banget buat saya, saya sering
nyanyiin lagu ini dulu pas masa-masa brokenheart..
lagunya Doen
Moen:
Lord
You seem so far away
A
million miles or more it feels today
And
though I haven't lost my faith,
I
must confess right now that it's hard for me to pray.
But
I don't know what to say and I don't know where to start
But
as you give the grace with all that's in my heart
I
will sing
I
will praise even in my darkest time through the sorrow and the pain
I
will sing,
I
will praise
Lift
my hands to honor You because Your word is true. I will sing
Lord
is hard for me to see all the thought
and
plan You have for me
But
I will put my trust in You Lord
will
meet Your guide to set me free
But
I don't know what to say and
I
don't know where to start
But
as you give the grace
with
all that's in my heart
I
will sing.
I
will praise even in my darkest time through the sorrow and the pain.
I
will sing,
I will praise
Lift
my hands to honor You because Your word is true,
I will sing
Ya,
saya percaya bahwa Tuhan punya RENCANA INDAH buat saya sekalipun saya
pernah ruined
my life dengan brusaha ‘menulis cerita cinta’ saya sendiri. Saya
percaya apabila ada PERTOBATAN sungguh-sungguh dan hati yang REMUK,
Dia gak bakal menutup telinga. TanganNya segera memeluk dan membawa
saya dalam dekapanNya.
Girls,
Tuhan perlu WAKTU untuk ‘membentuk’ Hawa and in
His PERFECT time,
Tuhan sendiri yang membawa (mempertemukan) ‘Hawa’ dengan Adam.
Percayalah, di saat YANG TEPAT, Dia yang akan mengatur dalam
‘kalender penjadwalan hubungan’mu! Sama seperti ketika Tuhan
‘mempertemukan’ saya dengan Mike
(suami saya) dan menulis ‘cerita cinta’ buat saya.
All
we need to do is to TRUST HIM and BE STILL!
Dear Sist Lia,
ReplyDeleteSungguh sangat memberkati apa yang sudah dishare.
God bless you =)
sangat menguatkan #blessed
ReplyDeletethaks kakak lia ,,,,sangat membangun bangett .
ReplyDelete