by Mekar Andaryani Pradipta
Kita pasti udah sering banget denger soal prinsip "Tanya Tuhan" sebelum kita mengambil keputusan buat melakukan sesuatu. I'm so grateful soalnya Mba Tatik, kakak rohaniku yang pertama dulu melatihku buat selalu tanya Tuhan dan dengar-dengaran akan suaraNya. Ngga peduli hal besar hal kecil, pokoknya tanya Tuhan dulu. Misalnya, kakak rohaniku ini ngga akan beli barang sebelum dia doakan dulu. It means kalo dia lagi jalan-jalan trus tiba-tiba nemu sale, trus eeehhh ada baju lucuuu, ga peduli seberapa pengennya dia, ato ga peduli dia lagi banyak duit, dia ga akan beli tuh baju sebelum dia doakan dulu. Even buat hal potong rambut pun, dia ga akan lakukan sebelum dia doakan. Dia belajar buat ngga impulsif dengan keinginannya, tapi take time buat selalu tanya Tuhan, at least buat laporan dulu ke Tuhan soal apa yang dia inginkan ^^
Kalo aku sendiri sih masih belum segitunya, hehe, kadang kalo liat bazaar buku masih suka kalap. Even kalo lagi ga punya duit pun, gimana caranya lah :p *Jangan ditiru ya teman-teman, saya masih belajar dan jatuh bangun di bagian ini.* :p Kakak rohaniku itu juga selalu encourage aku buat cari jawaban lewat Firman Tuhan. Emang sih, Tuhan bisa ngomong lewat segala macam cara, tapi Mba Tatik selalu bilang kalo Firman harus selalu dijadikan yang no. 1 bahkan di atas hal-hal yang paling supra natural sekalipun. Dalam segala hal, you have to get back to the Word. Bingung soal ini, lihat apa kata Firman. Bingung soal itu, lihat apa kata Firman. Si ini bilang A tapi si itu bilang B, ya tinggal lihat apa kata Firman. Trus kalo dapet mimpi atau nubuatan soal ABC, uji dengan Firman. Pokoknya kalo butuh pemahaman atau penjelasan tentang sesuatu, ask God to give us His Word.
Waktu baca bukunya Joyce Meyer yang How to Hear From God, aku diingatkan lagi soal hal ini. Cuman mungkin ada yang bingung ya... Alkitab itu kan kaya kumpulan cerita jaman dulu, apa iya bisa jawab pertanyaan jaman sekarang, misalnya, "Tuhan, abis lulus kuliah aku enaknya kerja di Jakarta atau tetap di Bandung ya? *colek Echa*, atau "Tuhan, ini lowongan CPNS banyak banget, aku masuk Kemlu atau Kemkeu ya?", or even pertanyaan kaya, "Haruskah aku keluar dari pelayanan multimedia supaya bisa fokus ke pelayanan anak?" Nah loh, kan ngga ada tuh di Alkitab dibilang, "Barang siapa harus memilih antara Kemlu atau Kemkeu, lebih baik pilih Kemlu" :p atau ngga juga tuh di Alkitab ditulis, "Barang siapa sudah masuk pelayanan multimedia tidak boleh dobel dengan pelayanan lain." Huaaaaaa, kan kagak ada tuh, wkwkwk. So, gimana caranya Firman bisa menjawab pertanyaan kita? :D
That's the wonder of the Word of God. Dia adalah Allah yang hidup yang juga memberikan Firman yang hidup. Alkitab memang adalah Logos (Firman yang tertulis) tapi kuasa Allah membuat Firman menjadi sebuah Rhema (Firman yang Hidup). KuasaNya memberikan sebuah divine inspiration yang memposisikan Firman itu menjadi jawaban atas pertanyaan kita. Joyce Meyer menggambarkannya seperti ini, "Sometimes a Scripture will seem illuminated or made alive in a particular way, and that is when the portion of the logos becomes a specific rhema to us. The answer are found in God's Word and are revealed to us by His Spirit"
Memang pada akhirnya rhema ini sifatnya sangat personal. Bisa saja muncul pertanyaan, kok kamu bisa bilang ayat A adalah peneguhan kami harus tetep tinggal di Kota X? Atau kok kamu bisa bilang ayat ini peneguhan kami harus ambil beasiswa ke New Zealand? Well, balik lagi ke post sebelumnya The Peace Deep Inside, somehow you just know in your spirit and you have peace about it. Kalo ada yang pernah baca bukunya Maqdelene Kawotjo yang judulnya berhasil karena iman, dia memutuskan untuk ambil beasiswa ke Amerika karena Tuhan bicara kepadanya lewat perikop bangsa Israel menyerang kota Ai. Aneh kan, apa hubungannya Ai sama Amerika coba? Emang kalo bangsa Israel menyerang kota Ai, itu berarti Ms. Maqdalene harus 'menyerang' Amerika? Apa itu ngga terlalu dihubung-hubungin banget? Yaaah, sekali lagi itu sifatnya personal, somehow through that verses Ms. Maqdalene just sensed in her spirit, kalo Tuhan lagi nerangin bahwa Amerika itu adalah Ai bagi dia, jadi ya berangkat aja sekolah ke sama. Other people might not understand dan itu wajar karena revelation semacam itu sifatnya personal. Tuhan ngomong secara pribadi ke kita, bukan ke orang lain.
Kalo buat aku, jawaban Tuhan lewat Firman macam ini justru adalah hal yang dapat kita andalkan. Dalam kemanusiaan kita, memang tetap terbuka kemungkinan untuk salah mengartikan kehendak Tuhan lewat firmanNya. Salah satu cara buat menguji adalah di cross check dengan bagian Firman Tuhan yang lain, dan tentu saja test damai sejahtera. Misalnya: kamu sedang tanya Tuhan, haruskah kamu putus dengan orang tidak percaya ini karena orang tua tidak merestui? Padahal kamu udah berjuang bertahun-tahun buat mendapatkan restu, termasuk menginjili pacarmu. Well, you might get the verse about the victory God promise to give, somehow you feel that this verse is God's promise to give you victory, means marriage with that unbeliever. Nah loh, kalo ngga diuji dengan ayat lain, bisa salah kaprah tuh, soalnya di ayat lain dibilang janganlah menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan orang tidak percaya dan of course, hormatilah ayahmu dan ibumu. Sudah jelas, walopun kita merasa firman soal kemenangan itu adalah jawaban, karena hal itu berkontradiksi dengan firman Tuhan yang lain, sudah pasti itu bukan dari Tuhan. It's just our feeling anyway.
Terus gimana dong kalo ada kemungkinan salah gitu? Hehe, ya jangan jadi takut melangkah juga sih. Seperti halnya hubungan, semakin intim kita dengan Tuhan, roh kita akan semakin peka sama suara-Nya. Yang penting, kalo kita merasa Tuhan bicara secara spesifik dengan kita lewat Fimannya, as long as itu ngga bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan yang lain, imani dan taat aja. Awalnya memang seperti trial and error, tapi lama-lama kita akan tahu apakah ini benar suara Tuhan atau tidak. Kalaupun memang kita salah, Tuhan pasti akan kasih tahu kalo kita sedang berjalan ke arah yang tidak sesuai dengan rencana-Nya.
Mari kira pegang janji Tuhan di Mazmur 32:8, "Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kau tempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu." Tuhan itu seneng banget loh kalo kita tanya Dia dalam segala sesuatu, sebelum ambil keputusan. Soalnya itu berarti kita sedang meletakkan kehendak kita di bawah kehendak-Nya, kita ngga hidup suka-suka kita sendiri tapi hidup di bawah pimpinan Allah. And definitely God is more than willing to lead us :)
Kayanya udah kepanjangan ini post yak, hehe. Padahal aku masih mau cerita soal keputusan-keputusan yang aku buat based on the rhema I got. Soal kuliah, soal kerjaan, soal banyak hal. Mungkin ntar additional reading kali yak, wkwkw. Anyway, cuma mau ngomong gini, guys, ngga ada yang namanya short cut buat dapet keintiman sama Tuhan. Keintiman sama Tuhan ngga akan bisa di dapat kalo kita ngga hidup di dalam firman-Nya. Hidup di dalam Firman ini extremely important pake banget, cos disitulah ada semua isi hati Tuhan yang harus kita tahu. Jadi kalau ada yang masih males-malesan baca Firman, hayooooo, mari bangun disiplin rohani buat saat teduh, bible reading, dan hafal ayat. Mungkin awalnya emang susah, tapi yang penting tekun dan setia, sampai akhirnya hal itu jadi kebiasaan dan kita ngga bisa hidup tanpa semua hal itu :) Even sampai sekarang, sometimes aku juga masih jatuh bangun soal ini, bergumul sama hobi tidur dan bangun siang yang parah, bergumul sama kebiasaan suka menunda baca jatah bacaan hari ini, bergumul juga dengan rasa sok "udah pernah baca" :p Tapi yang namanya Firman Tuhan itu wow! Sekali kamu ngalamin kuasa FirmanNya, you'll be eager to get more and more and more of it.
Sippo! Sampai disini dulu... Buat proyek (kalo ada yang mau sih :p), coba baca Mazmur 119 dan temukanlah the wonder of the Word of God. Misal Firman Tuhan itu berguna buat a b c d e, ato melalui Firman kita bisa melakukan a b c d e. Huehehe... Kalo ada yang mau sharing, I'm all ears to hear :)
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^