by Sarah Eliana
Ada satu kata yang seringkali menggelitik anak2 Tuhan. Kata ini sering bikin kita uncomfortable. Ada yang bilang, kata ini harusnya gak masuk dalam 'kamus' anak Tuhan. Kata apa? Itu tuh... "RADICAL". Kenapa yach kalo ada yg bilang "radical" yg nongol di kepala cuman yg buruk2... Orang2 fanatik yg gak bisa show grace & love ke orang lain, orang2 yg bisanya cuman menghakimi orang lain, orang2 mengkudu (alias orang2 yg menguduskan diri sendiri... Hehe...) yach kayak orang2 farisi deh.
Tapi apa betul sih begitu? Apa sih kata Firman Tuhan ttg menjadi radikal itu? Well, dari Firman Tuhan, menurut gw panggilan untuk menjadi radikal itu paling jelas tertulis di Matius 10:1-42. So... Gw mo bahas lewat bagian ini. =)
Sebenernya panggilan utk radikal itu apa sih? Well, kalo gw baca dari bagian ini, menjadi radikal = menjadi murid. Tapi menjadi murid itu suuuusaaaah sekali. Kalo kita lihat di ayat 1, disitu disebutkan 12 murid. Bayangin deh... Dari begitu banyak orang yg suka ngikutin Tuhan ke mana2, yg suka dengerin kotbah Tuhan Yesus, dari 5000 orang yg dikasih makan 5 roti & 2 ikan (& sisa 12 keranjang!!), cuman 12 orang yg disebut sebagai murid Tuhan Yesus. Dan kalo kita baca bagian2 sebelon pasal 10 ini yach, kita lihat gimana Tuhan Yesus panggil ke-12 orang ini. Ada yg lagi menjala ikan, dipanggil, dan mereka tinggalkan bisnis ikannya begitu aja. Ada yg pemungut pajak, dipanggil Tuhan... Dan dia juga langsung tanpa ba bi bu tinggalkan pekerjaannya yg menghasilkan begitu banyak uang. Can you see the pattern here? There is something radical about these guys, karena itu mereka disebut murid-murid Tuhan Yesus. Mereka beda dengan orang2 yg berkerumunan dekat2 Tuhan Yesus, tapi "kurang radikal". Belon lagi yg kerumun2 karena ada maunya sama Tuhan... Minta disembuhinlah... Minta dikasih rejeki lebihlah... Atau karena suka dengerin kotbah Tuhan Yesus yg biarpun kadang2 susah dimengerti tapi menyejukkan hati. Hayo coba... Berapa banyak dari kita yg baca Firman Tuhan atau dengerin kotbah hanya karena sekedar kedengerannya enak, kata2nya menyejukkan hati? Tapi udah masuk telinga kanan yach keluar telinga kiri. Kayak bibit yg tertanam di tanah yg gak subur... Mati dalam sekejap. =(
Jadi, siapa sebenernya yg dipanggil untuk menjadi murid? Toh di pasal 10 ini kayaknya Tuhan Yesus cuman ngomong ke 12 murid yg mula-mula. Apakah pasal ini berlaku utk kita juga? Answer: definitely! Di ayat 38 dikatakan:
"Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku."
(Matius 10:38)
Barangsiapa. Kalo ada kata barangsiapa... itu artinya siapa aja. Everyone.
Trus di ayat 32:
"Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga."
(Matius 10:23)
Setiap orang. Siapa aja. Everyone who does so. Intinya panggilan utk menjadi murid Tuhan, untuk menjadi radikal bagi Tuhan itu untuk semua orang (walaupun pada kenyataannya hanya sedikit yg betul2 menuruti panggilan itu). Jadi, kalo udah baca ayat2 ini, we know deh... Kita tuh semua dipanggil gak hanya sekedar menjadi bagian dari kerumunan orang2 yg mengaku cinta Tuhan... Tapi we are called for a higher calling: to be His disciple.
Tapi... Apa sih maksudnya menjadi murid Tuhan itu? Gw toh udah ke gereja setiap minggu, udah saat teduh setiap hari, udah melakukan deh 10 perintah Tuhan =D Apakah itu gak cukup? Nah... Ini nih kenapa menjadi murid Tuhan itu = radikal. Ingat gak satu bagian di kitab Lukas 9:57-62 ttg seorang pemuda yg bilang mau ikut Tuhan, tapi dia minta ijin dulu supaya dia pulang and kuburin bokapnya dulu. Trus Tuhan Yesus jawab gini:
"Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana."
(Lukas 9:60)
Deeeenggg... Waktu baca ayat ini yach gw agak bingung juga... Karena gw tau Tuhan itu sangat mengajarkan anak2 utk sopan ama orang tua. Tapi, kenapa di sini Tuhan malah bilang begitu? Satu hal yg gw liat di sini, mungkin si bokapnya tuh belon meninggal. Mana ada sih orang yg ngekorin orang lain ke mana-mana kalo bokap meninggal? Udah pasti dia sibuk toh dengan funeral, dll? Jadi, MUNGKIN di sini tuh bokapnya belon meninggal, tapi si anak pengen pulang dulu, take care of his parents first, kalo udah gak ada tanggung jawab dengan ortu, baru deh ikut Tuhan. Tapi di sini, Tuhan Yesus bilang... No waiting! Why? Karena every day people are dying spiritually, they need to know about the Lord Jesus who came to save them. Kerajaan Tuhan perlu diberitakan! Dan inilah panggilan seorang murid = memberitakan kerajaan Tuhan! Memberitakan kabar baik keselamatan! Dan Tuhan Yesus mau kita seperti Abraham! Heh? Abraham! Iya... Gw baru2 ini baca2 ttg Abraham, dan satu hal ttg Abraham yg sangat gw kagumi adalah his prompt obedience. Begitu disuruh Tuhan melakukan sesuatu, pasti langsung dilakonin ama dia... Gak pake nunggu2 satu dua hari! Disuruh pindah ke negara antah berantah? Yuksss... (mungkin sambil nyanyi *jangankan ke Canaan, ke Gunung Moriah aku ikut Kamu* Get it? Canaan itu tanah perjanjian utk Abraham & anak cucunya, sementara Gn. Moriah itu tempat Abraham hampir mempersembahkan Ishak). Disuruh mempersembahkan anaknya di atas altar? Ok, Tuhan, laksanakan! Nah... Tuhan tuh maunya kita seperti itu. Prompt obedience. Dan inilah salah satu sebabnya mengapa menjadi murid Tuhan Yesus itu adalah sesuatu yg sangat radikal. Memberitakan kerajaan Tuhan adalah panggilan seorang murid, dan saat dipanggil, He wants our prompt obedience!
Being a disciple always costs us. Baca deh:
Tetapi berkatalah raja (Daud) kepada Arauna:
"Bukan begitu, melainkan aku mau membelinya dari padamu dengan membayar harganya, sebab aku tidak mau mempersembahkan kepada TUHAN, Allahku, korban bakaran dengan tidak membayar apa-apa."
(2 Samuel 24:24)
Raja Daud mengerti bahwa memberikan persembahan kepada Tuhan itu gak gratis. And this is what we need to apply to us. Menjadi murid Tuhan itu ada harga yg harus dibayar. We have to be ready to sacrifice our comfort, our jobs, our "success", dll. Coba liat di ayat 39, orang yg mempertahankan hidupnya akan kehilangan hidupnya. Berapa banyak dari kita yg begitu dipanggil Tuhan, langsung bingung "tapi, Tuhan, kerjaan gw gimana? Lagi naik2nya nih...", "tapi, Tuhan, kalo gw turun ke ladang misi, gimana gw mau ketemu pasangan hidup?", dll dll. Dan inilah salib yg dimaksud Tuhan Yesus, pikul salibmu, lepaskan everything else that is attached to you. Pikul salib aja udah berat, coy... Gimana mau memikul kekhawatiran2 yg lain2 lagi? Lepaskan kekhawatiran akan pekerjaan, uang, pasangan hidup, dll... And promptly obey Him to spread the Gospel of Christ. Tapi... Ini lagi omongin panggilan utk melayani Tuhan di ladang misi yach? Gimana kalo Tuhan gak panggil gw ke ladang misi? Hehehehehe... No, I'm not talking about serving the Lord di ladang misi. Karena gak semua orang terpanggil melayani di negara/daerah lain toh. I'm talking about the call of being His disciple, which is memberitakan kerajaan Tuhan.
Memberitakan Kerajaan Tuhan itu gak hanya di ladang misi, sodara2. Pernah gak waktu lagi di tempat kerja, we pray for our colleagues? Pernah gak Tuhan bilang "Hey... Talk to this guy. He needs me," tapi dengan 1001 alasan kita bilang "ih Tuhan gimana sih, kan gak profesional banget ngomong2 ttg Tuhan di tempat kerja. Ntar gw dipecat gimana?". Atau pernah gak kita share our faith with our neighbor? our close friends? Yup... Betul, gak semua orang terpanggil untuk melayani di negara lain, tapi kita semua terpanggil untuk share God's love, grace and Gospel! Maybe your "mission field" bukan di negara lain, mungkin your mission field itu adalah rumah di sebrang rumahmu! Mungkin ladang misimu adalah cubicle di samping cubicle kantormu. Maybe it's even just down the hall from your room. Maybe it's your colleagues, your friends, or your own parents and siblings, or your roomates! Difficult, you say? Of course! Memberitakan kerajaan Tuhan itu gak gampang. Butuh waktu, butuh kebijaksanaan dari Tuhan dan butuh kekuatan dari Tuhan. Makanya itu ada sesuatu yg harus "dikorbankan" waktu kita serius mau menjadi murid Tuhan. Our comfort, our pride, sometimes even our professional life; our job! Dan panggilan untuk menjadi murid Tuhan ini betul2 serius dan radikal, makanya Tuhan sampe ngomong:
"Setiap orang yg mengakui Aku di depan manusia,
Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa di Sorga."
(Matius 10:32)
Dan... Kalo kita gak berani cross that street, or cross that hall to share God's Word and love. Kalo kita menyangkal Tuhan Yesus supaya kita terlihat profesional... Supaya orang2 gak marah sama kita... Hati-hati...
"... Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa di Sorga."
(Matius 10:33)
Aih... Serem. Tapi, itulah radikalnya panggilan seorang murid Tuhan! God requires a lot from His disciples. Dan inilah hal2 yg Tuhan mau dari seorang murid: Total commitment! That's what He wants from His disciples. Komitmen yg gak setengah2, tapi yg 100%, even commitment unto death. Seperti di ayat 39 katakan,
"Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya."
(Matius 10:39)
Total trust! Di ayat 9-11 tuh dikatakan kalo the 12 disciples gak boleh bawa kasut, tongkat, baju, dll. Pokoknya betul2 depend on God's providence! Pokoknya gak cukup hanya believe tapi TRUST God totally.
Total LOVE! Kasih yg tidak menjadi dingin. Mengasihi orang itu sulit lho... Apalagi kalo orang yg dikasihi ini berbeda cara pikir, cara pandang, and life style. Yang paling susah dilakukan oleh kita2 para manusia2 ini apa? Mengasihi orang yg beda ras dengan kita! Coba kalo misalnya ada kejadian gak enak di suatu tempat, biasanya yach... Orang yg lebih dulu dituduh adalah orang yg beda ras. Dan susahnya, kita semua dibesarkan dengan stereotype2 di sekeliling kita "orang dari ras ini pelit & gak mau rugi, orang dari ras itu pemalas, orang dari negara ini kasar2, dll dll dll. Tapi, justru Tuhan mau kita menjadi radikal, termasuk radikal dalam mengasihi sesama. Mengasihi tanpa ba bi bu, tanpa memandang perbedaaan (termasuk perbedaan ras!), tanpa pamrih.
"Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin."
(Matius 24:12)
Total Courage! Tuhan mau kita berani. Berani untuk memberitakan kabar keselamatan "dari atas atap rumah (Matius 10:27). Tuhan mau kita supaya gak takut terhadap manusia yg hanya bisa membunuh tubuh, tapi gak bisa membunuh jiwa. Tuhan mau supaya kita berani untuk mengakui Tuhan Yesus di depan orang2 lain yg mungkin akan mencemooh kita, membodoh-bodohi kita atau bahkan membenci kita.
Nahhh... Tapi gimana yach kita bisa memberitakan Kerajaan Tuhan ke orang lain? Apakah hanya dengan "berkotbah" aja? Kalo gitu terus, orang2 begitu liat gw udah langsung antipati donk. Udah langsung kabur duluan. hehehe... Well, memberitakan Kerajaan Tuhan itu gak cukup hanya dengan koar-koar. Remember: action speaks louder than words. Yuks liat apa kata Firman Tuhan.
"Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya."
(Matius 10:24-25a)
Seorang murid itu sama dengan gurunya. Siapa guru kita? Yach... Of course, no other than Tuhan Yesus Kristus. Tapi... What did Jesus do? Kalo orang2 sekarang suka pake gelang yg ada tulisan "WWJD" - "What Would Jesus Do". Tapi, I want to talk about what Jesus did when He was living on earth, which I will discuss tomorrow. Stay tune!
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^