by Poppy Noviana
- Benteng Jerman Anti Peluru (sumber: andi.my.id) -
Hi, ladies zaman now! Menurut kalian, mana yang lebih mudah digandrungi saat ini? Menjadi netizen maha-update (yang selalu mengikuti perkembangan terkini), atau wanita kekinian yang tekun memperlengkapi dirinya menjadi a Godly woman? Untuk mengetahuinya, yuk kita tes lewat mini survei ini:
□ Lebih banyak waktu scrolling media sosial/website di gawai
|
□ Lebih banyak waktu membaca alkitab
|
□ Lebih suka lihat Instagram story-nya teman
|
□ Lebih suka lihat online streaming service church
|
□ Lebih suka mendengarkan lagu hits zaman now
|
□ Lebih suka mendengarkan lagu rohani
|
□ Lebih suka baca buku sekuler
|
□ Lebih suka baca status Twitter temen
|
□ Lebih suka menerima
|
□ Lebih suka memberi
|
□ Lebih suka memberikan tanggung jawab
|
□ Lebih suka melakukan tanggung jawab
|
□ Lebih menyukai kehidupan update zaman now diluar dan menjadi populer dikalangannya
|
□ Lebih menyukai kehidupan untuk belajar dan melatih skill, serta mendekatkan diri kepada Tuhan dan keluarga
|
-
Kalau sebagian besar jawaban ada di box sebelah kanan, berarti Pearlians lebih mudah memahami apa yang akan saya jelaskan berikutnya. Namun jika lebih banyak jawaban di box kiri, jangan kuatir; mari buka pikiran kita untuk belajar tentang apa yang Tuhan akan sampaikan lewat firman-Nya.
Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.
(2 Korintus 10:3-5 / TB)
Saya menyadari bahwa pembaca blog ini berasal dari latar belakang, budaya, etnis, dan pengalaman hidup yang berbeda-beda. Namun saya yakin, Tuhan adalah Pribadi yang rindu agar kita—sebagai wanita—memiliki karakter Allah yang kuat dan membentengi diri dengan firman-Nya. Kuat itu tidak dicapai dalam sehari semalam seperti dongeng Sangkuriang. Sama seperti melatih fisik kita di tempat gym, kita tidak bisa membangun kehidupan dengan firman Tuhan jika tidak membiasakan diri untuk berelasi dengan-Nya—tentunya ini bukan sebuah proses yang instan.
Firman Tuhan jelas sekali membahas tentang hal ini.
Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
(1 Timotius 4:7b-8)
“Eh? Maksudnya gimana?”
Nah, coba kita merefleksikan aktivitas harian masing-masing. Kira-kira apa saja yang kita baca dan dengarkan sehari-hari? Apa saja yang orang katakan tentang kita, baik secara langsung maupun tidak langsung (termasuk di media sosial)? Apa yang kita lihat dan rekam dalam pikiran serta perasaan masing-masing?
Setiap hari, hal-hal di atas terbangun satu per satu hingga membentuk benteng tinggi dan kokoh dalam pikiran kita. Pertanyaannya, apakah benteng kita saat ini adalah benteng yang terbangun di atas pondasi dan material yang benar (alias firman Tuhan); atau malah benteng lain? Timotius pernah membahas jenis benteng yang tidak berasal dari Tuhan, dan kita, orang percaya, punya tugas untuk merubuhkan benteng-benteng itu dengan perlengkapan senjata Allah.
Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.
(II Korintus 10:3-5)
Firman Tuhan mengatakan bahwa benteng yang salah dibangun dari keangkuhan manusia, yaitu saat ia tidak menerima kebenaran. Keangkuhan ini bisa menimbulkan hal-hal seperti skeptis, pesimis, ketakutan, keraguan, kebohongan, rasa tidak aman, kegelisahan, maupun kemunafikan. Semuanya penjadi penghalang untuk meraih kedewasaan rohani dan juga penggenapan janji Allah buat hidup kita. Itulah kenapa, pikiran kita harus ditaklukkan kepada Kristus yang adalah Firman Allah.
- Penasaran nggak sih, dengan apa yang sebenarnya sudah Tuhan rancangkan untuk wanita yang memiliki karakter-Nya? -
Nah, dari bagian ayat yang ditulis oleh Timotius tadi, kita belajar kalau pengenalan akan Tuhan sangat penting. Tapi, mau tidak mau, kita harus mengakui bahwa ada banyak hal yang dapat menggagalkan kita untuk mengenal Allah lebih dekat lagi.
Contohnya disaat seharusnya kita datang ibadah, tapi kita malah:
1) Punya keinginan yang lebih besar untuk jalan ke mal untuk big sale.
2) Mantengin HP yang beritanya bejibun dan update melulu.
Padahal sebenarnya, kalau dicermati, dua hal tersebut tidak memberikan pengaruh pada pengenalan akan Kristus. Tidak jarang banyak orang yang berbalik arah (alias walk out) dan hilang dari tujuan penciptaan yang sesuai desain panggilan Allah; padahal yang dirindukan dari pribadi Godly women adalah mental yang kokoh saat ada tekanan, tenang saat ada ujian kehidupan, dan stabil saat ada pukulan berat terjadi – persis seperti orang bijaksana yang membangun rumahnya di atas batu (Lukas 6:48). Itulah sebabnya, sebagai Godly women, kita perlu memperlengkapi diri dengan firman Tuhan dan bertanggung jawab dengan tindak lanjut dalam sikap keseharian masing-masing.
Selain itu, Godly women juga harus siap untuk misi panggilan dari Allah. Siap karena terbiasa melatih tubuhnya agar tetap sehat dan pikirannya agar tetap benar sehingga capable untuk berada dalam pekerjaan spesifik yang Allah siapkan sesuai dengan kehendak-Nya. Yaps, keberhasilan bukanlah tentang mencapai IPK cumlaude dan bisa beli rumah sendiri saja, melainkan berjalan dalam rancangan-Nya dan menemukan siapa diri kita yang sebenarnya (siapa yang masih cari jati diri, silahkan dicoba).
Hasilnya, kita memiliki hati dan pikiran yang kuat; seperti benteng pertahanan anti peluru di Jerman plus Allah sebagai arsiteknya. Tidak ada lagi pikiran insecure, berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain, tidak mau bergosip lagi, dan menanggalkan kebiasaan julid di media sosial yang hanya bikin gaduh; sebab masih ada banyaaaakkk hal lain yang lebih penting dan harus dikerjakan dalam kehidupan yang singkat ini.
- Tentara wanita pengecek radar (sumber: andi.my.id) -
Jadi, bagaimana caranya untuk membangun benteng diri dengan benar?
"She equips herself with strength [spiritual, mental, and physical fitness for her God-given task] And makes her arms strong."
(Proverbs 31:17)
Melatih diri beribadah memang tidak mudah. Diperlukan komitmen untuk menyalibkan daging kita setiap hari, karena roh memang penurut tapi daging lemah. Terakhir namun bukan tidak penting, pastikan radar yang kita miliki berada pada posisi yang benar, untuk setiap saat menangkap sinyal arahan-Nya Allah. Sama seperti yang Paulus tulis di Roma 8:31, “Jika Allah di pihak kita, siapa yang akan melawan kita?” With God, we can build the right stronghold with His truth.
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^