Thursday, November 8, 2018

Menjaga Kekudusan




by Stephanie Gunawan

Berbicara tentang menjaga kekudusan... Hmm... Emang sebenernya kita tuh gak kudus yah? Atau... Sebenernya kita kudus, tapi bisa jadi gak kudus karena kelalaian kita? Apa sih maksudnya kudus? Apa yang harus kudus?

Yang harus kudus itu adalah: HATI KITA.


Kenapa hati kita harus kudus? 

 Karena seperti air mencerminkan wajah, 
demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu.
(Amsal 27: 19)

Dari hati kitalah terpancar seluruh kehidupan kita.
(Amsal 4: 23) 

Kalau hati kita kudus, pasti tindakan kita juga kudus/suci/murni. Kita akan melakukan segala sesuatu dengan hati yang tulus, tanpa pura-pura, tanpa pakai topeng. 

Lalu, apa hati kita bisa jadi gak kudus? Tentu saja bisa! Sejak kita lahir, kita adalah manusia berdosa (Roma 3:23). Dosa membuat hati kita berkeinginan untuk menyukai hal-hal yang Allah gak sukai. Misalnya, Allah gak suka kita berpikiran jorok, tapi kita demeeenn banget mikir jorok. Itu tuh contoh perilaku yang bertentangan dengan kehendak Allah.

Nah pada zaman Musa, Allah memberikan hukum Taurat bagi bangsa Israel untuk menuntun mereka berjalan dalam kekudusan. Tapi ... apa yang kemudian terjadi? Bangsa Israel malahan berkali-kali jatuh dalam dosa dan mendukakan hati Allah. Kok bisa begitu yah? Kenapa dikasih hukum Taurat, mereka jadi makin berdosa?

Rasul Paulus menjelaskan di Roma 7:7, 11.
(Ay. 7) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!
(Ay. 11) Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku.

Mereka mulai mengingini hal-hal yang tadinya tidak mereka inginkan. Dosa menipu mereka. Namun setelah melakukannya, mereka merasa menyesal karena tahu bahwa itu tidak sesuai dengan kehendak Allah. Akhirnya, mereka berusaha mengurangi rasa bersalah mereka dengan menjalankan hukum Taurat itu dengan penuh perjuangan. Mereka mengekang dirinya dengan hukum Taurat. Mereka menilai dirinya dengan hukum Taurat. Kalau tindakan mereka sesuai dengan hukum Taurat, mereka adalah orang saleh. Tapi kalau tidak, mereka adalah orang berdosa. Mereka berusaha keras menahan dirinya untuk tidak membunuh, tidak berzinah, tidak mencuri, tidak berbohong, dan sebagainya untuk membenarkan dirinya di hadapan Allah dan juga manusia. Mereka hidup di bawah hukum Taurat. Kehidupan seperti itu pasti sulit sekaliii... 
 
Tapi, syukur kepada Allah!! Ia merelakan Anak-Nya, Yesus Kristus, untuk mati di kayu salib menebus dosa kita semua. Sejak saat itu, kita tidak hidup di bawah hukum Taurat lagi, tetapi di bawah kasih karunia. Kita tidak perlu berjuang dengan kekuatan kita sendiri untuk membuat diri kita merasa benar, tidak berdosa. Ia yang mengerjakannya untuk kita. 

Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia. 
(Roma 6:14)


(Roma 7:4-6)
(Ay. 4) Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah.
(Ay. 5) Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut.
(Ay. 6) Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat. 

Praise the Lord! Praise the Lord! :) Kita sudah hidup di dalam Yesus Kristus, di dalam kasih karunia-Nya! Yeeaayy!! 


(Roma 8:1-4)
(Ay. 1) Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam
Kristus Yesus.
(Ay. 2) Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.
(Ay. 3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
(Ay. 4) supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.

Jadi, sekarang adalah saatnya bagi kita untuk HIDUP DALAM ROH! Artinya, kita hidup dalam Roh Kudus, yaitu dalam Roh Allah, Roh Kristus. Kita hidup untuk menyenangkan Allah bukan dengan usaha kita sendiri, melainkan melalui pertolongan Roh Kudus yang berdiam dalam hati kita.

Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
(Roma 8: 11)

Jadi, berdoalah minta Tuhan Yesus untuk diam di dalam hati kamu. Ingat bahwa dari hati kitalah terpancar seluruh kehidupan kita (Amsal 4: 23). Kalau di dalam hati kita ada Kristus, maka seluruh kehidupan kita akan memancarkan Kristus. ^^

Okay, sekarang saatnya sharing pribadi dari saya! Hoho. Selain kesombongan, impurity juga merupakan pergumulan saya yang terbesar. Saya bergumul dengan dosa ketidak-kudusan. Sebelum saya bener-bener bertobat, saya tau bahwa berpikiran kotor tu dosa. Berimajinasi tentang saya sedang berhubungan sex dengan seseorang juga dosa. Menstimulasi diri saya sendiri supaya terangsang pun dosa. Memakai pakaian yang terbuka untuk menggoda pikiran-pikiran pria juga ga pernah bisa dibilang tindakan yang benar. Well well well, semua pelajaran yang saya denger di Sekolah Minggu, saya hafal! Kadang-kadang saya menang juga kalo kuis Alkitab. Tapi, saya tetap saja melakukan dosa-dosa di atas. Pikir saya, “Toh gak ada orang lain yang tau.” Saya ingin merasa senang karena keinginan saya tercapai. Gak peduli apa keinginan Allah, yang penting keinginan saya terlaksana!

Setelah melakukan dosa-dosa di atas, pada awalnya saya merasa senang. Tapi... biasanya akan berakhir dengan perasaan kotor, jijik ma diri sendiri. Saya merasa bersalah juga pada Tuhan Yesus. Tapi apa daya, seringkali ketika godaan itu datang (biasanya kalo saya masih tidur- tiduran di ranjang padahal mestinya udah bangun n mandi -.-“), saya tak kuasa menolaknya. Saya berusaha keras dengan sekuat tenaga untuk gak mikir jorok, gak berimajinasi tentang hubungan sex, gak menstimulasi diri saya sendiri, dan menahan diri untuk gak pake baju-baju yang terbuka. Saya kalah. Gak pernah satu kali pun saya sanggup menolak godaan dosa. Saya berusaha melaksanakan hukum Taurat dengan kekuatan saya sendiri, dan saya gagal. :( 

Tapi, sesuatu terjadi. Allah menemplak saya dengan keras. Ia menghancurkan saya sampai saya sadar bahwa satu-satunya yang saya butuhkan HANYALAH pertolongan Kristus. Ia memperbaiki bagian ‘dalam’ dari diri saya, yaitu HATI saya. Yesus memberikan Roh Kudus-Nya untuk tinggal dalam hati saya dan menolong saya. Roh Kudus pelan-pelan menuntun saya untuk mengenal pribadi Yesus. Roh Kudus menunjukkan betapa Yesus sangat mengasihi saya dan rindu agar saya hidup dalam kekudusan. Merasakan kasih-Nya yang begitu dalam untuk saya, saya gak bisa berkata apa-apa lagi. Saya mau membalas kasih-Nya! Saya mau mengikuti kehendak-Nya, yaitu berjalan dalam kekudusan! Kalau dulu saya mengandalkan kekuatan saya sendiri untuk berjalan dalam kekudusan, sekarang ngga lagi deh. Udah tau hasilnya, pasti gagal! 

So, saya mau mengandalkan kekuatan Tuhan Yesus untuk membawa saya hidup dalam kekudusan. Sekarang Ia sudah tinggal di dalam hati saya, pasti Ia akan selalu mengingatkan dan menegur saya kalo saya udah kompromi lagi dengan ketidak-kudusan. :)

Puji Tuhan! Sekarang saya tidak perlu berjuang sendiri dalam menjaga kekudusan, tetapi berdua dengan Tuhan Yesus. Memang beberapa kali terakhir ini pun sempat gagal, tapi saya percaya Ia akan melakukan pekerjaan yang indah dalam diri saya. Walaupun saya jatuh berkali- kali, Ia akan mengangkat saya berkali-kali. Pelajaran menjaga kekudusan ini sulit, tapi bukan berarti tidak mungkin untuk lulus selama saya menjalaninya bersama Yesus. Ayo teman-teman juga belajar menjaga kekudusan berdua dengan Tuhan Yesus!

1 comment:

  1. Iya benar kak, saya pun sering gagal ketika mengandalkan kekuatan saya sendiri dan selalu membawa perasaan bersalah itu. Mengucap syukur dimiliki Allah yg penuh kasih karunia dan sabar, saya dimmpukan mengalami pengampunan dan kasih karuniaNya, diajar untuk selalu datang padaNya secara jujur dan terbuka, diajar mengakui itu kpd Pemimpin rohani, karna kasihNya ini saya mjd lebih jujur dan apa adanya kpd diri saya sendiri, saya senang melalui kegagalan ini saya belajar bergantung pd Kasih sejati Kristus, menikmati hubungan pribadi denganNya. Terimakasih kak untuk sharingnya, sangat memberkati. I know I ll never walk alone. Gbu

    ReplyDelete

Share Your Thoughts! ^^