Friday, April 14, 2017

The Other Side of Me



by: Grace Suryani

Gue sangat diberkati dengan khotbah Minggu beberapa waktu yang lalu. Khotbah itu bikin gue berpikir ulang tentang siapa gue sebenarnya. Selama ini, gue selalu mikir kalo gue ini biji mata Allah, the daughter of Almighty God, umat pilihan Tuhan, anak Raja, gereja-Nya, dan suatu saat nanti bersama dengan kumpulan orang percaya lainnya akan menjadi Mempelai Anak Domba Allah. That's me. I always think that I'm beloved, I'm wonderfully made, namaku terukir di tangan Tuhan, and so on and so on.

Itu semua ngga salah. Itu semua biblical. Itu semua memang ditulis di Alkitab. Tapi hari ini, lewat khotbah yang gue dengar, Tuhan menyatakan sisi lain dari siapa gue...

I am the one that killed Jesus...
Because of my sin, God's only begotten SON, Jesus Christ suffered and die...
I am the one that killed Him.


Gue-lah yang membuat Yesus tergantung di kayu salib, setengah telanjang, dipermalukan, dihina, diejek. Gue-lah yang membuat Yesus menderita. Martin Luther pernah bilang bahwa di tiap kantong kita ada paku. Paku yang menancapkan Yesus ke kayu salib... Dan kebenaran itu meremukkan semua ego gue. Gue pikir gue orang baik, gue pikir I'm good enough. But that's not true! I'm the one that killed and made Jesus suffered.

Kalo Bapa bertanya lagi "Siapa kamu?", jawaban gue adalah, "I'm the one that killed Your beloved SON, O Lord. Your Son died because of me... because of my sin. Would You forgive me?"

Kenyataan itu membuat gue jadi sadar betapa besar kasih-Nya. Dia tahu siapa gue. Dia tahu bahwa dosa gue yang menyebabkan Yesus disalib. Dia tahu semua. Tapi bahkan Dia mau mengangkat pembunuh anak-Nya menjadi anak-Nya sendiri... Ia mengangkat orang yang menyebabkan anak-Nya menderita dan menyebut pembunuh itu sebagai biji mata-Nya, pewaris kasih karunia, imamat yang rajani, umat pilihan dan banyak sebutan lain yang menunjukkan kasih-Nya.

Oh, betapa dalamnya kasih-Nya... sungguh takkan pernah bisa kuselami...

Perenungan ini bikin gue inget himne kesukaan gue, judulnya The Love of God
The love of God is greater far than tongue or pen can ever tell;
It goes beyond the highest star, and reaches to the lowest hell;
The guilty pair, bowed down with care, God gave His Son to win;
His erring child He reconciled, and pardoned from his sin.
Refrain:
Oh, love of God, how rich and pure!
How measureless and strong!
It shall forevermore endure—
The saints’ and angels’ song.
When hoary time shall pass away, and earthly thrones and kingdoms fall,
When men who here refuse to pray, on rocks and hills and mountains call,
God’s love so sure, shall still endure, all measureless and strong;
Redeeming grace to Adam’s race—The saints’ and angels’ song.
Could we with ink the ocean fill, and were the skies of parchment made,
Were every stalk on earth a quill, and every man a scribe by trade;
To write the love of God above, would drain the ocean dry;
Nor could the scroll contain the whole, though stretched from sky to sky.
Be, Kau tahu betapa hancur hatiku ketika sadar selama ini aku cuma tahu setengah kebenaran. Aku Cuma tahu tau sisi baik dari diriku di mata-Mu, tanpa sadar bahwa aku juga penyebab anak-Mu mati. Kenyataan bahwa dosaku yang mengirim Yesus mati membuatku sadar betapa dalamnya dosaku...

Tapi sungguh kasih-Mu luar biasa. Kau mengampuni pembunuh anak-Mu bahkan mengangkatnya jadi anak-Mu sendiri. Betapa rasanya kasih-Mu sungguh besar dan tak terselami.

Let Paul's prayer be my prayer too, "Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan." Efesus 3:18-19

Selamat Minggu Prapaskah...

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^