Friday, April 28, 2017

MENDEKAT (Part-3)



by Glory Ekasari

(baca bagian 1 dan bagian 2.)

Tuhan Yesus telah melakukan hal yang mustahil dan tidak masuk akal: Dia datang ke dunia sebagai manusia, Dia hidup dalam ketaatan yang sempurna pada Bapa, Dia mati menanggung dosa kita, dan bila kita percaya kepada-Nya, kita diselamatkan. Ini semua begitu ajaib dan tidak masuk akal, sehingga banyak orang justru sulit percaya. Mengapa Tuhan mau berkorban begitu banyak untuk kita?

Tapi bila itu semua sudah membuat kita takjub, kita harus bersiap untuk lebih takjub lagi. Dalam salah satu percakapan terakhir Yesus dengan murid-murid-Nya, Dia menyebut seorang Pribadi lain yang akan datang bagi mereka.
“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” — Yohanes 14:16-17
Janji ini bukan janji baru, melainkan pengulangan dari apa yang dijanjikan Allah ratusan tahun sebelumnya melalui nabi Yeremia dan Yehezkiel. Yeremia bernubuat tentang pembaharuan perjanjian antara Allah dengan umat-Nya (yang digenapi oleh Yesus ketika Dia mati disalib), dan Yehezkiel bernubuat tentang apa yang terjadi pada umat Allah ketika perjanjian itu telah diperbaharui:
“Kamu akan Kuberikan hati yang baru dan roh yang baru di dalam batinmu, dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.”— Yehezkiel 36:26-27
Bila tadinya kita melihat ke dalam diri kita dan menemukan hati yang rusak oleh dosa dan penuh pemberontakan terhadap Tuhan, Tuhan berjanji bahwa keadaan itu akan berubah. Suatu hari nanti, dari dalam hati kita, akan timbul keinginan dan tekad untuk hidup berkenan di hadapan Tuhan, untuk meniru Yesus dalam ketaatan-Nya kepada Bapa. Ini bisa terjadi karena hati kita diubahkan-Nya, dan karena Tuhan sendiri—bukan sejenis tenaga dalam atau pencerahan apapun, melainkan Dia sendiri—ada di dalam kita. Bukan di sisi kita, bukan di depan kita, tapi di dalam kita. Dan saya suka apa yang Yesus katakan: “Ia menyertai kamu selama-lamanya.” Tuhan yang telah menyelamatkan saya, dan yang sekarang tinggal di dalam saya, tidak akan meninggalkan saya. Selama-lamanya.

Tentu saja saya sadar bahwa hati saya bukan tempat yang layak untuk Tuhan. Tapi sebagaimana kandang yang kotor dan palungan yang sederhana menjadi tempat istimewa karena Yesus hadir di situ, demikian pula hati saya menjadi sumber kehidupan karena Roh Kudus tinggal di dalamnya. Paulus tanpa ragu-ragu berkata pada jemaat Korintus:
“Tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah Bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? . . Bait Allah adalah kudus, dan Bait Allah itu ialah kamu.” – 1 Korintus 3:16-17
Setiap kali saya memikirkan hal ini, saya sungguh tidak habis pikir, kenapa Tuhan, yang tidak kekurangan apa-apa, begitu niat berusaha untuk sedekat mungkin dengan saya—yang jelas tidak bisa membalas kebaikan-Nya? Kalau bukan semata-mata karena kasih-Nya, apa lagi alasan yang mungkin?

Korban persembahan sebenarnya adalah usaha manusia untuk mendekat kepada Allah, namun justru Allah yang menyediakan korban yang sempurna—Yesus Kristus, agar Dia bukan hanya bisa dekat, tetapi bahkan tinggal di dalam kita. Sebesar itulah kasih Tuhan bagi kita. Begitu ajaibnya kebenaran ini, sehingga Paulus berkata dengan antusias:
“Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”— I Korintus 2:9
Maka tidak heran bahwa Paulus, setelah menjelaskan panjang lebar tentang betapa ajaibnya karya keselamatan Kristus dan pekerjaan Roh Kudus bagi orang percaya, membuka nasehatnya kepada jemaat di Roma demikian:
“Karena itu, saudara-saudara, dengan mengingat betapa besar anugerah Tuhan bagi kamu, aku menasehatkan kamu supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah. Itulah yang sesungguhnya Tuhan inginkan dari kamu.”— Roma 12:1

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^