Monday, April 10, 2017

Die to Live



by Leticia Seviraneta
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” – Yohanes 12:24
Masa Paskah adalah masa di mana kita mengenang kematian dan kebangkitan Kristus. Ya, kekristenan sangat unik karena hanya di dalam kekristenan lah diajarkan bahwa Tuhan mati bagi manusia dan bangkit kembali demi menyelamatkan mereka. Tema kematian dan kebangkitan Kristus senantiasa mewarnai seluruh Alkitab kita, baik di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Namun sayangnya, sedikit dari kita mengetahui kekuatan dari kematian dan kebangkitan Kristus untuk kita alami di kehidupan kita sehari-hari. Yesus tidak hanya mati dan bangkit supaya kita mengenangnya di saat Paskah saja. Ia mati dan bangkit untuk memberikan kepada kita kekuatan menjalani hidup yang sepenuhnya baru setiap hari.
“Tahukah Saudara-saudara bahwa pada waktu kita dibaptis, kita dipersatukan dengan Kristus Yesus? Ini berarti kita dipersatukan dengan kematian-Nya. Dengan baptisan itu, kita dikubur dengan Kristus dan turut mati bersama-sama dengan Dia, supaya sebagaimana Kristus dihidupkan dari kematian oleh kuasa Bapa yang mulia begitu pun kita dapat menjalani suatu hidup yang baru.” – Roma 6:3-4, BIS
Saya pribadi menyukai kata “dipersatukan” pada ayat diatas. Ketika kita menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi kita, kita sesungguhnya telah dipersatukan dengan-Nya. Kita telah menjadi satu tubuh dengan Kristus. Roh Kudus tinggal di dalam diri kita. Pernikahan manusia di bumi merupakan cerminan kesatuan Kristus dengan jemaat. Sama halnya seperti dua telah menjadi satu di dalam pernikahan, demikian juga kita dengan Kristus telah menjadi satu. Kematian Yesus membawa kematian atas kuasa dosa di dalam diri kita. Kebangkitan Yesus memberi kita kuasa untuk menjalani kehidupan yang baru, yakni hidup yang bebas atas kuasa dosa dan segala ikatan.

Tetapi kalau begitu, mengapa kita masih aja sering jatuh ke dalam dosa yang sama? Mengapa seringkali kita merasa sulit untuk berubah? Hal ini dikarenakan kehidupan kita yang baru di dalam Kristus juga membutuhkan partisipasi aktif dari pihak kita. Kita perlu secara konstan memutuskan tidak lagi menuruti keinginan daging kita, melainkan mengejar keinginan Tuhan. Istilah jargonnya kita memasuki proses yang dinamakan “sanctification.” Sanctification berasal dari kata Yunani “hagiasmos” yang artinya kekudusan dan keterpisahan. Sederhananya, ini adalah sebuah perjalanan bertumbuh untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus. Ini berarti kita mengejar kedewasaan rohani, yang ditandai dengan buah-buah karakter Kristus dalam hidup kita. Proses ini akan semakin progresif seiring dengan tingkat ketaatan kita terhadap kehendak Tuhan sebagaimana telah diungkapkan dalam Firman-Nya. Jadi, sesungguhnya kita telah dibebaskan dari kuasa dosa, namun kita tetap harus membuat keputusan untuk tidak hidup seperti kita masih di bawah kuasanya. Jangan lupakan bahwa kita telah menikah dengan Kristus, kita telah bersatu dengan-Nya, dan kita memiliki tubuh serta hidup baru yang berbeda dengan sebelumnya.
“Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.” – Roma 6:11-14, ITB
Kita ditebus Kristus untuk menjalani hidup yang tidak lagi berbau kematian, melainkan hidup yang benar-benar hidup. Berita baiknya, kita tidak ditinggalkan di dunia ini untuk berusaha mencapai kekudusan dengan kekuatan sendiri. Kita diperlengkapi dengan Roh Kudus yang akan menjadi sumber kekuatan kita untuk hidup berkemenangan. “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yoh 14:25-26, ITB) Yang perlu kita lakukan adalah terus menerus terhubung dengan Yesus dan menimba kekuatan dari Roh Kudus di kala kita lemah dan tergoda untuk berdosa. Kita pun harus senantiasa sadar betapa besar kuasa yang Tuhan sudah berikan dalam hidup kita, bahwa kita telah bersatu dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Dengan demikian, kita akan dapat menjalani hidup yang benar-benar baru.

Saya tahu betul tidak mudah untuk mengubah kebiasaan lama. Apalagi kalau kita sangat menyukai kebiasaan lama kita tersebut. Seorang yang terbiasa memendam kesalahan yang orang lain perbuat kepadanya harus belajar mengampuni dan melepaskan segala rasa sakit hati. Seorang yang suka bergosip, harus belajar untuk hanya mengeluarkan kata-kata yang membangun. Seorang yang egois, harus belajar mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri. Seorang yang terikat dosa seksual, harus belajar untuk menjaga kekudusan tubuhnya dan tidak menggunakan untuk memuaskan nafsu sesaat. Semuanya tidak mudah, namun akan lebih mudah bila kita mau membuat keputusan secara berkelanjutan untuk berkata tidak dan melakukan hal lain yang berkenan bagi Tuhan. Kita tidak bisa hanya berkata tidak namun tetap tidak produktif melakukan hal lain. Karena bila energi kita kurang tersalurkan, besar kemungkinan kita dapat kembali ke dosa lama. Kita perlu mengalihkan energi kita ke sebuah aktivitas lain yang kita tahu betul lebih berguna, lebih produktif, dan tentunya memuliakan Tuhan. Temukan bagi dirimu kegiatan yang akan mengalihkan pikiran serta energimu untuk mematahkan siklus dosa lama. Bagi yang sulit mengampuni, dapat mengambil langkah kecil untuk berdoa rutin untuk yang menyakiti dia. Bagi yang terikat dosa seksual, dapat mengambil langkah untuk menghindari setiap situasi yang membuatnya tergoda, mengalihkan energi baik dengan berkumpul dengan teman-teman yang membangun, berolahraga, pelayanan di gereja, dsb. Roh Kudus akan senantiasa memberikan kita kekuatan, namun dari pihak kita pun harus taat terhadap tuntunan-Nya. Yuk, mulai menggunakan kekuatan yang Tuhan sediakan supaya kita benar-benar hidup seperti yang Tuhan kehendaki. Semoga Paskah hadir di keseharian kita, dan bukan hanya menjadi event melainkan sebuah lifestyle :)

Yesus mati supaya kita bisa hidup. Hidup yang penuh kemenangan atas kuasa dosa.
Kita mati supaya Yesus bisa hidup. Hidup yang akan memancarkan Yesus ada dalam diri kita.

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^