by Glory Ekasari
(baca bagian sebelumnya di sini)
Banyak orang Kristen ikut-ikutan tidak suka pada orang Farisi dan ahli Taurat karena Tuhan Yesus sering menegur mereka dengan keras. Tapi pernahkah kita berpikir mengapa sampai ada golongan agama seperti ini? Jawabannya, saudara-saudara, tidak lain adalah karena mereka berusaha untuk hidup taat sepenuhnya pada hukum Taurat. Cikal bakal ahli Taurat adalah Ezra, yang memiliki niat mulia:
“Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.”— Ezra 7:10Ezra tahu bahwa Israel dihukum keras oleh Tuhan karena ketidaktaatan mereka selama berabad-abad. Dan kalau pembaca membaca kitab Ezra, pembaca akan mengerti betapa seriusnya orang ini merindukan kebangunan rohani di Israel, betapa inginnya dia agar semua orang Israel taat sepenuhnya pada Hukum Taurat.
Ironisnya, justru usaha ini yang akhirnya melahirkan golongan ahli Taurat, orang Farisi, orang Saduki, dan para pemuka agama lainnya—yang akhirnya justru menyalibkan Mesias yang diutus Allah. Bagaimanapun, usaha manusia untuk mendekat kepada Allah tidak membuahkan hasil. Mengapa? Bayangkan seorang rakyat jelata ingin bertemu dengan presiden. Dia bisa berusaha dengan berbagai cara, tapi pertemuan itu tidak akan terjadi kecuali presiden yang menemui dia. Demikian pula halnya dengan kita dan Tuhan. Kita tidak akan mampu sampai kepada Dia dengan usaha apapun—kecuali Tuhan sendiri yang datang menemui kita.
Dan itulah yang Dia lakukan.
Setelah semua usaha manusia untuk mencapai Tuhan gagal, Dia sendiri datang ke dunia dalam wujud manusia. Mengapa Dia tidak datang dalam kemuliaan-Nya? Mengapa justru dalam wujud manusia? Ada misi ganda: Dia akan menjadi manusia yang taat secara sempurna kepada Allah agar, 1) Dia menjadi patokan bagi kita bagaimana hidup taat kepada Allah (dalam Alkitab dikatakan Dia menjadi “yang sulung di antara banyak saudara”) dan 2) Dia menjadi korban yang sempurna untuk menggantikan kita menanggung dosa.
Ketika Tuhan Yesus dibaptis di sungai Yordan, terjadi peristiwa yang menakjubkan. Langit terbuka, Roh Kudus turun atas Yesus dalam rupa burung merpati, dan terdengar suara:
“Engkaulah Anak-Ku yang kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”— Markus 1:11Yesus adalah satu-satunya orang yang, secara publik, mendapat pengakuan dari Bapa sebagai Anak yang berkenan pada Bapa-Nya. Dan sampai hari-hari terakhir-Nya di dunia, Yesus menunjukkan bukti dari pujian tersebut: Dia menaati Bapa-Nya dengan sempurna.
Ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: “Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki—tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku; kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.” Lalu Aku berkata:
“Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku, untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku.” — Ibrani 10:5-7Yesus, mewakili kita yang percaya kepada-Nya, telah memberikan persembahan yang dikehendaki Allah dari manusia: ketaatan yang sempurna.Karena sepanjang hidup-Nya Yesus taat kepada Allah dengan sempurna, Dia bisa menjadi korban untuk menghapus dosa kita. Setiap manusia punya dosa mereka sendiri yang harus mereka tanggung, dan tidak seorangpun dapat berkorban bagi orang lain. Tapi karena Yesus tidak memiliki dosa, Dia bisa menanggung dosa orang lain. Dan karena Dia adalah Tuhan, Dia berkuasa menanggung dosa setiap orang yang percaya kepada-Nya.
“Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri.” ― Ibrani 10:19-20Ruang mahakudus, tempat Allah menyatakan diri — tempat yang tadinya tertutup dengan tabir yang mustahil ditembus—sekarang terbuka bagi kita; bukan karena ketaatan kita pada hukum Taurat, tapi karena kasih karunia Allah. Dia sendiri telah membuka jalan bagi kita untuk mendekat kepada-Nya, melalui Yesus Kristus.
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^