by Poppy
Berdoa
tanpa henti?? Sepertinya mustahil! Sebuah pertanyaan dan pernyataan
yang sederhana,
namun sangat menarik untuk dipahami lebih dalam..yuk kita selidiki
lebih dalam!
Ketika
Sulit Untuk Berdoa
Sebab
sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah
Kauketahui, ya
Tuhan
(Mazmur 139:4)
Alkitab
menyatakan kepada kita bahwa Allah mengetahui setiap pikiran dan
perkataan di lidah
kita (Mazmur 139:1-4). Maka, ketika kita tidak tahu apa yang perlu
didoakan, Roh Kudus
"berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang
tidak terucapkan"
(Roma
8:26). Kebenaran alkitabiah ini meyakinkan kita bahwa kita dapat
berkomunikasi dengan
Allah, meskipun tanpa mengucapkan sepatah kata pun, karena Dia
mengetahui kehendak
dan keinginan hati kita. Sungguh hal itu menjadi suatu penghiburan di
kala kita dalam
kebimbangan atau mengalami tekanan berat! Kita tidak perlu khawatir
jika tidak dapat
menemukan kata-kata untuk menyatakan pikiran dan perasaan kita. Kita
tidak perlu merasa
malu jika terkadang kalimat yang kita ucapkan terputus di tengah
jalan. Allah
mengetahui
apa yang ingin kita sampaikan.
Selain
itu, dalam hal berdoa kita juga tidak perlu harus selalu berlutut
atau dalam posisi - posisi khusus.
Seandainya pun kita berusia lanjut atau menderita arthritis [penyakit
radang sendi]
sehingga tidak bisa berlutut, tidak menjadi masalah. Sesungguhnya
yang Allah perhatikan
adalah posisi hati kita. Betapa
luar biasanya Allah! Betapa pun kita tersendat-sendat atau gagap
dalam berdoa, Dia mendengarkan
kita. Kasih yang tiada batas di dalam hati-Nya menanggapi kebutuhan
dan perasaan
hati Anda yang tak terucapkan. Oleh karena itu, tetaplah berdoa!
~
DOA TIDAK MEMBUTUHKAN KELANCARAN BERKATA-KATA MELAINKAN
KESUNGGUHAN
HATI~
(Hutabarat,
E)
Pengenalan
Jenis Metode Doa
Dalam
segala doa dan permohonan.Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan
berjaga-jagalah didalam
doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala
orang Kudus.
(Efesus
6 : 18)
Mari
kita memahami lebih dalam mengenai metode berdoa. Metode yang
dimaksud adalah sikap
yang dilakukan saat berdoa. Terdapat dua jenis sikap doa (Rap-Rap,
2012) yaitu berdoa
secara liturgi dan berdoa secara hakekat. Perbedaan dasar yang
membedakan keduanya
yaitu sikap dari objek yang melakukan doa.
1.
Berdoa secara Liturgi
Doa
secara liturgi dilakukan sesuai dengan apa yang Tuhan Yesus ajarkan
saat akan menghadapi
kayu salib, Tuhan mengambil waktu tenang untuk berdoa saat itu. Sikap hati
dan penyerahan diri secara penuh, bertekuk lutut sebagai sikap hormat
dan tunduk kepada
Bapa. Sikap doa seperti
ini seringkali
dilakukan oleh kita saat beribadah di gereja, saat makan dan saat
kita berada di
tempat yang tenang dan khusuk.
Masuklah,
marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang
menjadikan kita. Sebab
Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba
tuntunan tangan-Nya.
Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!" (Mazmur
95:6)
2.
Berdoa secara Hakekat
Doa
secara Hakekat dilakukan sesuai dengan apa yang Tuhan Yesus ajarkan
saat berada di
atas kayu salib saat itu Tuhan berkata –kata kepada Bapa untuk
mengampuni orang yang
bersalah atas perbuatan yang mereka lakukan kepada Tuhan Yesus. Sikap
hati dan penyerahan
diri secara penuh, berkata-kata dengan suara terdengar atau dalam
hati untuk
berkomunikasi kepada Tuhan.
Sikap doa seperti ini seringkali dilakukan oleh kita saat sedang
melakukan aktivitas
seperti mengendarai mobil, akan menghadapi rapat penting atau di
tempat umum
yang ramai.
Rejoice
always,pray continually, give thanks in all circumstances for this is
God’s will for you
in Christ Jesus.
(1 Thessalonians 5 : 16 – 18)
Dari
pemahaman kedua jenis sikap berdoa ini, maka tidak mustahil bukan
untuk berdoa senantiasa,
seperti yang Tuhan Yesus inginkan. Kita coba yah simulasikan, dengan ketentuan
sebagai berikut (L) liturgi dan (H) Hakekat.
05.00
: Bangun Pagi (L)
05.15
: Saat teduh (L)
05.45
: Mandi pagi (H)
06.00
: Sarapan pagi (L)
06.30
: Menuju tempat aktivitas (H)
08.00
: Beraktivitas (H)
12.00
: Makan siang (L)
12.30
: Renungan Siang (L)
13.00
: Kembali beraktivitas (H)
17.30
: Pulang aktivitas (H)
19.00
: Sampai di rumah (L)
19.30
: Makan malam (L)
20.00
: Beristirahat (H)
21.00
: Tidur (L)
Nah..sahabat
ku yang terkasih, dari simulasi diatas cukup jelas bukan? kapan saat
kita bisa memilih
untuk berdoa secara hakikat dan kapan saat kita bisa berdoa secara
liturgi.
~Berdoalah
senantiasa karena meskipun sepertinya mustahil tapi kenyataannya
tidak mustahil
untuk dilakukan~
Kapan
saat untuk berdoa ?
Tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan
ucapan syukur
(Filipi 4:6).
Saat
menghadapi cobaan, banyak orang sering memutuskan untuk menjadikan
doa sebagai usaha
terakhir. Ada
seorang pria yang sedang berjuang mati-matian melawan kanker. Ketika
orang-orang
melihat
kanker itu berangsur-angsur memperburuk tubuh dan gaya hidupnya,
seseorangberkata,
"Ya, mereka telah mencoba segalanya. Saya kira inilah saatnya
untuk mulai berdoa."
Seorang
pria lain sedang menghadapi masa-masa yang sangat sulit dalam
pekerjaan. Itu merupakan
krisis besar yang sangat berpengaruh terhadap dirinya dan masa depan perusahaannya.
Ia tidak mampu menyelesaikannya. Akhirnya ia berkata, "Saya
telah
mencoba
segala yang saya ketahui untuk keluar dari situasi ini, tetapi tak
ada yang berhasil. Ini
saatnya untuk mulai berdoa."
Dalam
kedua contoh di atas, doa telah dipandang sebagai jalan keluar
terakhir untuk mengatasi
masalah. Hanya setelah pilihan-pilihan lain tersisihkan, maka orang
mengambil keputusan
untuk berdoa. Doa akhirnya menjadi usaha terakhir ketika sudah tidak
ada jalan lain.
Doa
seharusnya merupakan tindakan pertama yang kita lakukan, bukannya
tempat pelarian
terakhir. Tuhan menjawab doa, dan Dia ingin agar kita senantiasa
datang kepada-Nya
dengan membawa seluruh kebutuhan kita (1Tesalonika 5:17). Alkitab
mengatakan kepada
kita
"janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga,
tetapi nyatakanlah dalam
segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa" (Filipi 4:6).
Jadi,
jangan menunggu lagi. Setiap waktu adalah saat yang tepat untuk
berdoa.
~DOA
HENDAKNYA MERUPAKAN LANGKAH AWAL BUKANNYA TEMPAT PELARIAN TERAKHIR
KITA ~
Tuhan
Yesus adalah Bapa yang sangat mengasihi kita, Dia selalu
memperhatikan bahkan seluruh
jumlah rambut kita pun Dia tahu ada berapa jumlahnya. So
berkomunikasi setiap saat
denganNYA adalah pilihan yang sangat tepat untuk kita menjalani hidup
ini.
Doa
adalah kebutuhan dan Life Style.
****
YA
TUHAN TIAP JAM ‘KU MEMERLUKAN-MU
ENGKAULAH
YANG MEMB’RI SEJAHTERA PENUH
SETIAP
JAM YA TUHAN DIKAU KUPERLUKAN
‘KU
DATANG JURUS’LAMAT BERKATILAH.
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^