Friday, April 3, 2015

Passionate Job Seeker


by Mekar A. Pradipta 

Siapa sih yang ngga pengen lulus kuliah langsung kerja? Kalo bisa sih langsung kerja di perusahaan impian dengan gaji yang cukup buat beli semua kebutuhan plus keinginan kita. Tapi kata orang, zaman sekarang cari kerja susah euy. Persaingan semakin ketat dan tuntutan dunia kerja juga semakin tinggi. Sarjana aja sekarang banyak yang susah cari kerja. Makanya ngga heran kalo job fair biasanya penuh banget.

Ngga enak emang rasanya belum punya kerja. Mungkin kalo sebulan – dua bulan masih bisa kita hadapin. Tapi, kalo sudah menginjak hitungan tahun, aduuuhhh... rasanya dunia sudah tidak nyaman lagi ditinggali. Begini salah, begitu salah, kesini salah, kesana salah. Rasanya semua orang liat kita dan tanya, “Eh, sudah lulus ya? Sekarang kerja dimana?” Belum lagi kalo ada yang bilang, “Sekarang si Weleh sudah kerja di perusahaan multi nasional loh. Si Kucrit juga udah jadi PNS. Kamu gimana?”

Aduh, itu jleb! jleb! jleb! rasanya… Lebih jleb! lagi kalau ternyata teman-teman yang sudah kerja itu, dulu di kampus tidak sepintar atau serajin kita yang cum laude atau bahkan summa cum laude. Hmmm, kok rasa-rasanya Tuhan itu tidak adil ya…

Guys, kadang emang rasanya pengen ngelempar balok sama orang-orang yang ngga sensitive dengan keadaan kita. Kadang kita juga pengen protes-protes sama Tuhan, kok kayanya orang-orang gampang banget dapat kerja, tapi kita ngga. Tapi, dalam segala hal, yang penting adalah respon. Kalau mungkin ada di antara kita yang masih bergumul dengan pekerjaan… yuk, yuk, kita belajar memberikan respon yang benar.

Nah, sebelum lanjut… Ayo kita bikin kesepakatan dulu. Kita percaya kan kalau perkataan itu benar-benar punya kuasa? Mereka yang memperkatakan yang baik akan memakan buah yang baik juga. Jadi, mulai sekarang, daripada menyebut diri kita jobless – ngga punya kerja alias pengangguran, lebih baik kita sebut diri kita job seeker – pencari kerja, seseorang yang sedang dalam proses akan punya kerja. Kenapa pencari? Karena di Firman Tuhan pun dibilang, setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.

Kalau kita masih bergumul dengan pekerjaan, keep in our mind that you’re not jobless, you’re a job seeker. Selalu ada harapan bagi para pencari kerja. Orang-orang boleh bilang mendapat pekerjaan itu sulit, tapi sulit bukan berarti mustahil. Lagipula, bagi Tuhan kan ngga ada yang mustahil…

Kembali ke soal respon yang tadi dibahas, Firman Tuhan menyediakan tuntunan mengenai bagaimana seharusnya kita bersikap. Di Alkitab memang ngga ada cerita soal sosok pencari kerja, tapi, kalo dipikir-pikir, Daud itu juga kurang lebih keadaannya sama lho. Masyarakat memandang dia ‘luntang-lantung ga ada juntrungannya”, tapi you know what… di mata Tuhan apa yang dia alami itu adalah proses yang penting banget buat mempersiapkan Daud sebelum dia mendapatkan karirnya: menjadi seorang Raja. Begitu juga dengan Yusuf, mimpinya yang terang benderang itu seakan hilang ketika dia justru terjebak di penjara. Tapi, ketika tiba waktunya, Tuhan promosikan dia. Ngga tanggung-tanggung, Yusuf dipromosikan dari narapidana jadi perdana menteri!

Kadang Tuhan memang mengijinkan proses penantian dalam hidup kita. Tentu saja bukan karena Dia jahat, tapi karena Dia punya tujuan bagi kita, biasanya untuk membentuk karakter atau mempertajam ketaatan kita. Menantikan Tuhan dengan tenang, penuh damai sejahtera dan sukacita, tanpa kehilangan iman percaya, adalah tanda kedewasaan rohani. Bagi Allah, memberikan pekerjaan yang tepat bagi kita semudah membuat bumi dan langit, tapi Dia tidak ingin kita hanya memperoleh pekerjaan saja, namun juga apa yang kekal: pengenalan akan Allah dan karakter yang diubahkan seperti Kristus.

Jadi, saat kita masih berstatus pencari kerja, gimana dong biar kita ngga gelisah, ngga over sensitive dengan apa kata orang, ngga kehilangan pengharapan dan tetap bisa menjalani masa penantian dengan berlimpah damai sejahtera? Bagaimana menjalani masa-masa sebagai job seeker dengan passion, seakan masa-masa itu tidak ada bedanya dengan tantangan-tantangan lain yang pernah kita hadapi dalam kehidupan?

Pertama, melekat kepada Allah.

Allah adalah sumber damai sejahtera yang sejati. Roma 15:33 mengatakan “Allah, sumber damai sejahtera, menyertai kamu sekalian!” Kristus bahkan meninggalkan damai sejahtera bagi kita. Damai sejahtera yang Ia berikan adalah damai sejahtera surgawi, yang ngga sama dengan yang diberikan dunia (Yohanes 14:27). Dengan damai sejahtera itu, kita dimungkinkan untuk tidak gelisah dan gentar hati.

Menjauh dari Allah pada masa sulit, berarti memutus aliran damai sejahtera bagi hidup kita. Dalam masa penantian akan pekerjaan, tetaplah menjaga hubungan pribadi dengan Allah. Kalau selama ini kita melayani, jangan mundur dari pelayanan. Tetaplah membuat Allah sebagai yang pertama dalam hidup kita. Waktu luang yang ada menjadi investasi yang baik untuk membangun disiplin rohani, apakah itu kebiasaan berdoa atau membaca Firman.

Jangan biarkan pergumulan membuat kita kecewa kepada Allah dan berhenti mengejar hadiratNya. Kita seharusnya ingat kalau di luar Kristus, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Melekat kepada pokok anggur yang benar adalah apa yang paling kita butuhkan agar kita tetap bertahan pada masa sulit.

Kedua, pertahankan iman dan pengharapan.

Yesaya 26:3
Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.

Dari ayat ini kita bisa belajar bahwa hati yang teguh mendapat perhatian khusus dari Allah yaitu dijagai dengan damai sejahtera. Pertanyaannya, bagaimana memiliki hati yang teguh? Ternyata jawabannya sederhana, percaya kepada Allah.

Firman Allah menyediakan banyak janji yang layak kita percayai. Akitab menyediakan lebih dari 1260 janji yang pasti bisa diaplikasikan dalam situasi kita saat menantikan pekerjaan. Kenyataannya, kadang kita sulit memiliki hati yang teguh karena kita lebih mendengarkan apa kata orang, apa kata pikiran kita, daripada mendengarkan apa kata Firman. Si jahat sering memanfaatkan kondisi kita dengan mengirimkan kekuatiran dan kegelisahan. Tapi, panah-panah si jahat itu bisa dipadamkan dengan perisai iman, lalu kita balas menyerang dengan pedang roh yaitu Firman Tuhan.

Pada masa-masa sulit seperti mencari pekerjaan, penuhilah hati dan pikiran kita dengan Firman Allah. Nikmatilah bagaimana Firman Allah itu sungguh-sungguh berkuasa meneguhkan hati kita.

Lalu, kenapa kita harus tetap berharap? I Korintus 9:10 mengatakan “Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya.” Dari ayat ini kita bisa belajar bahwa pengharapan adalah bahan bakar yang penting untuk melakukan proses di hari ini agar kita mendapatkan hasilnya di kemudian hari.

Tanpa pengharapan, kita akan menganggap semua yang kita lakukan sia-sia. Akibatnya, kita menjadi tidak bersemangat atau bahkan berhenti berproses dan pada akhirnya tidak menikmati hasil apa-apa. Padahal, Firman Tuhan bilang, “...masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” (Amsal 23:18) danpengharapan tidak akan pernah mengecewakan. (Roma 5:5). Pengharapan memungkinkan kita mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan di masa depan.

Ketiga, bersabar.

Mungkin mendengar kata sabar justru membuat kita makin emosi kali ya. Mungkin ada yang bilang, “Enak aja nyuruh orang sabar… Kurang sabar apa lagi coba? Udah lama banget nih sabarnya…” Hayooo, kalau masih bersungut-sungut seperti itu, sebenarnya kita belum bersabar lho.

Mungkin selama ini banyak yang udah keluar masuk ruang wawancara, atau malah ada yang sampai hafal gimana caranya gambar pohon dan rumah yang bagus waktu tes psikologi. Rasanya sudah melakukan yang terbaik, tapi tetap saja pekerjaan yang didambakan itu tidak didapat.

Mungkin selama ini kita merasa sudah berdoa dan berusaha, tapi belum ada hasil apa-apa. Bersabarlah dan tetap berdoa. Pegang janji Allah bahwa mereka yang mencari akan mendapat dan bahwa Allah akan memenuhi segala keperluan kita. Kalau burung pipit dan bunga bakung saja Tuhan perhatikan, apalagi kita?

I Petrus 5:7, MSG

So be content with who you are, and don’t put on airs. God’s strong hand is on you; he’ll promote you at the right time. Live carefree before God; he is most careful with you.

Dalam masa menantikan pekerjaan yang dari Tuhan, ingat bahwa Tuhan itu membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Pegang janji-Nya. Kalau ayat diatas kita masukkan dalam konteks pergumulan pekerjaan, jadi kaya gini…

So be content with your condition as a job seeker, and don’t put on airs. God’s strong hand is on you; he’ll give you job at the right time. Live carefree before God; he is most careful with you.

Kalau kita udah lakukan bagian kita, saatnya untuk menyerahkan hasilnya kepada Allah. Dia Allah yang lebih dari tahu kebutuhan kita. Dia tahu kapan waktu yang yang tepat untuk kita memperoleh pekerjaan. Kesadaran bahwa Allah berdaulat penuh atas hidup kita mendatangkan damai sejahtera yang mellimpah, karena kita tahu ada Allah yang bekerja di balik layar untuk kita.

***

Nah, kalo udah punya sikap hati yang benar, ada beberapa prinsip penting yang perlu kita hidupi selama kita menjadi pencari kerja.

Pertama, berusaha tidak menjadi beban
2 Tesalonika 3:10
Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.

Ya ampun, ayat ini menusuk banget ya… Masa sih pencari kerja disuruh puasa makan sama om Paul. Wah, tentu saja ngga begitu ya. Lewat ayat ini, Paulus menasehati jemaat Tesalonika agar tidak menjadi beban bagi orang lain. Yuk, lihat di ayat sebelumnya…
Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang dan malam supaya jangan menjadi beban siapapun di antara kamu.

Belum bekerja, memposisikan diri kita untuk bergantung pada orang lain. Misalnya, bergantung pada orang tua, saudara atau bahkan teman. Apakah salah dengan itu? Tentu saja tidak, namanya juga kita masih bergumul dengan pekerjaan. Namun, kita mesti berusaha agar kita tidak menjadi beban buat mereka.

Lalu bagaimana supaya tidak menjadi beban?

Seperti kata Paulus, tidak makan roti orang dengan percuma. Simpel saja, lakukan apa yang bisa kita lakukan. Kalau kita masih tinggal dengan orang tua, kenapa kita tidak membiasakan diri bangun pagi dan take over pekerjaan rumah tangga yang selama ini dikerjakan mama? Atau, bagaimana dengan menemani keponakan kita belajar agar di malam hari kakak perempuan kita bisa beristirahat?

Banyak yang bisa kita lakukan. Tergantung apakah kita mau atau tidak.

Kedua, bijaksana dengan gaya hidup

Pergumulan yang paling sering dihadapi ketika kita masih berstatus pencari kerja adalah soal keuangan. Berhubung kita belum punya pemasukan sendiri, seharusnya kita sadar untuk mengelola keuangan dengan baik.

Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”

Prinsip ini tentu saja tidak hanya berlaku ketika kita mencari pekerjaan. Namun, terlebih lagi di masa pencarian ini, supaya kita tidak menjadi beban bagi orang lain, akan lebih baik kalau kita sedikit berhemat. Tidak lucu rasanya kalau uang dari orang tua kita habiskan untuk beli barang-barang yang bukan merupakan prioritas.

Omong-omong soal keuangan, kalau kita punya ketertarikan dengan dunia bisnis, tidak ada salahnya mencoba bisnis dengan modal kecil dan resiko minimal. Beberapa orang yang saya kenal mencoba bisnis berjualan pulsa, menjual aksesoris, atau membuka jasa penerjemahan. Mungkin hasilnya memang tidak banyak, tapi paling tidak kita belajar bertanggung jawab dengan hidup kita.

Ketiga, jadilah produktif.

2 Tes 3:11
Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna.

Status pencari kerja bukan alasan untuk bermalas-malasan. Belum mendapat pekerjaan tidak membenarkan kita untuk bangun siang dan makan tidur aja tiap hari. Belum lagi menghabiskan waktu di depan facebook, stalking kanan kiri atau nonton televisi dari pagi sampai pagi lagi.

Posisi kita sebagai pencari kerja seharusnya dipandang sebagai waktu ekstra dari Allah untuk mengerjakan berbagai hal yang berguna. Waktu luang yang kita gunakan seharusnya dapat dipakai untuk mengembangkan diri sendiri, memberkati orang lain, dan tentu saja mendekatkan diri dengan Allah.

Apakah waktu luang yang kita miliki sebagai pencari kerja kita habiskan untuk hal-hal yang tidak berguna?

Ada banyak yang bisa kita lakukan kok. Kita bisa belajar mengerjakan soal TPA agar kita lebih siap saat mengikuti seleksi PNS. Atau, bisa juga mengambil kursus keterampilan tertentu, agar kapasitas kita meningkat. Kursus English for business akan sangat berguna kalau kita ingin kerja di perusahaan multi nasional. Atau, mereka yang belajar di bidang keuangan bisa mengambil kursus perpajakan yang akhir-akhir ini banyak dibutuhkan.

Lulus SMA atau kuliah bukan berarti kita berhenti belajar. Kalau memang mengambil kursus berbayar agak sulit karena kondisi keuangan yang terbatas, internet dan buku adalah sumber yang melimpah dengan pengetahuan-pengetahuan baru. Daripada tidur-tiduran sambil menyesali keadaan, lebih baik pergi ke perpustakaan, mengikuti seminar atau berdiskusi dengan orang-orang yang jauh lebih berpengalaman.

Yang tidak kalah penting, spend your time with people you love the most during this period. Percayalah kalau ketika kita sudah bekerja, menghabiskan waktu bersama dengan orang-orang yang kita sayangi bisa jadi sangat sulit. Kebanyakan waktu kita sudah habis di kantor dan di perjalanan. Daripada menyesali keadaan kita, manfaatkan waktu luang yang ada untuk menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita.


***
Finally, masa mencari pekerjaan adalah masa yang sangat krusial karena itu menyangkut visi kita di masa depan. Pada masa-masa ini, kita seringkali dihadapkan pada keputusan-keputusan sulit. Misalnya, diterima di perusahaan yang sebenarnya tidak terlalu kita inginkan, sementara perusahaan yang kita incar justru tidak memberikan respon yang positif. Apa yang harus kita lakukan?

Pada masa-masa ini kita pasti punya harapan dan cita-cita, jenis pekerjaan dan kriteria perusahaan yang ingin kita dapatkan. Semua itu tidak salah, namun dalam setiap fase yang kita lalui, kita seharusnya tetap terbuka dengan kehendak Allah.

Senior di kampus dulu punya keinginan untuk masuk angkatan bersenjata. Selepas SMA dia mendaftar ke Akademi Militer namun gagal. Setelah itu dia memutuskan kuliah Sarjana dengan harapan bisa menjadi perwira karier setelah wisuda. Dia menjalankan rencana tersebut, namun lagi-lagi dia gagal menjadi tentara. Sampai pada akhirnya dia memutuskan untuk meletakkan cita-citanya dan mencoba seleksi pegawai negeri. Saat ini, dia bekerja di salah satu Kementerian dan memiliki jenjang karir yang baik.

Seorang teman juga pernah lama tidak bekerja karena dia hanya mau bekerja di perusahaan multi nasional. Namun, dia selalu menghadapi kegagalan sehingga akhirnya dia menerima tawaran untuk bekerja di perusahaan nasional. Ternyata, perusahaannya ini mengasah dan mempertajam kemampuannya sebagai seorang engineer. Perusahannya ini kemudian menjadi batu loncatan yang baik untuk mendapatkan yang dia inginkan: bekerja di perusahaan multi nasional.

Saya tidak sedang menyarankan agar kita menyerah dan mengambil pekerjaan apa saja yang di depan mata. Memang benar bahwa ketika Allah sudah membuka pintu tidak akan ada yang sanggup menutupnya. Namun, ketika Allah menutup sebuah pintu, bisa jadi memang karena apa yang ada di balik pintu itu bukanlah yang terbaik untuk kita dan Allah memiliki rencana lain. Bukankah Firman Allah mengatakan, sejauh langit dari bumi sejauh itulah rencana Allah dan rencana kita. Bagian kita adalah terbuka dengan rencana Allah, tetap mencari kehendak-Nya, dan yang paling penting taat pada tuntunan-Nya.

Selamat mencari dan menanti pekerjaan. Yang terbaik sudah Allah sediakan!

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^