Monday, November 27, 2017

Not as Harmless as It Seems (Part 2)


by Yarra

(Baca artikel sebelumnya di sini)

2. Keuangan
Hal selanjutnya yang sering menjadi tantangan untuk banyak wanita adalah keuangan. Kesulitan untuk mengendalikan diri dalam aspek finansial pun bermacam-macam bentuknya. Mungkin itu dalam hal belanja pakaian, sepatu, makanan, pernak-pernik, de el el. Banyak dari kita, terutama yang sudah berpenghasilan sendiri, seringkali berpikir, “Yaaa~ toh, ini kan, juga uangku yang aku dapatkan dari hasil kerja kerasku sendiri”—tetapi itu tidak sepenuhnya benar. Pada akhirnya kita harus mengingat bahwa segala apa yang kita punya berasal dari Tuhan, dan itu semua hanyalah titipan, bukan kepemilikan. Karenanya, baik itu uang diri sendiri, uang suami, uang orang tua, atau uang siapapun juga, semua itu milik-Nya.

Ketika kita melihat uang dari perspektif demikian, maka kita pun seharusnya menjadi lebih bijak dalam mengelola keuangan dan mengendalikan diri dalam aspek finansial. Ini tidak berarti bahwa saat ini juga kita harus menjual segala kepunyaan kita dan meminta-minta di jalanan. Namun kita harus bisa mengendalikan diri dalam pengeluaran finansial dan sadar terhadap panggilan Tuhan untuk mengelola titipan-Nya dengan bijak.

Mengendalikan diri dalam hal keuangan dimulai dari hal yang cukup sederhana: persembahan dan perpuluhan. Apakah masih sulit bagi kita untuk mengembalikan apa yang memang seharusnya kepunyaan Tuhan? Apakah kita sadar bahwa kita tidak memberi, melainkan hanya mengembalikan? Ya, aku sadar bahwa banyak orang yang masih berargumentasi bahwa perpuluhan adalah suatu keharusan di Perjanjian Lama, namun bukan sesuatu yang diharuskan di Perjanjian Baru. Namun, yang menjadi pertanyaannya adalah… mengapa begitu sulit bagi kita untuk berpisah dengan 10% dari penghasilan kita? Aku pun tidak dapat menghakimi bahwa semua orang yang tidak memberikan perpuluhan itu salah, kurang rohani, atau lebih mencintai uangnya daripada Tuhan. Tapi justru sebagai seseorang yang juga terkadang kurang disiplin dalam mengembalikan apa yang menjadi milik Tuhan, aku menyadari bahwa terkadang mudah sekali bagi kita untuk kehilangan kendali atas keuangan. Menggunakan uang untuk hal-hal lain jauh lebih menggiurkan daripada untuk dikembalikan kepada Tuhan. Maybe it’s that pretty little bag, atau hangout bersama teman-teman, dst. Namun Firman Tuhan ini sungguh benar: ”Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6:21). Ketika kita memprioritaskan keinginan kita terlebih dahulu dalam hal keuangan dan hanya memberikan sisanya pada Tuhan, what does it say about our heart?

Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.
(Matius 6:24)

Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
(1 Timotius 6:9-10)


Masih ada satu bagian lagi nih, Ladies. Stay tuned on Pearl’s blog, ya! :)

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^