Ladies, entah kenapa akhir-akhir ini aku pengen banget nulis tentang “ketika kamu berdoa bagi calon PH (pasangan hidup, bukan Piz*a Hut haha..)” Cieciecieee... *tebar bunga*. Mungkin karena aku lagi banyak diingetin Tuhan tentang pergumulan itu, dan bersyukur karena aku dikasih kesempatan buat bisa bergumul tentang PH saat ini (sebenernya udah sejak 3 tahun yang lalu, sih) :B. Apa aja sih, yang aku pelajari selama mendoakan si doi? Well, cekidot! :D
- Belajar taat sama Si Penulis Cerita Cinta.
Aku tahu gimana rasanya waktu mercayain cerita itu ke Tuhan. Harus siap merelakan *duh, duh ~* keinginan-keinginan kita untuk Dia pangkas. Harus siap menjalani masa-masa menerima, mengampuni, dan mengasihi calon PH-ku. Waaaa berat sekaleee :”. But I know that He will make everything beautiful on its time (Ecclesiastes 3:11) :) Jadi emang kudu sabar buat mendoakan si doi—termasuk segala keunikan dan pergumulan yang dihadapinya.
Oh, ya. Tuhan emang kasih kita kebebasan dengan siapa kita mau menghabiskan the rest of our lives, tapi cuma Dia yang tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Mau sekeren apapun kriteria yang kita cari dari doi, tapi kalo doi nggak sesuai sama kehendak Tuhan... ya sama aja, sih -.-
Emang kriterianya apa aja, sih? Apa kudu rajin ke gereja, rajin pelayanan, trus IPK-nya cum laude *ups!*?
Boleh kok kalau mau menetapkan kriteria seperti itu, asal tetap ditundukkan pada kehendak Tuhan. Yang jelas, Firman Tuhan sudah beri kriteria utama di bawah ini:
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
(2 Korintus 6:14, TB)
Itu sebabnya, aku “nggak berani” cari PH yang jauuuuhhhh dari lingkungan rohani :p. Muter-muternya cuma di persekutuan sekolah atau kampus dan tentunya, di gereja :p Tapi, bukan berarti kalian harus melakukan hal yang sama ya. Tuhan punya skenario masing-masing untuk kita, bisa saja kalian dipertemukan Tuhan dengan pasangan hidup di tempat yang sama sekali tidak pernah kita bayangkan ☺
Aku dan si doi mulai saling mendoakan sejak kelas 2 SMA dan berlanjut sampai kuliah semester dua. Ada sih masa-masa capek dan pengen berhenti, tapi setiap kali ada pikiran buat “nyelonong” darinya, pasti ada “sesuatu” yang ingetin aku buat balik lagi dan bikin aku tetap stay dengan komitmen kami.
Aku harus jujur sih, selama masa menjalani komitmen itu, nggak jarang aku kecewa sama doi dan diriku sendiri *sigh*. Tapi kalo boleh aku bilang, sejak mulai berdoa bagi doi, aku semakin dibentuk Tuhan lewat berbagai peristiwa yang ada. Ada masa suka dan duka selama tiga tahun itu. Sering galau dan mikir, “Kok, temen-temenku udah punya pacar (mana ada yang udah gonta-ganti pula)? Aku lhoo, masih aja doain doi yang nggak tahu kapan selesainyaaa??”
And since I’ve prayed for him, Tuhan semakin proses pergumulanku ini :) Banyak cerita lah. Kadang nangis juga kalo ada yang nggak sesuai sama yang aku mau. Tapi Tuhan sering kuatkan aku lewat saat teduh *SaTe itu penting bingit, gals :p*, artikel-artikel yang aku baca, dan lewat curhat sama kakak KTB (Kelompok Tumbuh Bersama) :) Sejak saat itu pula, aku pengen pergumulanku ini bisa jadi berkat buat banyak orang supaya Tuhan semakin dimuliakan di dalamnya. Everything is just for His glory, Soli Deo Gloria!
Uhmm, tapi yang kupelajari nggak cuma itu, sihh. Ehehehe... penasaran, kan, lanjutannya apa? See you on the next post! :)
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^