Friday, June 16, 2017

Bersabar Terhadap Proses



by Eunike Santosa

Perkembangan teknologi sekarang ini memang seperti dua sisi mata uang. Bisa menguntungkan, bisa pula merugikan. Menguntungkan karena perkembangan tekhnologi membuat segala sesuatu jadi lebih cepat. Informasi juga bisa kita dapatkan dengan gampang. Bingung mau makan dimana? Tanya google, langsung deh dapat rekomendasi lengkap dengan rating dan review. Butuh apa-apa, tinggal swipe ponsel, everything is easy peasy. Namun, tentu saja dampak buruknya juga ada. Dengan kecepatan informasi, kita ingin segala sesuatu berlangsung instan. Masih ingat kah kalian ketika internet masih pake Dial-up? Mau online aja kudu nunggu beberapa menit hahha.. Atau, ketika kita masih pakai disket floppy disc 3½? *nostalgia zaman jadul*

Menurut New York Post, masyarakat pada hari ini mengejar banyak hal dengan kecepatan luar biasa, termasuk hal-hal seperti karir, cinta, dan bisnis. Karena kecepatan ini, mau tidak mau kita mengikuti sebuah pola. Ketika pola tersebut terganggu, alias lebih slow, kita jengkel, bingung dan jadi frustasi sendiri. Terkadang saya berpikir, ini bukan karena segala sesuatu itu lambat, tapi karena kecepatan hidup sudah terlalu cepat, banyak orang lupa untuk menikmati ‘perlambatan.’ Kita lupa apa itu proses. Kita lupa bahwa proses membutuhkan waktu.

Dalam kehidupan kekristenan kita, proses adalah hal yang tidak asing lagi. Selagi kita hidup di dunia ini, hari-hari kita adalah proses perubahan, pengudusan, penempaan untuk menjadi serupa dengan Kristus. Allah mengizinkan proses ini terjadi untuk membentuk karakter kita. Seperti pohon anggur yang ranting-ranting keringnya dipotong, supaya proses pertumbuhan pohon itu lebih baik dan efisien, demikian pula hidup kita. Bapa kita di Sorga sedang memotong ranting-ranting jelek kita supaya kita bisa bertumbuh menjadi lebih baik sesuai dengan kehendak-Nya.

Terkadang kalau kita mendengar kisah-kisah tokoh Alkitab dengan langkah-langkah iman yang mereka ambil, kita lupa bahwa kisah tersebut hanya satu lembaran dari hidup mereka. Contohnya saja om Abraham yang dibilang Bapa orang beriman. Kebanyakan orang kalo mendengar kisah Abraham, betapa dia sangat mencintai Tuhan sampai ketika dites oleh Tuhan untuk mengorbankan Ishak, dia nurut aja. Namun, lupakah kalian? Rentang waktu dari Abraham (masih Abram namanya pas itu) dipanggil untuk meninggalkan Haran hingga pengorbanan Ishak sama sekali tidak sebentar. Kira-kira 30-an tahun euy... Dan itu dilewati Abraham dengan dua kali (dua kali bookkk) menyuruh istrinya untuk bilang kalo dia saudaranya karena Abraham takut mati. Iman macam apa ini? Ini namanya bapa orang beriman?

Begitu pula dengan Daud, sejak dia diurapi menjadi seorang raja oleh Samuel, hingga dia beneran jadi raja, berapa lama kah rentang waktu yang ada? Si Abang Daud sampai harus lari ke padang gurun buat sembunyi dari Saul karena ingin dibunuh, istrinya dikasih ke orang lain, sahabatnya mati, Daud sampai meragukan panggilan Allah akan dirinya sehingga ingin bunuh orang (baca kisah Nabal, thankfully ada Mba Abigail yang mengingatkan Daud akan jati dirinya hehehe).

Semuanya butuh proses, pertumbuhan iman dan pembentukan karakter bukanlah hal yang instan. Butuh waktu dan waktunya tidak singkat. Tentunya ini membuat banyak orang frustasi, bahkan tak jarang hingga meninggalkan iman kekristenannya, kecewa terhadap Tuhan. Hidup kita sekarang adalah sebuah proses. Pertanyaannya sekarang adalah: bagaimana respon kita dalam menghadapi proses ini? Apakah kita ngambek sama Tuhan? Marah kepada Tuhan? Jengkel dengan Tuhan? Saya rasa ini normal. Namun kalau kita melihat sifat dasar sebuah proses, yakni berbanding lurus dan pararel dengan waktu. Mari kita mengambil nafas sejenak, menengok akan hidup kita sejauh ini, dan mari kita lihat sudah berapa jauh Tuhan membimbing kita dan membentuk kita. Daripada kita melawan proses, mari kita bersabar dengan proses ini. Sesekali mengalami internet Dial-up dibandingkan kecepatan fiber-optic boleh laaahhh... hitung-hitung nostalgia kan? :P *silver lining*

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^