by Felisia Devi
Memaafkan adalah salah satu materi pelajaran terlama yang Tuhan ajar buat saya.
Ibarat kuliah, subject ini kaga lulus-lulus, untung kaga ada sistem DO dalam (Drop Out) dalam Tuhan. hahahah..
Proses gak mau memaafkan ini juga yang menjadi penghalang kekristenan saya bertumbuh.
Saya pernah membenci orang yang menyebabkan saya harus kehilangan salah satu orang tua, Papa. Saya merasa, orang tersebutlah yang membuat keadaaan hidup saya berubah drastis, ga sesuai apa yang saya harapkan, baik dari segi ekonomi, hubungan keluarga dll.. dan dia harus bertanggung jawab. Ditambah lagi ada beberapa orang yang pendapat bahwa memang seharusnya hidup saya dan keluarga saya pasti bisa lebih baik klo masih ada Papa sebagai tulang punggung keluarga. Hadehh, makin bikin sebel banget.
Memaafkan adalah salah satu materi pelajaran terlama yang Tuhan ajar buat saya.
Ibarat kuliah, subject ini kaga lulus-lulus, untung kaga ada sistem DO dalam (Drop Out) dalam Tuhan. hahahah..
Proses gak mau memaafkan ini juga yang menjadi penghalang kekristenan saya bertumbuh.
Saya pernah membenci orang yang menyebabkan saya harus kehilangan salah satu orang tua, Papa. Saya merasa, orang tersebutlah yang membuat keadaaan hidup saya berubah drastis, ga sesuai apa yang saya harapkan, baik dari segi ekonomi, hubungan keluarga dll.. dan dia harus bertanggung jawab. Ditambah lagi ada beberapa orang yang pendapat bahwa memang seharusnya hidup saya dan keluarga saya pasti bisa lebih baik klo masih ada Papa sebagai tulang punggung keluarga. Hadehh, makin bikin sebel banget.
Kebencian lain lagi, benci sama diri saya sendiri. Karena sepertinya apa yang saya lakuin kebanyakan salah. Salah satu yang saya sebel dari diri saya, saat saya mencoba beberapa kali bangun hubungan sama lawan jenis dan ga sehat, yang ujungnya sakit hati. Berpikir, kenapa saya jadi orang bodoh bisa ditipu, diboongin sama pria. Apalagi setelah bertobat pun, saya juga sempet jatuh dalam hubungan yang ga kudus. Makin tertuduh, merasa ga layak balik ke Tuhan lagi. Merasa bodoh sekali , bener-bener ngerasa ga berharga, ga bisa maafin kesalahan yang saya lakukan sendiri,
And saya juga pernah rasa benci sama Tuhan, nah loh, gawat kan...!
Saya merasa bahwa Tuhan penyebab semua hal, penderitaan yang saya alami. Tuhan yang mengizinkan saya alami penderitaan-penderitaan dalam hidup ini. Berasa hidup saya paling tragis dan menderita di dunia ini. Dan banyak juga pertanyaan yang terlintas dipikiran tentang hidup.
Kenapa saya dilahirkan ditengah keluarga kaya gini, kondisi seperti ini pula.
Kenapa saya harus mengalami hal ini, itu? Ga enak banget rasanya!
Kenapa saya tidak bisa seperti si A,B - Z?
Kenapa saya dilahirkan dengan kondisi fisik kaya gini, model rambut, bentuk badan, dll
Intinya saya tidak bisa menerima diri sendiri, ga bisa terima hidup saya alias ga besyukur sama apa yang ada di hidup saya dan ga bisa melihat tangan Tuhan bekerja.
Gimana saya bisa pulih dari kondisi-kondisi di atas ?
Jawaban-nya, itu semua karena kasih karunia Tuhan, karena Firman Tuhan yang memerdekakan hidup saya. Biar prosesnya ga cepet, bersyukur akhirnya saya bisa lepas dari kebencian-kebencian itu. Dan akhirnya bisa melihat kebaikan dan tangan Tuhan yang bekerja lewat orang-orang terdekat
Besyukur saya punya Mama yang mengajarkan dan mempraktekkan apa yang diajarkan untuk memaafkan si pelaku, dengan gak menuntut saat kejadiannya diproses
secara hukum dan gak pernah saya denger dia mengungkit dan menyalahkan si pelaku. Gimana klo saya ga diajarkan forgive itu dari kecil ya,lebih kacau lagi dampaknya mungkin.
Proses untuk bener2 memaafkan secara hati itu ga gampang, susah!!! Karena saya pake pikiran, logika dan pertimbangan sendiri. Saat pertama disuruh ampuni dan doain di kelas bimbingan sih gw memang mau forgive, tapi ga bisa segampang itu klo udah ketemu dalam hidup sehari-hari. Tapi memang Tuhan baik, Tuhan sendiri yang mengajar saya hari demi hari, pelan-pelan, sabarrr bangettt Tuhan, sampe akhirnya saya bisa memaafkan dengan tulus setulusnya.
Dasarnya saya bisa pulih, dimulai ketika saya mengerti kebenaran tentang betapa berharganya diri saya, berdamai dengan diri sendiri, menemukan apa kata firman Tuhan tentang diri saya, tujuan Tuhan menciptakan saya. Tuhan pakai komunitas dalam tubuh Kristus yang tepat untuk memulihkan saya sampe bener-bener bisa menerima diri saya seutuhnya.
Dari kebenaran hal itu, baru berdampak ke forgiveness hal2 lain termasuk ke si pelaku.
Tentang pertanyaan-pertanyaan hidup, saya sudah menemukan jawabannya dalam Tuhan. Bahkan berhubungan dengan firman Tuhan di Roma 8:28 bahwa segala sesuatu mendatangkan kebaikan itu nyata! Tuhan kasih lihat sendiri kebaikan2 apa yang Tuhan kasih lewat semua kejadian yang pernah saya alami, bahkan sampai sekarang. Misal nya : klo papa masih ada belum tentu saya bisa kenal Tuhan Yesus Kristus sebagai juru selamat, hidup dalam Tuhan seperti sekarang dan masih ada lagi kebaikan2 yang Tuhan kasih lewat kejadian kehilangan bokap gw.
Pada akhirnya, seburuk apapun hidup mu, kenangan mu, pengalaman mu, kisah hidup mu, jangan pernah merasa manusia paling menderita, jangan pernah menyalahkan siapapun, apapun, juga jangan menyalahkan diri sendiri apalagi menyalahkan Tuhan,.
Cari Tuhan dan kebenaranNya, fokus ke Tuhan, karena hanya Tuhan yang bisa membuat semua cerita menjadi indah pada akhirnya. Maka genaplah firman Tuhan Roma 8:28 dalam hidup mu.
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^