Saturday, October 3, 2015

Kisah Si Sendal Cantik

by Grace Suryani

Setting : sebuah rumah berlantai dua di salah satu kawasan Jakarta. Suara mobil berhenti. Tok-tok-tok, langkah kaki 2 orang terdengar memasuki halaman. (krrriittt) suara pintu dibuka. Seorang wanita muda awal 20 tahunan melangkah masuk sambil membawa kantong plastik besar.

Pembantu : Belanja apa non?

Nona         : Sandal, akhirnya dapet juga. Tadi ke toko sepatu lumayan ada discount.

(suara kardus dibuka. Mengeluarkan sepasang sandal berhak hitam manis)

Bagus ngga?

(si nona mengenakan sandal itu dan berjalan kian kemari)

Pembantu  : Bagus. Eh tadi ada telpon dari Siska.

Nona          : Oya? Aku telpon sekarang dah.

(meletakkan sandal itu di tempat sandal, di sebelah sandal lamanya. Si putih salju)

Sandal Hitam (SH) melihat ke sekelilingnya. Rak sepatu besar yang terbuat dari kayu. Ada beberapa pasang sepatu keds, sepatu sandal maupun aneka sandal.  
Sandal Putih (SP) : Hi, sandal baru ya?

SH melihat sandal putih yang sudah agak kotor yang menyapanya dengan ramah. Ia tersenyum lebar dan berkata dengan penuh semangat.

SH       : Iya. Wah, aku seneng banget. Akhirnya setelah sekian lama terpajang di toko sepatu, akhirnya ada yang membawaku pulang!! Hey, kau tau tidak, aku sudah lamaaa sekali berada di toko sepatu itu. Aku sudah masuk sepatu senior. (suaranya tiba-tiba menjadi agak rendah) Banyak orang yang pernah mencobaku, tapi mereka tidak pernah membawaku pulang banyak alasan. ukuran yang ngga cocok, harga yang ngga cocok. heh ...

SP mendengarkan dengan seksama. SH menghela nafas lalu bergumam

SH       : Ketika pelayan toko itu memindahkanku dari posisi New Arrival, ke rak biasa aku sudah cukup sedih. Sedih menyaksikan teman-temanku satu-satu datang dan pergi sedangkan aku tetap di sana. Ketika aku dipindahkan ke rak discount, hatiku hancur Hidupku rasanya tidak berarti. Ah untuk apa aku didandani berbulan-bulan di pabrik, menjalani berbagai proses menyakitkan kalau pada akhirnya tidak ada orang yang mau membeliku ...

SH berkata dengan tersendat-sendat. SP menepuk-nepuk bahunya, berusaha menenangkan kawan barunya.

SH       : Berhari-hari, aku merasa hidupku tidak berarti. Duduk manis, tanpa diperhatikan. Sainganku terlalu banyak. Banyak yang lebih muda, lebih cantik daripadaku. Ah ... masa-masa itu ... kadang aku berpikir, cita-citaku hanya 1. Ingin supaya hidupku berarti. Aku ingin ada orang yang membeliku dan memakaiku. Hanya itu?

SH menghapus air matanya. Ia menarik nafas panjang perlahan-lahan wajahnya berubah, menjadi lebih tenang.

SH       : Akhirnya hari itu datang juga. Hari yang kuimpi-impikan sepanjang hidupku. (ada nada bangga di dalam suaranya). Well tadinya aku ngga menyangka hari ini, adalah 'hari itu'!! Ketika nona kita masuk ke dalam toko, aku tidak meliriknya. Aku sudah terlalu sering berharap dan kecewa, aku sudah lelah. Lelah dicoba oleh berpasang-pasang kaki tapi tidak ada satupun yang berniat membeliku. Tapi ia menghampiriku. Meraihku, menelitiku dengan seksama dan mengenakanku. Jantungku berdetak lebih kencang. Oh God ... apakah dia orangnya?!?! Is she the right one?? Will she bring me home?? (suaranya tercekat), ketika harapanku hampir melambung, tiba-tiba aku mendengar dia berkata,

Nona    : Mbak, bisa tolong ambilin pasangan sandal yang itu bukan yang itu yang disampingnya, yang di belakang ada talinya. Nah yah betul. Makasih yah Mbak.

SH : OMG!! Dia menunjuk sandal laen!! Rasanya hatiku hancur berantakan. Oh tidaaakk ternyata dia sama saja kayak orang-orang laen. Aku menatap sandal hitam manis yang dia tunjuk dengan tatapan iri! Ah kalau saja itu aku aku hampir menangis. Sudah pasti aku akan kalah bersaing dengan sandal itu. Tapi ketika aku sudah sedih, tiba-tiba aku mendengar suara si pelayan toko,

Pelayan Toko : Maaf , Mbak, model ini no 37-nya habis. Yang ada cuman no 38.

Nona  : Yaahhh (dengan nada kecewa). Ngga ada yah Mbak.

SH       : Hati gue melonjak kegirangan!! Yessss Tapi melihat tampang si Nona yang kecewa, aku rada was-was juga. Mungkinkah dia memilihku?

SH melirik kepada SP yang mendengarkan ceritanya sambil tersenyum.

SH       : Kau pasti tau kan, saat itu saat yang paling mendebarkan! Saat penentuan. Saat ketika takdir yang akan merubah hidupmu ada di ujung hidungmu.

SP        (tersenyum simpul) yah aku tau. Aku pun pernah mengalaminya.

SP   : Yah akhirnya si nona mengenakanku lagi. Pergi ke kaca, mematut-matutkan dirinya, dan aku nyaris menjerit kegirangan ketika dia berbicara dengan si Pelayan Toko.

Nona : Ya udah, Mbak. Saya ambil yang ini saja.

SH       : YEEEAAAAHHHH!!! AKHIRNYAAAA YESSS!!! Dia menunjuk ke arahku! OMG rasanya itu detik paling bahagia dalam hidupku! Akhirnya! Akhirnya impianku terwujud!! Akhirnya ada manusia yang memilihku. Akhirnya aku bisa menjalani 'panggilanku', menjadi sepasang sepatu yang dipakai oleh manusia. Oh aku merasa diriku sepatu paling bahagia di dunia ini.

SH menyelesaikan ceritanya sambil tersenyum bangga. SP tersenyum melihat tingkah polah teman barunya. Ia seperti melihat dirinya 1 tahun yang lalu. Yah, ia juga mengalami hal yang sama. Ditaruh berbulan-bulan di rak berdebu, dipindahkan berulang kali. Dari rak yang paling depan, hingga rak di belakang, sampai akhirnya ia masuk ke rak discount, dimana akhirnya ia ditemukan oleh si Nona *well, sepertinya nona kita ini suka sekali barang discount. Hehehe*

SP        : (berkata dengan nada hangat) Congratulations! Aku senang sekali ada kamu di tempat ini. Menyenangkan sekali punya teman baru yang penuh semangat seperti dirimu. Aku harap kau bisa menunaikan tugasmu dengan baik. : D

SH       : Pasti!! Aku sudah mengimpikan ini sepanjang hidupku. Bayangkan, dikenakan oleh sepasang kaki manusia, menapaki jalan-jalan, wow!! That's so exciting!!

SP hanya tersenyum simpul.

SP        : Well, I know you can do it!

Terdengar suara langkah kaki di ruang atas, kemudian terdengar suara si Nona.

Nona    : Ma, aku pergi DATE dulu ya.

Mama  : sama sapa?

Nona    : Dijemput sama Laras di gereja. Aku bawa kunci yaahh. Daaahh

SP dan SH melihat Nona mereka datang, sudah siap untuk pergi. Sambil berdendang ia Berdiri di depan rak sepatu.

Nona    : Pakai sepatu baru aaahh.

SH merasakan nafasnya bergetar. Sangking senangnya ia sampai lupa bernafas. Wow!! Akhirnya!! My first mission!!! Oh Yeaaahh c'mon babeee!! SH begitu bahagianya sampai ia nyaris tidak mendengar SP berbisik, "Good Luck!!" Satu-satunya yang ia rasakan hanya perasaan gembira yang meluap ketika ia merasa dirinya dibawa berjalan keluar dari rumah. Berjalan di atas aspal di jalan depan rumah.

SH : Hi pak aspal!! Kenalkan, saya Sandal Hitam, sandal barunya Nona.

Aspal   : Wah sandal baru?

SH begitu gembira sampai ia ingin menyapa semua benda yang ditemuinya. Pak Aspal. Mas Pohon Jambu. Nyonya bunga kembang sepatu. Sapa aja daaahhh ... 5 menit ia masih berjalan di atas aspal. But upsss ... ia merasakan ada lumpur-lumpur yang mulai menempel di dahinya.

SH : Hiii ...jorok!!! Aduh  ...ada lumpur di dahiku. Nona, hati-hati donk kalau jalan!!

Tapi lumpur itu itu berhenti. Malah mulai ada air kotor yang mengenai hak tinggi-nya. SH yang selama ini hidup di dalam toko yang serba bersih rapi dan harum tidak siap berkenalan dengan lumpur, debu, air, yang kini berkeliaran di sekitarnya. Oh tidak!! Badannya yang tadinya mulus, bersih, kinclong, mulai terkena kotoran. Ia panik.

SH : Nonaaaa ... aduh!! STOP!! STOPPP ... badanku kotor semua. Ayo kembali ke rumah. Aku harus mandi. Hiii lihat, ada lumpur dimana-mana. Nonaaaa plzzz ...

Tapi si Nona terus berjalan tanpa menghiraukan kata-katanya. SH merasa panik. First Mission yang tadinya ia pikir akan ia jalani dengan anggun berakhir dengan lumuran lumpur di nyaris seluruh tubuhnya. Ia merasa kecewa ... hancur sudah impian muluk-muluk ... hancur sudah 'panggilan hidup' yang tadi ia bangga-banggakan.

5 jam kemudian

SP sudah tidur ketika sayup-sayup ia mendengar bunyi kunci diputar. Ia melirik ke arah Pak Jam Dinding. Pkl 22.00 Tok tok tok ... langkah kaki si Nona membelah keheningan malam. Nona berhenti, melepas sandal hitamnya dan berjalan naek ke kamarnya.

Keheningan kembali melanda. Upss ... tidak benar-benar hening. Ada isak tangis SH. Sandal hitam yang 5 jam lalu penuh dengan kebanggaan dan pesona kini menangis tersedu-sedu. SP menghampiri rekan barunya. Dan duduk disampingnya. Diam.

SH (di sela-sela isak tangisnya) hiks hiks tadinya aku pikir hiks aku bakal hiks diajak ke tempat-tempat yang bagus. hiksss huaaaa ternyata hikss aku hiks .. hikss malah disuruh ke tempat yang kotor. Hikss!! Liat neh hikss solku ngga lagi bersih. Banyak lumpur hiks aku jadi bau hikss tadi di tengah jalan hiks kena air ujan. Hiksss look at me hiks penampilanku huaa hiks jelek banget kan hiks!! Ngga usah boong ... hiks ... gue tau kok .. huuaaa ... kenapa idupku jadi begini!! HIKSSS ... HUAAA ...

SP : Sssttt tenang. Aku tau rasanya seperti aku. Aku pernah ngalamin juga kok.

SH : Masak ... hiks ... hiks ... loe cuman boongin gue kan?!?! Hikss ... emank dasar nasib gue sial. Hiksss ..

SP mengeleng, lalu menunjukkan tubuhnya. Banyak goretan-goretan. Kulitnya yang dahulu putih mulus kini dinodai oleh bercak hitam. Debu. Angin. Lumpur. Bahkan di beberapa tempat kulitnya sedikit terkelupas. SH terperanjat ketika melihat luka SP.

SH       : Ini?? (sambil bergidik seram)

SP mengangguk : Ya, ini aku dapatkan ketika aku menjalani tugasku sebagai sandal yang baik. Dulu aku putih mulus. Tanpa cacat. Namaku Putih Salju. Aku dulu salah satu yang tercantik di toko sepatu. (SP berbicara dengan menerawang, mengenang masa lalunya) tapi itu dulu. Sekalipun aku cantik, aku manis, aku tanpa cacat tapi aku tidak berguna. Aku tidak memenuhi panggilanku. Aku dibuat bukan untuk dipajang di rak manis di toko ber-AC. Aku dibuat untuk dipakai berjalan.

SH merenung mendengarkan kata-kata SP.

SP        : Pada mulanya aku berpikir, wow ... alangkah menariknya panggilan. Tapi ketika aku mulai menjalaninya, aku sadar itu tidak sesederhana yang aku pikir. Ada kalanya aku harus berkorban, membiarkan diriku tergores, demi kaki tuanku. Membiarkan diriku diinjak-injak sepanjang hari, tapi aku tahu aku dibuat untuk itu. Itu tujuan hidupku.

SH       : (terperangah ... dengan nada sedikit takut), maksudmu kita dibuat untuk ... untuk dikotori?? Untuk well u know bergulat dengan lumpur setiap hari? Yuccckksss ...

SP tersenyum dengan bijak : Tidak semenakutkan yang kau pikir kok. Memang ada kalanya kau dibawa berjalan ke tempat-tempat yang buruk. Tempat yang lumpur, becek, berbatu-batu. Tempat yang membuatmu merasa tidak nyaman. Tapi ada kalanya juga kau dibawa ke tempat-tempat yang menyenangkan. Ke mall-mall dengan keramik yang cantik, tempat-tempat yang wah dan mengagumkan. Taruhan kau pasti suka sekali ketika dibawa berjalan di atas keramik yang sekalipun licin tapi tidak membuatmu terpeleset. Atau berjalan di atas karpet yang lembut dan harum.(Melihat tampang SH yang seolah-olah tidak percaya) Hey u know what, aku sudah pergi ke luar negeri loh. Aku pernah ke China, Singapore, Malaysia. Pergi ke kota-kota laen, berkenalan dengan berbagai macam tegel, keramik, kayu, wow ... pengalaman yang menyenangkan.

SH       : Really?!?! China wow ... kayak apa itu?

SP        : Kalau aku tidak salah, tidak lama lagi kau pasti akan sampai China juga. Nona kita pasti membawamu kesana. Kau sandal baru kesayangannya. So just enjoy ur adventure. :D

SH       : Tapi?

SP        : Tapi apa??

SH:      : aku masih sedikit takut, u know, pengalaman pertama dengan lumpur itu agak errhh well menakutkan.

SP        : Yeah I know. Mau kah kau percaya pada Nona kita? Kalau ada jalan yang lebih baik, ia pasti membawamu ke situ. Ia tidak pernah dengan sengaja membawamu ke jalan-jalan yang buruk untuk menyiksamu. No way!! Nona kita sayang sama kamu. Karena kamu sudah dibeli olehnya. Kamu akan melalui jalan-jalan yang buruk tapi juga akan menikmati jalan-jalan yang manis. Tidak usah takut dengan lumpur, Nona kita tidak akan meninggalkanmu di tengah lumpur. Ia akan membawamu pulang ke rumah. Selama kau melekat pada kakinya, ia akan membawamu keluar dari semua lumpur itu. Hanya lekatkan dirimu pada kaki nona kita.

SH terdiam.

SP        : (menepuk bahunya) Tenang saja. Segala sesuatunya akan berjalan dengan baik. Tidak usah berpikir terlalu banyak. Ikuti saja kemana Nona kita membawamu. Kau tau, aku memang tidak semanis aku yang dulu, tapi aku yang sekarang jauh lebih bahagia. Karena aku tau hidupku berarti. Aku memenuhi tujuan aku dibuat. Dipakai untuk berjalan dan menghiasi kaki nonaku. Tidak ada kebahagiaan yang lebih sekedar daripada aku bisa berjalan dengannya, dan ada salah seorang temannya yang berkata pada Nona kita, "Sandalmu bagus" dan Nona kita tersenyum bangga. Kebanggaannya adalah kebanggaanku.

SH akhirnya mulai tersenyum. : Yah sepertinya aku terlalu cepat mengambil kesimpulan. En .. erhh .. are u sure that i will enjoy this?!

SP tersenyum lebar : YUP. Karena kau didesign untuk menjadi sandal. Kau punya kemampuan-kemampuan sebuah sandal. Kau mampu menahan seluruh berat tubuh nona kita dengan hakmu. Kau memang didesign untuk itu, dan percaya dah, u'll enjoy it. kamu adalah sandal, dan kamu akan melakukan hal-hal yang dilakukan oleh sandal. Dan apa sih yang bisa bikin kita para sandal lebih bahagia selain dikenakan oleh tuan kita dan dibawa jalan-jalan? :p kau tidak hanya akan suka melakukan itu, bahkan lebih dari itu, kau akan bahagia.

SP mengedipkan matanya. SH tertawa. Keduanya saling mengucapkan selamat malam,selamat tidur. Sebelum tidur SH mengenang harinya, hari dimana ia belajar banyak hal. Kesedihannya sudah terangkat, ia merasakan matanya makin berat, ia merengangkan seluruh tubuhnya, merasa hangat, bersiap untuk tidur. Mendapat kekuatan baru untuk menjalani tugasnya keesokkan harinya. Dengan semangat yang baru.

Aku adalah si sandal cantik, dan aku melakukan hal-hal yang dilakukan oleh sandal, dan aku bahagia :D karena dengan kemampuanku sebagai sandal aku melakukan tugas-tugas sebuah sandal

*********

Renungan : Guys, kadang kita lupa siapa diri kita dan untuk apa diciptakan. Kita menolak menjalani sisi-sisi sukar dari panggilan kita. Kita hanya ingin berjalan di atas lantai marmer, karpet merah, tapi kita lupa, bahwa untuk sampai ke lantai marmer kita perlu berjalan di atas tanah yang kotor dan kadang penuh lumpur. Kita mau hal yang enak, tapi menolak berkorban.

Guys, panggilan kita itu panggilan 1 paket. Dengan sisi baik yang menyenangkan maupun sisi berat yang terkadang melukai kita. Percaya, kita sudah diberi kemampuan untuk melakukan tugas-tugas 'sandal', karena kita memang 'sandal'!!



Jauh lebih baik menghabiskan hidup ini dengan berlumur lumpur daripada dipajang manis di toko tapi tidak pernah menjalani kehidupan yang sesungguhnya?

Kalau saat ini kalian masih 'dipajang manis di etalase toko' percayalah akan ada harinya Tuhan memanggilmu keluar, membelimu dan menggunakanmu di tempat yang Dia pilih. Dan guys, pengalaman itu jaaaauuhhh lebih menarik dari sekedar duduk manis di etalase toko.

Kalau kalian sudah dibawa berjalan-jalan diantara lumpur, jangan mengeluh. Tuhan kita akan membawa kita pulang. Dia tidak pernah punya rencana meninggalkan kita di tengah lumpur *well, guys, siapa di antara kalian yang membawa sepatu yang kalian beli lalu dengan sengaja meninggalkannya di tengah lumpur?!?! Ngga ada kan?!* Lumpur itu hanya jalan yang harus kita lalui kalau kita pulang ke rumah *khususnya buat kalian yang tinggal di daerah rawan banjir huehehe*. So guys, bertahanlah. Dia akan membawa kita keluar dari lumpur. Kita akan pulang ke rumah bersama dengan Dia. :D

Jakarta, 26 April 2006

Perenungan sepanjang perjalanan jalan kaki memakai sandal baru menuju gereja untuk berangkat DATE :p

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^