by Grace Suryani
Ingatkah
engkau ketika dahulu engkau mulai belajar berjalan? Ketika engkau
mulai melangkahkan kakimu setapak demi setapak? Ingatkah engkau,
ketika engkau pertama kali memandang segala sesuatu dari kakimu yang
mungil? Segala sesuatunya terasa begitu jauh dan tak terjangkau oleh
tangan-tangan mungilmu. Kaki kursi maupun kaki bangku seakan-akan
tongkat untuk menahanmu tetap berdiri.
Di
bawah meja makan merupakan tempat favoritmu, meja makan cukup untuk
menudungi kepalamu. Kau menegadah ke atas dan melihat lampu-lampu
indah, kau takjub dan kagum melihatnya, lalu kau mengulurkan tanganmu
untuk menjangkaunya. Tapi kau tak sanggup. Segala sesuatu nampak
begitu jauh dan tak terjangkau bagi tangan dan kaki mungilmu yang
berusaha untuk mengapainya.
Lalu
kau mendengar sebuah suara memanggilmu. Kau mencari berkeliling
dengan tertatih-tatih, tapi kau tidak menemukannya. Suara itu
memanggilmu lagi. Kau semakin penasaran dan menjejakkan kakimu ke
lantai cepat-cepat untuk mencari sumber suara itu. Tangan dan kaki
kecilmu berusaha menjaga keseimbanganmu ketika kau berlari untuk
menemukan siapa yang memanggilmu.
Suara
yang begitu lembut, suara yang kau tahu berasal dari orang yang
mengasihimu. Suara yang sama terdengar memanggilmu lagi, kau
memandang sekelilingmu sekali lagi, tapi kau tetap tidak menemukan
suara itu. Yang aku lihat disekitarmu hanyalah mainan mobil-mobilanmu
yang berserakkan, 4 buah kaki kursi, sebuah balon, beberapa buah
buku, krayon dan nah akhirnya, tampat favoritmu meja makan.
Kau
berlari dan melonggok ke bawah meja makan, kalo-kalo sumber suara
itu berasal dari sana. Dan kau mendengar suara itu sekali lagi,
disertai dengan tawa yang lembut.
"Kemana
kau mencari anakku? Lihat aku ada diatasmu."
Kau
pun mendongakkan kepalamu dan melihat sumber suara itu. Ibumu berdiri
di hadapanmu dan tersenyum melihatmu. Kau pun tersenyum dan berpikir
"Hei, lihat aku dapat menemukanmu."
Lalu
kau mengulurkan tangan mungilmu, mencoba mengapainya. Mencoba
menciumnya, mencoba memegang tangannya. Namun, aduhhh!!! tanganmu
tidak dapat mencapainya.
Tiba-tiba
Ibumu terasa begitu jauh darimu. Ia berdiri menjulang tinggi dan tak
dapat kau raih. Kau mulai kecewa dan menangis. Kau menginginkan
ibumu!!! Kau ingin menciumnya, memgang pipinya, kau ingin menarik
rambutnya. Kau menginginkan ibumu, tapi kau tidak dapat mencapainya
... Ibumu terasa begitu jauh.
Dan
tiba-tiba kau merasa tubuhmu terangkat. Ada sepasang tangan yang
memegang pinggang kecilmu. Kau melihat ibumu tersenyum dan berkata,
"Nah, aku menemukanmu!" Kau mengapai dengan tanganmu, dan
HEI lihat, sorakmu kau bisa memegang pipinya. Ia tertawa ketika
tangan-tanganmu memegang pipinya. Bahkan ketika salah satu tanganmu
menarik rambutnya ... Ia tertawa dan ia menarik kau mendekat
kepadanya dan mencium pipimu. Kau tertawa kesenangan. Akhirnya kau
bisa meraih ibumu. Oh tidak, akhirnya ibumu bisa meraihmu dan
mendekapmu.
Berapa
sering kita merasa bahwa Tuhan jauh dan tidak terjangkau bagi
tangan-tangan kita? Atau mungkin kita ingin sekali menjangkaunya tapi
... upsss, tanganmu kurang panjang. Kaki-kakimu kurang tinggi untuk
dapat menjangkaunya.
Pernahkah
ketika kita merasa bahwa Tuhan jauh dari kita, kita berpikir dan
membayangkan diri kita seperti anak kecil dengan pandangan yang serba
terbatas sehingga kita tidak bisa melihat bahwa sesungguhnya kita ada
dibawah kaki-Nya!!! Kita ada kurang dari 10 cm dari hadapan-Nya.
Pandangan kita sangat terbatas. Tidak seperti pandangan-Nya!!! Pada
pandangan-Nya kita begitu dekat, sehingga tangan-tangan-Nya bisa
menjangkau dan menarik kita mendekat pada-Nya.
Bagi-Nya
kita begitu dekat, sehingga bunyi nafas kita pun terdengar oleh-Nya.
Ketika Ia menundukkan kepala-Nya, ada kita di dekat kaki-Nya. Ia
tersenyum dan tertawa ketika melihatmu mencari-cari-Nya, padahal kau
ada di dekat kaki-Nya. Dan akhirnya, ia mengangkat pingangmu,
membawamu naik untuk dapat menciummu. Untuk membiarkanmu memegang
pipi-Nya, untuk membiarkanmu menarik rambut-Nya. Ia ada dekat sekali
denganmu. Yang kau perlukan hanyalah menjulurkan tanganmu keatas,
menengadahkan kepalamu, dan Ia akan mengangkatmu ke atas. Ia akan
membungkuk dan mengulurkan tangan-Nya.
Jika
kau merasa begitu jauh dari-Nya, INGAT KAU ADA DIDEKAT KAKINYA!!!
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^