*PH = pasangan hidup = jodoh
Dalam masa single
gue (alias saat blm punya calon PH) kalau lagi galau, sering banget
mikir,
apa gue
kompromi aja ya. Gue rasa standard gue ketinggian kali ya, nyari yang
sesuai standard Tuhan itu susah bener (anak Tuhan, dewasa rohani),
malah kayanya udah ga da, klo ada juga belum tentu buat gue.
Apalagi klo lagi
bandingin dan diomongin sama kanan kiri depan belakang, "masa
sih ga da pacar?"
Gue cuma bisa
senyum klo ditanya tuh kalimat, padahal dalam hati kesel juga, siapa
sih yg kaga mau, cuma calon sesuai yang gue tau (cinta Tuhan) belum
ada.
Misal, gue sempet
di deketin orang yang perawakan OK lah (ganteng), kerjaan OK, anak
baek2 juga, katanya juga cuocok banget sama eke, tapi sayang bukan
anak Tuhan, jadi mau jalanin juga udah gak damai sejahtera duluan.
Pas klo lagi moment2 gini suka tawar2an sama Tuhan, "... ini
orang buaekkk banget Dad, kalah orang kristen baeknya, masih tetep
bukan dia ya orangnya?"
Pernah juga ada
yang udah sama2 percaya Tuhan juga kok, entah satu agama atau beda
agama 'dikit', tapi tetep Tuhan bilang bukan. Apa yang kurang Dad,
doi percaya juga kok sama Daddy?
Setelah gue
pernah coba jalanin, ternyata memang BENER2 GAK BISA dijalanin.
Temenan aja butuh yg nyambung, apalagi ini buat teman sisa hidup,
kudu yang nyambung! Jadi gue belajar untuk tidak memulai sesuatu yang
sudah tau tidak akan bisa gue akhiri. Misal, beda keyakinan (agama),
ujungnya kan salah satu harus ngalah, sedangkan gue sampe taun jebot
gak mau ngalah karena sebagai pertanggung jawaban dari kebenarang
yang udah gue tau. Dan gue juga gak bisa ngarep dia berubah menjadi
pemeluk agama sama kaya gue, apalagi berubah cuma karena cinta sama
gue.
Karena case ini,
membuat gue jadi penasaran dan ingin mencari tau juga, apa sih
dasar pemikiran dan logika dari kebenaran ttg PH itu kudu seiman?
Ayat doank buat gue kadang kaga cukup, perlu penalaranya juga.
Ini dia penjelasannya yang sempet gue dapetin, mudah2an bisa gue
uraikan dengan cukup jelas ya.
Setiap manusia
hidup dan bisa ada sampai dengan kondisi dia sekarang karena
mengalami peristiwa2 yang berhubungan sama setiap keputusan2 penting
yang diambilnya, baik secara sadar atau tidak, semua itu keputusan
pribadi masing2. Sewaktu kita belum dewasa, keputusan2 itu mungkin
akan lebih banyak dipengaruhi oleh orang tua. Tapi setelah dewasa
kita harus bisa mengambil keputusan2, karena hal ini akan terus kita
lakukan sampai maut menjemput.
Keputusan itu
bisa diambil seseorang berdasarkan apa yang ada dalam pikirannya,
yang seseorang percayai, atau diyakini dan bersumber dari informasi2
yang selama ini di dapat dan tersimpan dalam pikirannya.
Saat ini, apa
yang kita yakini, atau percayai kita sebut agama.
Seperti gue
memilih menjadi agama kristen, bukan karena orang tua gue Kristen,
gue juga otomatis Kristen. Mungkin ya pada awalnya, tapi ketika
dewasa gue sendiri harus yakin dan percaya tentang iman seorang
Kristen. Jadi bukan sekedar Kristen KTP, atau Kristen dari kecil /
lahir.
Karena gue yakin
tentang yang Yesus ajarkan dan kebenaran yang disampaikan lewat
Alkitab, jadi setiap keputusan2 gue sangat dipengaruhi oleh
kebenaran2 di Alkitab, karena gue yakin itu kebenaran.
Gue percaya
Alkitab adalah seperti peta buat hidup gue, yang dari kebenaran itu
gue mengenal Tuhan itu nyata, sekaligus menjadi petunjuk, arah untuk
gue menjalani hidup.
Nah, karena PH
itu adalah partner yang akan ada disamping gue untuk menjalani sisa
hidup gue, yang otomatis bersama setiap hari, terlibat dengan SEGALA
urusan hidup gue di dunia ini (begitu juga sebaliknya), dan akan
bersama-sama gue untuk menjalankan kehidupan. Makanya dinamakan
pasangan hidup, artinya pasangan untuk berjalan bersama mengarungi
hidup di dunia ini.
Kita tau namanya
hidup di dunia ini bukan hal mudah, pasti akan ada masalah, urusan
dan seperti yang tadi gue bilang, pasti akan sering kita
diperhadapkan dengan mengambil keputusan2.
Dan dua
orang/lebih yang bisa berjalan bersama itu , berarti harus mempunyai
satu tujuan yang sama, terutama dalam hidup ini & satu keyakinan
untuk bisa lebih 'enak' dalam mengarungi hidup bersama. Yang pasti
banget sering perlu memutuskan bareng2. Klo apa yang kita yakini
beda, bisa gak keputusan itu akan sama? Bisa aja sih, cuma harus
mengalah dan gak tau berdasar apa. Kalau sama2 anak Tuhan, basednya
sama, bible untuk setiap langkah keputusan yang kita ambil.
Rumah tangga
pernikahan itu adalah sesuatu yang dibangun, membangun itu butuh
kerjasama. Lalu PH itu bukan sekedar dari segi penenuhan kebutuhan
sex, punya anak, emosi, tapi PH itu adalah pasangan yang bisa diajak
kerjasama, jalan bersama, bareng2 membangun dengan dasar yang sama.
2Kor
6:14
Janganlah
mau menjadi sekutu orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus; itu
tidak cocok. Mana mungkin kebaikan berpadu dengan kejahatan! Tidak
mungkin terang bergabung dengan gelap. (BIS)
Be ye not unequally yoked together with unbelievers: for what fellowship hath righteousness with unrighteousness? and what communion hath light with darkness?
Ayat ini
sebenarny bukan hanya sekedar untuk mencari PH, tapi juga untuk
persahabatan, alias memang untuk hubungan yang dekat. Karena dari hub
yang dekat itu yg akan memperngaruhi pribadi kita. Lagian PH itu kan
memang bukan berdasar cinta aja yang bisa pudar karena unsur hormon,
tapi harus bisa jadi sahabat kita.
Di ayat ini GAK
dibilang jangan sama orang2 yang bukan satu agama, tapi lebih dalam!
Dibilang jangan sama orang yang tidak sama2 percaya dengan Kristus,
gak cocok! Soalnya ada kan keliatannya memang sama agama, tapi dalam
hatinya ternyata beda.
Terjemahan dari
bahasa aslinya, lu sama doi ga akan punya kerinduan atau beban yang
sama, yang satu mau hidup Tuhan, satu buat menikmati dunia, ya ga
nyambung, ga seirama jalan hidupnya!
Bisa aja sih
bersatu, salah satu harus ngalah, dan klo udah begini biasa sih
tarikan dunia lebih kuat boo. Apalagi kita wanita, yang katanya harus
ikut laki, bisa jadi ayat serangan sendiri itu klo kita yang narik
pria sekalipun untuk kenal Tuhan. Jadi carilah pasangan yang memang
udah kenal Tuhan sebelum sama kita.
Waktu gue pernah
mengalami jatuh cinta pada orang yang salah, setelah beres gue baru
bisa menamai kegalauan itu, karena gue tau kita tidak sama peta
hidupnya, tujuan juga beda. Mungkin hal yang nyatuin juga beda. Tapi
perasaan emosi jauh lebih kuat, ya jadi gitu deh, galau tingkat dewa.
Hahahaha
Jangan gitu ya,
biarlah hidup kita dipimpin oleh roh yang lebih menguasai dan
menuntun hidup kita, bukan keinginan daging atau perasaan kita.
Jadi jika FT
bilang harus seiman itu, emang harus, MUTLAK! Gak bisa ditawar2.
Klo gak, gak bisa
sampe tujuan,alias tujuan Tuhan menciptakan kita (tujuan hidup) gak
tergenapi.
*Sekali lagi ini
apa yang gue dapet karena tipe gue butuh beginian, mgkn aja Tuhan
bisa menyampaikan dengan cara dah uraian dan sisi yg beda ya.*
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^