by Sarah Eliana
Kalau kita baca kisah Ayub, sosok istri Ayub termasuk mungkin paling bikin kita kepikiran. Kenapa istri Ayub? Well, aku mikirin, si iblis kan dikasih ijin sama Tuhan untuk mencobai Ayub, semua boleh dihancurkan, kecuali nyawa si Ayub. Nah, si iblis betul-betul hancurin semua kepunyaan Ayub; dia bangkrut, anak-anak pun meninggal semua. Tapi, di pasal kedua ada sedikit perbincangan antara Ayub dan istrinya. Lho? Jadi, istri si Ayub gak dibunuh juga sama si iblis? Aku jadi mikir, kenapa gak? Nanggung toh? Pembantu-pembantu udah dibunuh, anak-anak dibunuh semua. Ngapain istrinya dibiarin hidup? Padahal, di pasal 2:6, Tuhan bilang begini,
Maka berkatalah TUHAN kepada Si Penggoda,
"Baiklah, lakukanlah apa saja dengan dia, asal jangan kaubunuh dia."
(Ayub 2:6)
Asal jangan kau bunuh dia… berarti sepanjang nyawa Ayub gak diotak-atik, si iblis punya ijin untuk melakukan apa saja yang dia mau, ya kan? Termasuk membunuh istri Ayub, ya kan?
Banyak juga sih yang beranggapan kalo istri Ayub ini dibiarkan hidup karena iblis tau imannya gak sekenceng iman Ayub. Ibilis tahu kalau pada akhirnya dia akan mempengaruhi Ayub agar menjauhi Tuhan. Memang benar, seperti bisa kita lihat di pasal 2:9,
Istrinya berkata kepadanya,
"Mana bisa engkau masih tetap setia kepada Tuhan? Ayo, kutukilah Dia, lalu matilah!"
(Ayub 2:9)
Deng... deng... deng... udah nyuruh suaminya kutuk Tuhan, disuruh mati pula. *parah*
Tapi... Kalo dipikir-pikir lagi, si istrinya ini hanya sekali lho ngomong begitu. Yang ujung-ujungnya membuat hidup Ayub menderita itu teman-temannya. Istrinya gak disebut-sebut lagi. Bahkan, Alkitab mencatat saat Tuhan marah sama tiga teman Ayub, tapi tidak ada cerita Tuhan marah pada istri Ayub. Padahal, waktu Sarah menyuruh Abraham tidur dengan Hagar, budaknya, agar mendapatkan anak, Tuhan menegur Sarah.
Nah, balik lagi ke istri Ayub, mungkin ada sebabnya dia gak dibunuh juga oleh si iblis. Inget gak waktu penciptaan Hawa, Adam ngomong gini:
"Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.
Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
Tulang dari tulangku, daging dari dagingku. One flesh! Suami istri itu one flesh! Apa hubungannya ama istri Ayub? Tentu saja dia jelas-jelas one flesh dengan Ayub, dan iblis mengerti itu! Iblis tau gimana Tuhan sangat menghargai, menghormati, bahkan menjunjung tinggi hal ini, sehingga dia gak berani mengutak-atik hidup istri Ayub, karena membunuh istri Ayub sama aja dengan membunuh Ayub. Simply because they are one flesh!
Waktu menemukan hal ini, duh, aku merasa ditampar. Iblis aja ngerti gimana Tuhan sangat menghargai dan menghormati pernikahan. What about me? Aku kadang justru lupa! Betapa seringnya aku berpikir bahwa keluarga iparku adalah keluarga suamiku saja. Buktinya, aku masih sering bilang "your mom" atau "your niece". Akhirnya lewat Firman Tuhan tentang Ayub & istrinya, Abraham & Sarah, Adam & Hawa, aku diingatkan lagi oleh Tuhan tentang menghormati dan menghargai kesatuan dengan suami.
Lalu, selama ini kita sering denger khotbah kalo istri Ayub tuh gak beriman. Kasarnya, dia istri tak berguna! Tapi, setelah aku baca-baca lagi, aku jadi mikir. Aku coba menempatkan diri di posisi istrinya Ayub.
Bayangkan, Ayub kehilangan hal-hal berharga yang dia miliki. Iya, memang Ayub menderita, tapi pernah gak sih kita sadar kalo gak cuman Ayub yg kehilangan semua itu? Istrinya juga kehilangan harta karena apa yang menjadi kepunyaan suami adalah juga kepunyaan sang istri, dan sebaliknya. Intinya, Ayub dan istrinya sama-sama kehilangan harta. Mereka sama-sama bangkrut!
Bayangkan juga waktu anak-anak Ayub meninggal. Apakah anak-anak itu hanya punya satu orang tua, yaitu Ayub? Gak kan? Anak-anak itu ya anak-anak istri Ayub juga. Can you imagine being a mother having to bury ALL of your children? Semua anak meninggal pada waktu yang bersamaan! Pikirkan lagi, di jaman itu, masalah mengurus dan membesarkan anak adalah urusan istri. Jadi, bisa dibayangkan kalau anak-anak itu lebih dekat pada ibunya dibanding dengan Ayub. Lagipula, cewek cenderung lebih emosional. Aku rasa dalam hal ini, istri Ayub lebih heart-broken dibanding suaminya.
Tidak hanya itu, bayangkan bagaimana rasanya punya suami yang kena penyakit gak jelas, sampai-sampai dia harus menggaruk tubuhnya pakai potongan kaca dan duduk di onggokan abu. Duhhhhh.... Istri-istri, can you imagine seeing your husband like that??? Aku ngebayanginnya aja langsung berasa ngilu di hati. Tau gak sih... waktu orang terdekat kita yg sakit, kadang kita merasa lebih putus asa. Istri Ayub ini harus ngelihat Ayub yang menderita, bahkan wajahnya hancur banget sampai gak dikenali oleh teman-teman deketnya sendiri. Ya ampunnnnn... Kebayang gak gimana perasaan istri Ayub?
Tapi istri Ayub adalah perempuan hebat. Apa itu? SHE STAYED! Suami bangkrut? Anak-anak meninggal? Suami sakit gak jelas sampe wajahnya gak karuan? Siapa yang punya cukup kekuatan untuk tetap setia dan tetap ‘be there for her husband’? She did! She respected her wedding vows - for better or worse, for rich or poor, in health or sickness!
Memang istri Ayub ini bilang ke Ayub "CURSE God and die!!!", tapi lucunya, di pasal 42, waktu Tuhan ngomelin teman-teman Ayub, si istrinya ini gak disebut-sebut lho. Lebih hebat lagi, si Ayub kan akhirnya kaya lagi, punya anak lagi dan kata Firman Tuhan, tiga anak cewek Ayub itu luar biasa cantiknya. Di pasal 42 ini gak dibilang tuh kalo si Ayub nikah lagi, yang berarti bisa diartikan kalau Ayub dapat anak-anak ini dari istrinya!
Aku jadi inget omongan beberapa teman. Mereka bilang, Tuhan tuh sangat amat mengerti kalo kita marah atau kecewa. Dia Tuhan yang gak bisa dibohongin. Biarpun muka kita penuh senyum, tapi toh Tuhan tahu apa isi hati kita. Jadi percuma juga kalo kita berdoa ngomong "God, I'm fine!" padahal sebenernya tidak. Justru, Tuhan pengen kita mau jujur sama Dia, mau curhat sama Dia, tanpa takut Tuhan akan menghakimi kita. He is very understanding. Tuhan kita sangat "manusiawi" dan mengerti kemanusiaan kita. Aren't we lucky to have such a wonderfully loving and understanding God??
Kalo dalam kasus istri Ayub ini, aku rasa pada akhirnya dia diberkati Tuhan bukan hanya karena Ayub yg beriman sama Tuhan, tapi juga karena istrinya yang walaupun marah-marah waktu ada masalah, tapi tetap memilih untuk menghormati pernikahan mereka, dan bertahan di sisi Ayub meskipun di tengah penderitaan. Walaupun kata-katanya salah, pada akhirnya istri Ayub gak ninggalin Ayub. Siapa yang akan bilang dia bodoh kalo dia ninggalin Ayub? Bisa jadi orang-orang malah bilang dia bodoh karena bertahan sama Ayub kan? Pada masa sulit itu, dia juga masih melayani Ayub. Kalau budak-budaknya aja gak mau dekat-dekat Ayub lagi, siapa yang masak buat Ayub kalo bukan istrinya? Waktu teman-teman Ayub menghakimi Ayub, istri Ayub masih tetap bersama suaminya. Inilah yang Tuhan perhitungkan - a heart that chooses to serve, to suffer together, and to sacrifice. Tuhan sangat menjunjung tinggi janji & komitmen pernikahan, karena itu Ia juga menghargai dan menghormati orang2 yg berani berkorban dan menderita untuk menghormati janji nikah mereka.
Seandainya kita bisa lebih seperti istri Ayub, yang betul-betul menghargai dan menghormati janji nikah kita, yang menerima suami saat dia kaya atau miskin, saat dia ganteng ataupun tidak, waktu dia lagi romantis atau lagi super cuek, waktu dia sering bilang "honey, you are so pretty" atau waktu dia langsung nyari makanan di atas meja saat pulang kantor tanpa nengok ke arah kita sama sekali.
Give us strength, Lord, to be like Job's wife who chose to respect her wedding vows, and stayed by her husband's side even when he was sick, ugly, and bankrupt - all at the same time!
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^