by Poppy Noviana
Ketika ditanya, bagaimana kamu me-manage kemarahan, disaat dalam sebuah situasi tertentu, bisa dikatakan 'wajar' saya untuk marah, hal ini cukup menarik untuk dibagikan.
Saat itu di suatu pagi, tepatnya di transportasi umum yang
ramai dan padat ada seorang wanita yang tiba-tiba membuat barang bawaan saya terjatuh dan dia menginjaknya ... sekejap pagi itu tiba-tiba mengesalkan karena tidak ada
kata maaf terucap dari mulutnya, bahkan ia hanya berdiri dan diam di samping saya.
Rasanya geram dan kesel banget. Tapi apa yang dapat saya lakukan untuk menghadapinya?
Bisa saja saya menuangkan kekesalan saya di social media dengan update status, mencoba relax open Instagram, stalk online shop, stalk people, see
news feed to get relax. Selain itu mencoba untuk lebih open minded dengan berpikir dari perspektif orang lain
dan dari sudut pandang yang berbeda, berusaha untuk mengerti,,
atau malah yang ekstrimnya adalah berantem, kesel sendiri dan ngga damai sejahtera sepanjang hari,
ups.. Ngga begitu juga yah semestinya kalo sudah tau kebenaran Firman Tuhan, saya mencoba untuk meresponnya dengan:
1. Tarik napas panjang
2. Mengingat bahwa saat aku mengasihi Tuhan maka aku harus menuruti perintahnya untuk lambat marah.
"Jikalau kamu mengasihi Aku,
kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa,
dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
yaitu Roh Kebenaran” (Yohanes 14: 15-16).
Salah satu perintah-Nya adalah Hai
saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang
hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga
lambat untuk marah. (1 Yak 19:1).
3. Berdoa dan meminta kasih karunia Tuhan untuk 'mengampuni' dan saya bisa mengendalikan emosi saya dan berespon benar..
4. Bersyukur masih diampuni sama Tuhan atas kesalahan dan kelalaianku.
Langkah diatas bisa dilakukan dalam waktu satu menit, karena pada prinsipnya damai adalah saat dimana aku mampu menghadapi diriku sendiri sekalipun keadaan tidak sesuai dengan harapanku.
Aku menggunakan hak pilihku untuk memilih berdamai,
dan biarkan konsekuensinya yang mengikuti sebab rasa sayangku pada Tuhan lebih besar dari pada
rasa sakitku.
Seperti apa yang pernah kalian hadapi setiap harinya, seperti ketemu dengan
orang yang sukar, menyebalkan, bahkan sangat pantas untuk dimarahi akan membawamu kepada tingkat pengendalian diri
yang lebih dewasa lagi. Tidak perlu untuk sakit hati sebab Firman Tuhan berkata Bodohlah orang yang menyatakan sakit hatinya seketika itu juga, tetapi bijak, yang
mengabaikan cemooh. (Amsal 12:16)
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^