by Tabita Davinia
Coba tebak, siapa saja para wanita di dalam Alkitab yang menjadi ibu? Hm, rasanya banyak
banget ya. Ada Hawa, Sara, Rahel, Lea, Rahab, Delila, Ratu Syeba,
Bernike, Klaudia, blablabla... tapi, coba kita persempit lingkarannya.
Dari sekian banyak wanita yang menjadi ibu, berapa banyak wanita yang
menjadi ibu yang mengajarkan tentang firman Tuhan kepada anak-anaknya?
Kita bisa menyebut Maria, yang adalah
ibu dari Yesus Kristus. Atau mungkin Hana, yang walaupun setelah dia
melahirkan Samuel dia menyerahkannya kepada Eli—imam di Silo. Tapi pada
tulisan kali ini, kita akan membahas tentang seorang wanita yang mungkin
jarang dibahas keberadaannya dalam Alkitab. Dia adalah ibu dari salah
satu anak rohani Paulus, di mana kita bisa membaca dua surat Paulus
kepada anak muda ini. Coba tebak, siapa ibu yang dimaksud... She is Eunike!
Kamus di alkitab.sabda.org menuliskan arti “Eunike” sebagai “good victory”, dari kata eunich.
Wanita ini termasuk keturunan Yahudi. Ibunya bernama Lois. Eunike
menikah dengan seorang pria yang merupakan keturunan Yunani. Dialah yang
melahirkan Timotius, salah satu anak rohani Paulus itu. Kisahnya hanya
tercantum dua kali di dalam Alkitab, tapi di sana Paulus menyatakan
bahwa kehidupannya telah menjadi teladan bagi Timotius—satu hal yang
juga Paulus lihat.
“Paulus datang juga ke Derbe dan ke
Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah
seorang Yahudi dan menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani.”
(Kisah Para Rasul 16:1)
”Sebab aku teringat akan imanmu yang
tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois
dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam
dirimu.”
(2 Timotius 1:6)
Tidak ada yang tahu bagaimana Eunike
lahir, menjalani kehidupannya, bahkan bagaimana akhir hidupnya.
Berdasarkan beberapa tafsiran, Eunike dan Lois menjadi orang Kristen
setelah mendengar khotbah Paulus tentang Kristus. Mungkin sejak saat
itulah, mereka berdua yang mengajarkan Timotius tentang firman Tuhan.
Kalau mengingat kisah tentang Eunike dan Timotius, aku jadi teringat dengan perintah Tuhan kepada orang Israel di Ulangan 6:6—7.
“Apa yang kuperintahkan (setelah
Tuhan berfirman kepada Musa) kepadamu pada hari ini haruslah engkau
perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada
anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila
engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila
engkau bangun.”
Sekalipun suaminya bukan orang
saleh—menurut orang Yahudi—namun Eunike, bersama Lois, terus menanamkan
firman Tuhan dalam kehidupan Timotius, sampai akhirnya... Timotius
bersedia untuk mengikuti pelayanan Paulus. Mungkin Timotius masih sangat
muda saat memulai pelayanannya bersama Paulus. Bisa saja Eunike
berkata, “Tunggu dulu lah, Paulus! Timotius masih muda! Dia boleh
kok, melayani di daerah di sekitar sini dulu. Nanti kalau sudah tambah
dewasa, dia boleh ikut pelayananmu”.
Hati ibu mana yang tidak sedih saat
melihat anaknya pergi jauh dan bahkan tidak tahu kapan dia akan kembali
(mencoba memahami kondisi hati seorang ibu, walaupun aku belum jadi
seorang ibu huehehe)? Mungkin hati kecil Eunike merasa bingung saat
mendengar Paulus mengajak Timotius untuk melayani bersamanya. Tapi
ternyata... Eunike let Timotius to go with Paul! Dia
mengesampingkan keinginannya agar Timotius tetap bersamanya, dan memilih
untuk mengizinkan anaknya itu untuk pergi bersama Paulus.
Ladies, kita tidak tahu apa
yang akan terjadi kelak saat kita memiliki anak. Tapi satu hal yang
perlu kita ingat, kita harus mengajarkan firman Tuhan kepada mereka
setiap saat. Bukan hanya melalui perkataan kita, tapi juga lewat
perbuatan kita (kalau omdo—omong doang—‘kan kita bisa dianggap
pembohong sama anak-anak nanti hehe). Aku yakin Timotius telah melihat
kehidupan ibunya yang luar biasa, sehingga dia pun meneladani kehidupan
ibunya itu.
Entah apapun status kita saat ini (single,
masih sekolah/kuliah, mulai meniti karier, baru saja menikah, sedang
jadi bumil (ibu hamil), atau bahkan telah mempunyai anak), perintah
Tuhan itu harus selalu kita ingat dan lakukan.
Mengajarkan anak-anak untuk melakukan
firman Tuhan memang tidak mudah, apalagi kalau anak-anak telah tumbuh
dewasa tanpa mengenal firman-Nya. That’s why... setiap ibu (dan calon ibu) harus mempersiapkan diri sejak awal untuk mendidik anak-anak berdasarkan firman Tuhan.
“But it’s very hard for me to teach my children to do God’s will!”
Mommies, mengajari anak tentang
apapun itu memang tidak mudah. Jangankan mengajari anak untuk membaca
Alkitab, untuk memberikan stimulus anak agar berjalan pun orang tua
harus panjang akal (duh, bahasa perkuliahannya mulai keluar huehehe).
Karena itu, setiap ibu (dan calonnya) harus selalu percaya dan bersandar
kepada Tuhan. We can’t through this moment without God.
Kita perlu belajar dari Eunike, yang
dengan rendah hati menyerahkan Timotius kepada Paulus untuk melayani di
berbagai tempat. Aku menduga, Eunike bisa melakukannya karena dia
percaya bahwa Tuhan yang akan menuntun Timotius untuk tetap hidup di
dalam kehendaknya.
And how about us? Sudah siapkan
kita untuk menjadi seorang wanita yang tetap percaya kepada Tuhan dalam
segala pergumulan kita? Jika suatu saat nanti Tuhan mengaruniakan
anak-anak kepada kita, apakah kita akan tetap hidup setia kepada-Nya,
dan memberikan teladan hidup benar kepada mereka?
Keep the answer in your heart, and pray that God will help us to be a Godly mommy (wannabe) :)
No comments:
Post a Comment
Share Your Thoughts! ^^