Saturday, March 17, 2018

Hanya bagi Dia




by Yuniar Dwi Setiawati

Amsal 31 seringkali dijadikan bahan pembinaan bagi para wanita Kristen, setuju? Pasti banyak yang tahu apa saja sikap yang harus dilakukan untuk jadi wanita Kristen yang ideal, baik di mata Tuhan maupun di mata manusia. Selain kita tahu, kita juga perlu membuka mata lebar-lebar untuk mengerti tujuan kita belajar menjadi wanita yang cakap, yaitu bukan semata-mata untuk kepentingan diri sendiri, tapi untuk kemuliaan nama Tuhan.

Berdasarkan teks Amsal 31 ini, kita akan melihat lebih jauh alasan kita belajar menjadi wanita Kristen yang cakap dan terampil. Apa saja sih?
  1. Karena kita berharga.
Wow, Tuhan menciptakan kita bukan untuk menjadi wanita yang asal-asalan. Firman Tuhan bilang, Istri (wanita) yang cakap lebih berharga daripada permata” (ay.10). Bayangin, berapa harga permata zaman sekarang!! Ckckck, pasti hanya orang-orang berduit yang memilikinya bukan? Bukti bahwa kita berharga, Tuhan mengutus anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus untuk menebus dosa kita. Allah menghendaki hidup kita sesuai dengan dengan label “berharga” itu.

Permata atau perhiasan memiliki nilai yang tinggi karena melewati proses pemurniaan. Demikian juga dengan pembentukan kita menjadi wanita yang cakap, yang harus melewati proses yang tidak gampang. Tetapi biarlah hal itu membuat kita semakin dimurnikan

Ada yang pernah nonton film “Princess Diary”? Di film itu, tokoh utamanya, Mia, yang ternyata adalah seorang putri kerajaan Monrovia, harus belajar hidup sesuai dengan identitas sebenarnya. Ia harus belajar berjalan dengan anggun, makan dengan sopan dan berbicara dengan lembut. Ia tidak bisa tampil dan bertindak sembarangan karena statusnya sebagai bangsawan. Perilaku inilah yang membedakan dia dari wanita kebanyakan. Demikian pula kita, sudah sepatutnya kita bertindak sesuai dengan identitas kita sebagai putri Kerajaan Allah yang berharga.

Tuhan tidak ingin karakter kita stagnan. Ia ingin kita memiliki karakter Kristus, karena karakter itulah akan menjadi pembeda dengan wanita-wanita yang tidak mengenal Allah. Ketika kita menghidupi karakter-karakter wanita Amsal 31, kita sedang membangun hidup yang berpadanan dengan panggilan kita di dalam Kristus (Efesus 4:1).

  1. Karena kita diciptakan untuk pekerjaan baik.

Firman Tuhan juga berkata,Kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2:10). Semua tindakan wanita Amsal 31 adalah perbuatan baik, untuk dirinya, untuk suami dan anak-anaknya, juga untuk orang lain di sekelilingnya. Matius 5:16 menjelaskan kenapa kita harus berbuat baik, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

  1. Karena kita dipanggil menjadi berkat dalam keluarga.

Banyak masalah krusial yang muncul dalam keluarga, keuangan, kepemimpinan dan masalah-masalah lain. Kehadiran kita para wanita, yang diciptakan sebagai penolong, sangat diperlukan untuk menjadi berkat di keluarga melalui hidup yang bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangga, serta baik hati dan taat kepada suami (Titus 2:5). Dalam keluarga, istri dipanggil menjadi penolong yang sepadan bagi suaminya. Seorang anak yang belum atau tidak menikah juga tetap bisa menjadi penolong bagi anggota keluarga yang lain karena dengan saling menolong kita sebenarnya sedang memenuhi hukum Kristus (Galatia 6:2). Keluarga disini tidak terbatas pada keluarga jasmani, tapi juga keluarga rohani kita, dan bahkan orang-orang di luar gereja. Hal inilah yang dilakukan oleh wanita Amsal 31, ia menjadi penolong bagi keluarganya, tapi ia juga memberikan tangannya kepada yang tertindas dan mengulurkan tangannya kepada yang miskin (Amsal 31:20).

Dalam pernikahan, wanita perlu menjalankan perannya sebagai penolong sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Salah satu hal yang paling penting adalah prinsip penundukan diri. Suatu kali ada yang sharing dengan saya, “Gila apa ngga sih, suami gue tuh lambat banget diajak mikir!! Gue sering banget ambil keputusan sendiri!” Nah, bagi wanita dominan seperti ini, kalo tidak belajar tunduk dari sekarang maka selamanya kita juga tidak akan bisa menghargai kepemimpinan laki-laki, bahkan kita juga sulit untuk membuat Allah jadi pemimpin hidup kita. Anak-anak juga perlu dididik secara benar oleh orang tua dengan cara menanamkan secara langsung nilai-nilai kebenaran (Ulangan 6:7). Anak-anak yang pendidikannya diserahkan ke pembantu, sekolah, atau bimbingan belajar, tanpa peran dari orangtua, membuat kedekatan dalam keluarga menjadi tidak maksimal.

Keluarga yang takut kepada Allah dapat menjadi alat Tuhan memenangkan komunitas yang lebih besar. Wanita berperan penting mewujudkannya. Bersama pria, wanita bertanggung jawab membawa keluarganya memenuhi panggilan Tuhan: menjadi refleksi hubungan Allah dengan gereja-Nya sehingga nama Tuhan dimuliakan.

  1. Karena kita menghadapi arus tantangan zaman.

Kita hidup di akhir zaman, dimana dunia semakin bertambah jahat. Nilai-nilai dunia yang bertolak belakang dengan kebenaran, semakin meluas dan mempengaruhi kehidupan kita. Hal ini menjadi tantangan besar buat generasi kita, apakah kita tetap hidup dengan standar Allah atau terbawa arus zaman? Dunia bisa berkata kalau istri tidak perlu tunduk kepada suami, atau sudah bukan zamannya lagi istri tinggal di rumah dan mengatur rumah tangga, karena ini adalah zamannya istri boleh memprioritaskan karirnya dan menyerahkan urusan rumah tangga kepada pembantu. Dunia juga boleh mengatakan tidak masalah bagi seorang wanita mengejar laki-laki yang diingininya. Tapi, Allah menghendaki kita untuk menjadi berbeda dengan dunia. (1 Yoh 2:17)

Ditengah paham feminisme yang semakin luas, wanita Kristen perlu menjadi teladan bagi dunia melalui tindakan yang dihasilkan dari pola pikir dan gaya hidup Kristiani. Ia memanggil kita agar menjadi berbeda dengan dunia (Roma 12:2). Kalau kita menjadi ibu rumah tangga, maka kita menjadi ibu rumah tangga yang berbeda. Kita menjadi ibu rumah tangga yang menjalankan panggilannya dengan tekun dan penuh sukacita, bukan ibu rumah tangga yang hobi berkumpul di bawah pohon mangga dengan tetangga-tetangga untuk mengeluhkan suami atau menggosipkan ibu mertua. Kalau kita menjadi istri sambil menjalankan karier, maka kita menjadi wanita karier yang berbeda. Kita menjadi wanita karier yang bijaksana mengatur waktu dan prioritas, yang tetap melakukan tanggung jawabnya mengatur rumah tangga. Bahkan jika kita single sekalipun, kita menjadi wanita single yang berbeda. Kita menjadi wanita single yang utuh dan menemukan rasa aman di dalam Tuhan serta rajin mengembangkan karakter yang dibutuhkan untuk menjadi seorang istri nantinya.

Seringkali kita hanya memikirkan diri sendiri dan mata kita tidak peka lagi akan kebutuhan orang lain padahal kita punya tanggung jawab untuk membawa nama Tuhan dimanapun kita berada. Banyak orang butuh teladan hidup yang baik, dari perkataan, pola pikir dan bahkan dari kehidupan rohani kita. Dengan menjadi wanita yang berbeda, banyak orang di luar Tuhan yang datang untuk belajar dari kita bukan? Juga tidak menutup kemungkinan, orang bisa mengenal Kristus melalui kita. Kita bisa memakai hidup kita untuk membawa nilai-nilai hidup Kerajaan Allah tanpa harus menginjili mereka terang-terangan. Tuhan mau kita jadi partner-Nya untuk misi yang besar ini. So, jangan santai, terus benahi diri untuk mau terus belajar dan diperbarui agar kehendak Tuhanlah yang kita lihat dan kita terapkan dalam hidup sehari-hari. Ayo, bawa pembaharuan disaat dunia tidak pernah bisa melakukan kehendak Tuhan!

Bagaimana saat kita gagal dan jenuh berjuang?

Kita perlu ingat, hidup kita ini bukanlah milik kita sendiri. Pasca ditebus olehNya, kita sudah dimiliki Tuhan untuk melakukan kehendak Allah dalam hidup kita. Hidup kita yang sekarang adalah ciptaan baru di dalam Kristus (2 Korintus 5:17). Perjuangan dan pembelajaran kita sebagai wanita cakap bukan dianggap sebagai hukum Taurat yang menekan hidup kita, tapi kita perlu memandangnya sebagai ucapan syukur akan pengorbanan-Nya yang sangat mulia. Kita perlu punya motivasi hidup yang benar, yaitu kita ada untuk memuliakan nama Tuhan. Apa saja yang perlu kita ingat untuk terus memuliakan Tuhan?

  1. Kita perlu terus memandang kepada Allah.

Kita perlu memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan saat kita mau dibentuk Tuhan jadi ciptaan yang memiliki karakter Kristus. Tanpa Tuhan maka semuanya akan sia-sia, karena Dia-lah sumber hikmat dan kebenaran itu. Menghidupi karakter wanita Amsal 31 bukan hal yang tidak mungkin, namun juga tidak bisa dikatakan mudah. Untuk hidup serupa dengan Kristus pasti membutuhkan perjuangan. Kita mungkin jatuh bangun untuk mengikuti teladan yang sempurna dan ideal itu, tapi biarlah mata kita tetap tertuju kepada Kristus dan menemukan kekuatan di dalam-Nya. Dalam perjuangan itu, Tuhan akan berikan kita banyak pengalaman rohani sebagai pelajaran yang berharga untuk kita lebih bertumbuh di dalamnya. Ketika kita memandang Tuhan, maka kita melakukan segala sesuatu dengan standar Allah dan bukan standar kita sendiri atau bahkan orang lain karena hidup kita hanyalah untuk menyenangkan Tuhan. Ingatlah bahwa kesanggupan kita adalah pekerjaan Allah (II Korintus 3:5). Mari kita mengembangkan karakter wanita Amsal 31 dengan bergantung kepada Allah dan bukan dengan kekuatan kita sendiri.

  1. Kita perlu berusaha mematikan kehendak daging

Kehendak daging itu menyesatkan dan membuat kita tidak lagi memuliakan Tuhan. Daging kita berlawanan sangat berlawanan dengan kehendak Roh Kudus bukan? Sekarang pilihan ada di tangan kita, pilih ikut kehendak Allah atau kehendak daging. Kalau kehendak Allah, pasti kita akan dimampukan untuk membawa kebenaran. Tapi kalau kehendak daging, ya rasakan sendiri akibatnya ketika kita tidak menikmati damai sejahtera itu, karena kita hidup dalam ikatan dosa dan karakter manusia lama.

Meskipun Allah memberikan kekuatan, mematikan kehendak daging adalah keputusan kita. Contoh sederhana, ketika saya sedang melatih diri untuk bangun pagi, seperti wanita Amsal 31 yang bangun saat hari masih malam, biasanya Roh Kudus akan “membangunkan” saya di jam yang saya minta. Tapi, keputusan untuk bangun dan berdoa ada di tangan saya. Kita perlu bekerja sama dengan Allah untuk dapat terus mematikan kehendak daging kita.

  1. Kita perlu ingat kematian Kristus itu untuk dunia.

Kristus mati bukan buat kita saja tapi untuk seluruh dunia. (2 Kor 5:14). Pandangan Kristus ditujukan untuk dunia, maka kita pun perlu memandang juga seperti Allah memandang. Mengembangkan karakter wanita Amsal 31 bukan hanya tentang diri kita sendiri, tapi supaya kita lebih maksimal memberkati orang lain. Dunia membutuhkan Kristus yang ada dalam hidup kita. Lihatlah dengan hati yang penuh dengan belas kasihan sehingga kita memiliki kepekaan untuk mau berbagi kebenaran itu dengan orang-orang di sekitar kita. Selama kita masih hidup, kita bertanggung jawab untuk melanjutkan pekerjaan Kristus di dunia ini.

Yah, tibalah di akhir tulisan ini. Mari kita sama-sama berpikir “hidup kita bukanlah untuk kita sendiri tapi untuk kemuliaan nama Tuhan.” Selama Tuhan memberi kita kesempatan untuk menjadi wanita Kristen yang cakap, kerjakan panggilan itu dengan sukacita dan rendah hati. Proses hidup membutuhkan progress, semangat untuk bertumbuh menjadi persembahan yang berkenan di hadapanNya!

Soli Deo Gloria



No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^