Monday, February 5, 2018

Woman at the Well, Woman who Find Truth


by Felisia Devi


(Yohanes 4:1-42) - Percakapan dengan Perempuan Samaria

Kita tentu mengetahui bahwa Alkitab bukan hanya memuat cerita tentang bagaimana Allah berperkara dengan pria, tetapi juga wanita. Sebut saja beberapa diantaranya: Hawa sebagai wanita yang pertama kali jatuh dosa, Sara yang meragukan apa yang Tuhan mau beri, Hagar yang tetap dipelihara Allah, Rut dari bangsa Moab yang mendapat kasih karunia Allah, Ester menyelamatkan bangsa Yahudi di Babylonia dari pembantaian, Maria yang melahirkan Yesus, sampai Maria Magdalena yang mengalami pengampunan dan lainnya. Hidup mereka bukan hidup yang sempurna, atau yang tanpa beban ataupun masalah, tapi Allah bisa memakai mereka untuk menjadi berkat dan ada dalam penggenapan rencanaNya. Mereka bisa seperti itu menurut saya karena mereka ada dalam Tuhan dan menemukan iman dalam kebenaran untuk menjalaninya. Menemukan kebenaran merupakan sesuatu yang penting, karena hanya kebenaran yang membuat kita bisa hidup sesuai apa yang Tuhan mau.

Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan TUHAN dari pada korban
(Amsal 21:3)

Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan TUHAN daripada korban dan Tuhan punya cara yang berbeda-beda (personal) terhadap masing-masing kita untuk kita bisa menemukan kebenaran itu, karena Dia yang menciptakan kita tentu Dia yang paling mengetahui bagaimana membuat wanita bisa mengerti kebenaran dan mengalaminya. Mungkin salah satu cerita tentang wanita Samaria yang akan kita gali, akan menginsprasi. Karena saya pribadi menemukan banyak pembelajaran sehubungan dengan bagaimana kerinduan Allah untuk memulihkan kehidupan setiap kita lewat kebenaran.

Di suatu siang yang terik, Yesus yang sedang dalam perjalanan dari Yudea ke Galilea , memutuskan untuk beristirahat sejenak di daerah Samaria yang harus dilewatinya. Sambil menunggu murid-muridNya, Yesus memilih duduk dekat pinggir sumur karena mengalami kelelahan. Tidak lama kemudian datang seorang wanita yang hendak menimba air. 

Yesus (Y) : “Nyonya, bisakah saya meminta air untuk minum?” Yesus membuka percakapannya. 
Wanita Samaria (WS) : “Tuan yakin meminta minum kepada saya? Bukankah kaum Anda anti bersosialisasi dengan kaum saya?” 
(Y), "Ya yakin. Kalau saja kamu tahu kebenaran dan siapa yang berbicara kepadamu, pasti anda sendiri yang minta minum kepada saya dan saya akan memberi kepadamu air hidup”  
(WS) : “Air Hidup? Air jenis apa itu? Berasal dari dalam sini juga? Yang benar saja Tuan, timba saja anda tidak punya timba untuk mengambil air dalam sumur yang sangat dalam ini. Lagipula apa yang Tuan tau tentang sumur ini, Tuan lebih besar dari Yakub yang memiliki sumur ini sampai bisa menjamin bahwa saya bisa mendapatkan air itu?”

Siapakah wanita Samaria ini? 

Memang tidak secara jelas disebutkan siapa wanita ini. Yang pasti dia adalah seorang Samaria. Tapi dari beberapa ayat, bisa kita tafsrikan. Salah satunya yang pernah saya dengar dari khotbah, wanita Samaria ini mengambil air pada siang hari, disaat panas terik, mungkin untuk menghindari orang banyak yang biasa tidak mengambil pada panas terik. Dari apa yang Tuhan sebutkan mengenai sudah 5 kali perempuan ini menikah. Bisa saja wanita ini memang sudah menjadi buah bibir daerah setempat, maka dari situ ia memilih untuk mengambil air disaat tidak biasanya orang lain memgambil air. Tapi intinya wanita ini adalah wanita yang butuh dipulihkan, maka dari itu Yesus memilihnya untuk diajak berdialog.

Di awal percakapan kita bisa melihat bahwa Yesus tidak memusingkan budaya bangsa Yahudi yang tidak bergaul dengan orang Samaria, karena mungkin buat Yesus itu hanya menghalangi pekerjaan Allah yang harus Dia lakukan. Sama dengan ketika Yesus mau memulihkan hidup setiap kita, standard dunia yang kita ketahui tidak akan menghalangi pekerjaan Yesus yang mau Dia lakukan dalam hidup setiap kita.

Kita juga bisa melihat bahwa wanita Samaria ini awalnya masih belum mengerti sama apa yang Yesus maksud. Pemikirannya hanya sampai yang kelihatan, sedangkan Yesus bisa melihat lebih ‘dalam’ tentang apa yang wanita ini butuhkan. Tapi Yesus terus memberitahu wanita ini kebenaran-kebenaran. Saya melihatnya sama seperti hidup setiap kita yang kadang tidak bisa langsung mengerti apa maksud Tuhan lewat kebenaran yang kita ketahui atau dengar, tetapi Tuhan selalu punya cara untuk kita bisa mengerti kebenaran-kebenaranNya, jika kita mau berespon dan haus akan kebenaran-kebenaranNya. Sikap seperti ini yang bisa kita teladani dari wanita ini, walaupun pemikirannya masih belum mengerti dengan apa yang Yesus maksudkan, wanita ini mau berespon akan ajakan Yesus “Tuan saya mau air itu, supaya tidak haus lagi dan tidak perlu kembali ke tempat ini lagi untuk menimba”

Hal inilah yang diperlukan untuk bisa mengerti kebenaran dan mengalami pemulihan, butuh kehausan, ada effort untuk kita terus mengejar Tuhan dan kebenaranNya. Liat saja wanita Samaria ini terus menerus bertanya, berespon dari apa yang Yesus katakan.

Dan sekalipun wanita Samaria ini belum bisa mengerti apa maksud Yesus, Yesus tetap menghargai respon dari wanita itu. Begitu juga sikap Tuhan terhadap kita, Tuhan bukan melihat seberapa kita mengetahui banyak hal tentang kebenaran, tetapi Tuhan melihat hati kita yang mau terus mengejarNya . Yesus mengerti apa yang kita alami atau butuhkan,bahkan sebelum kita mengerti. 

Sampai akhirnya wanita ini mengerti apa maksud Yesus, ketika membicarakan tentang hidupnya.

"Sekarang saya tahu Tuan seorang nabi," kata wanita itu.
(Yoh 4:19)

Dari hal ini, kita bisa mengerti bahwa hidup kita dihadapan Tuhan itu terbuka . Tidak ada yang tersembunyi. Yesus mengajak wanita ini berbincang-bincang bukan karena Yesus tidak mengetahui dan mau kepo, tapi untuk membawa wanita ini bisa melihat dan menyadari keadaan dirinya. Kadang saya juga suka berpendapat bahwa proses yang Tuhan kasih itu bertele-tele, tidak bisa dimengerti. Tapi dari cerita ini saya jadi mengerti bahwa saya harus setia dan menikmati setiap proses yang Tuhan ijinkan, karena lewat proses itulah Tuhan membawa saya semakin bisa mengenali diri kita (terutama yang harus diubah) dan memulihkan saya sampai sembuh ketika saya mau terbuka.

Lalu, seperti wanita ini yang berbicara jujur bahwa memang pria yang hidup bersama dirinya sekarang memang bukan suaminya. Tuhan mau kerendahan hati dan kejujuran hati kita dihadapanNya. Karena setelah wanita itu terbuka (jujur), akhirnya wanita ini mengerti suatu kebenaran bahwa yang berbicara kepadaNya adalah Mesias yang dinantikan. 

Apakah kalian menyadari bahwa bukan suatu kebetulan Yesus melewati daerah Samaria, berjumpa dan berbincang-bincang dengan perempuan Samaria ini? Karena dibalik itu semua itu ada kedaulatan Allah. Di dunia ini Yesus berfokus melakukan pekerjaan Allah (Yohanes 14:10), jadi apa yang Yesus lakukan atas apa yang di dapat dari BapaNya. Sekalipun Yesus sedang letih dan memang butuh air minum untuk minum, tapi Yesus lebih mementingkan wanita ini untuk mengalami perjumpaan dengan kebenaran yang akan memerdekakann hidupnya.

Yesus juga mengangkat topik tentang air, bukan saja karena Dia sedang haus, tapi karena Yesus mengetahui apa yang menjadi persoalan wanita ini. HAUS. Haus akan apa? Haus akan kasih yang wanita ini berusaha cari diluar Tuhan, yaitu pada pria. Sampai pernah hidup dengan enam lelaki sampai hari ini pun tidak bisa memuaskan hidupnya. Lewat percakapan itu, maksud Tuhan Yesus adalah mau memberitahukan kebenaran bahwa apa yang wanita itu lakukan bukanlah jawaban dari apa yang menjadi pergumulan hidup selama ini (kehausan/kekosongan), tapi hanya melalui Kristuslah dia akan menerima apa yang dibutuhkan.

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
(Matius 5:6)

Yesus menyampaikan kebenaran pada wanita Samaria ini lewat apa yang sedang dia lakukan sehari-hari. Dari ini kita bisa belajar bawah salah satu cara Allah untuk menuntun dan mengajar kita, yaitu lewat kehidupan sehari-hari yang kita alami/temui/lakukan, bukan yang ngawang dan tidak harus nge-roh. So, yuk belajar peka sama apa yang Tuhan mau ajar lewat apapun yang kita lakukan atau alami.

Cerita wanita Samaria ini, bukan hanya sampai dia dapat sesuatu yang berharga, yaitu mengerti kebenaran. Selanjutannya diceritakan bahwa setelah wanita ini mengalami perjumpaan dengan Yesus dan kebenaranNya, wanita Samaria ini tidak bisa menahan untuk mau menceritakan pengalamannya. Bawaannya mau menceritakan(bersaksi) ke banyak orang tentang apa yang di alami, sampai apa yang awalnya sedang di lakukan (menimba) terlupakan.

Akibatnya banyak orang yang bukan hanya percaya, tapi membuat orang lain tertarik juga untuk mengenal dan mengalami Yesus.

Banyak orang Samaria penduduk kota itu percaya kepada Yesus, karena wanita itu berkata, "Ia mengatakan kepada saya segala sesuatu yang pernah saya lakukan." 
(Yoh 4:39)

Mereka berkata kepada wanita itu, "Kami percaya sekarang, bukan lagi karena apa yang engkau katakan kepada kami, tetapi karena kami sendiri sudah mendengar Dia, dan tahu bahwa Ia memang Penyelamat dunia."
(Yoh 4:42)

Apakah teman-teman juga rindu untuk bisa membawa banyak orang untuk percaya dan mengalami Yesus, lewat kesaksian hidup yang kita alami? Praktekkan dan alami kebenaran Firman Tuhan itu sendiri.

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^