Monday, February 22, 2021

Pemeliharaan Tuhan


by Inawaty Teddy

Artikel ini berfokus pada kitab Ester secara keseluruhan.

Kitab Ester mengisahkan tentang kehidupan umat Yahudi, dimana nenek moyang umat Yahudi ini merupakan umat yang dibuang di sekitar tahun 586 SM, dan yang tidak kembali ke Yerusalem ketika diberikan kesempatan oleh raja Koresh pada tahun 538 SM. Kisah dalam kitab Ester terjadi sekitar tahun 480 SM, berarti kitab ini mengisahkan tentang kehidupan umat Yahudi yang sudah ada di pembuangan Babel dan kemudian Persia selama sekitar 100 tahun. Apakah Allah tetap memelihara mereka ketika nenek moyang mereka tidak mau kembali ke Yerusalem? 

Nama Allah—dalam bentuk apapun—tidak muncul di dalam kitab Ester. Namun hal ini bukan berarti Allah telah melupakan umat-Nya yang ada di Persia pada saat itu. Mungkin nama Allah tidak disebutkan karena mau menekankan pemeliharaan Allah yang terselubung. Keseluruhan kitab Ester menekankan pemeliharaan Allah yang sangat luar biasa. Salah satunya adalah apa yang akan kita lihat di Ester 7 ini.

Permasalahan besar terjadi ketika di pasal 3, Mordekhai tidak mau sujud kepada Haman seperti yang diperintahkan raja. Kemungkinan adalah karena Haman adalah orang Agag. Agag adalah sebutan untuk raja bagi orang Amalek. Ini bisa menjelaskan kenapa Haman begitu kaya. Sedangkan Tuhan telah menetapkan Israel dan Amalek akan menjadi musuh turun temurun (Kel. 17:16). Ternyata kebencian Haman terhadap orang Yahudi begitu besar sehingga ia mau menggunakan kesempatan ini untuk memusnahkan seluruh orang Yahudi yang berada dalam kerajaan Persia. Haman menawarkan 10.000 talenta perak (Ester 3:9 - jumlah yang sangat besar sehingga raja Ahasyweros yang sangat kaya tersebut juga tertarik) supaya ia boleh mengeluarkan surat titah untuk memusnahkan orang Yahudi. Haman dengan cerdik tidak mengatakan kepada Ahasyweros bangsa yang ingin dimusnahkan, ia hanya berkata “ada suatu bangsa” (Ester 3:8). Dengan menggunakan cincin materai raja yang diberikan kepadanya, ia mengirim surat titah bahwa semua orang boleh memusnahkan orang Yahudi pada tanggal 13 bulan Adar dan merampas harta mereka (Ester 3:13). Ini tentu adalah tindakan yang sangat cerdik karena berarti bukan hanya musuh Yahudi, tetapi semua orang yang menginginkan harta orang-orang Yahudi tersebut dapat membunuh mereka demi mendapatkan harta mereka pada hari yang telah ditentukan.

Mordekhai kemudian meminta Ester untuk datang menghadap raja untuk menolong bangsanya. Walaupun Ester awalnya takut untuk melakukannya, akhirnya bersedia setelah ditegur Mordekhai (Ester 4:10-16). Ester pergi menghadap raja, dan meminta raja dan Haman datang ke perjamuannya. Raja dan Haman kemudian datang. Tetapi anehnya Ester menunda memberitahukan raja dan meminta raja dan Haman datang kembali keesokan harinya (Ester 5:5-8). Begitu keluar dari perjamuan Ester, Haman melihat Mordekhai yang semakin meremehkannya, sekarang Mordekhai bahkan “tidak bangkit dan tidak bergerak menghormati dia,” Hamanpun menjadi sangat marah (Ester 5:9-10; mari kita bandingkan dengan Ester 3:2). Dengan hati yang sangat panas, dan atas nasihat isteri dan sahabat-sahabatnya, Haman langsung membuat tiang gantungan yang sangat tinggi, 50 hasta (22.5 m), untuk menyulakan Mordekhai esok paginya setelah mendapat izin dari raja. 

Namun atas pemeliharan Tuhan, raja Ahasyweros malam itu tidak dapat tidur. Raja yang tidak dapat tidur tersebut meminta dibacakan catatan sejarah, dan mendapatkan catatan tentang jasa Mordekhai yang pernah membongkar rencana pembunuhan atas dirinya (Ester 6:1-11, mari kita lihat Ester 2:21-23). Rajapun langsung memberi hadiah atas jasa Mordekhai, dengan diarak keliling kota pagi hari, sebelum perjamuan Ester yang kedua. Setelah itu, sorenya raja dan Haman pergi ke perjamuan Ester yang kedua, yang dikisahkan dalam Ester 7.

Dalam pasal 7 ini, Ester dengan cerdik tidak langsung menyebutkan nama Haman ketika berbicara tentang surat titah yang telah dikeluarkan untuk memusnahkan semua orang Yahudi. Sepertinya Ester tahu bahwa jika dia langsung menyebutkan nama Haman, raja yang tentu suka pada Haman, yang telah diangkat menjadi orang nomor dua di kerajaan Persia (Ester 3:1), akan menilai dengan subjektif. Setelah raja marah dengan objektif, barulah Ester menyebutkan bahwa orang yang akan memusnahkan bangsanya adalah Haman (Ester 7:5-6). Raja Ahasyweros kemudian marah dan keluar ke taman istana (Ester 7:7). Tetapi jika kita pikirkan secara seksama, sebenarnya Haman tidak melakukan kesalahan secara hukum Persia. Ia telah meminta izin raja untuk memusnahkan suatu bangsa. Jika raja tidak bertanya bangsa apa itu, itu bukan kesalahan Haman. Lagipula siapa yang tahu jika itu adalah bangsa ratu Ester. Ingat, Ester tidak memberitahukan orang lain tentang kebangsaannya atas perintah Mordekhai (Ester 2:10; 20). Jadi Haman tidak seharusnya dihukum berdasarkan surat titah tersebut.

Allah yang tentu tahu bahwa Haman tidak dapat dihukum berdasarkan surat titah yang dikeluarkannya, kemudian menggunakan cara yang lain yang tak terduga agar Haman dapat dihukum. Allah membuat Haman yang ketakutan berlutut di depan Ester, dan raja yang kembali dari taman melihat hal tersebut, lalu terjadi kesalahpahaman dimana raja berpikir bahwa Haman ingin menganiaya Ester dan menyuruh Haman ditangkap (Ester 7:8-9). Ironi yang Allah tunjukkan sangatlah menarik, Haman yang ingin memusnahkan semua orang Yahudi karena seorang Yahudi tidak mau bersujud padanya tetapi kini Allah membuat peristiwa dimana Haman bersujud di depan seorang perempuan Yahudi untuk membuat dia dipenjarakan.

Namun kita tahu bahwa ini adalah kesalahpahaman yang terjadi karena raja melihat situasi tidak menyenangkan tersebut. Sangatlah mungkin bila nanti Haman dapat menjelaskan, Haman dapat dikeluarkan dari penjara. Apalagi pastinya Haman banyak didukung oleh pejabat lainnya yang akan memohon raja mengampuni dia. Jadi agar Haman dapat langsung di hukum mati, Allah dengan sengaja memakai tiang gantungan yang telah didirikan oleh Haman malam sebelumnya (Ester 5:14). Saat itu Harbona, salah seorang sida-sida, melaporkan kepada raja bahwa Haman telah mendirikan tiang untuk Mordekhai, orang yang telah berjasa dan menyelamatkan raja dari rencana pembunuhan (Ester 7:9). Mungkin seluruh kota sudah tahu tentang tiang gantungan tersebut karena tingginya 22.5 meter. Mendengar bahwa Haman bermaksud menyulakan orang yang telah berjasa besar kepadanya—yang baru tadi pagi diarak keliling kota—raja tidak dapat menahan murkanya dan memerintahkan Haman langsung disulakan di tiang tersebut (Ester 7:9). 

Perhatikan, tiang gantungan itu sempat dibuat oleh Haman karena Ester menunda untuk memberitahukan raja tentang masalah tersebut selama satu hari. Dengan demikian, kita dapat melihat dengan jelas bahwa jika pada akhirnya Haman digantung pada tiang yang didirikannya sendiri, itu adalah semata-mata pemeliharaan Tuhan yang membuat Ester menunda satu hari untuk memberitahukan raja, yang menyebabkan Haman sempat membuat tiang gantungan tersebut. Perhatikan juga timing yang begitu tepat antara pembuatan tiang gantungan Haman (malam sebelum perjamuan Ester yang kedua), Mordekhai diberi upah oleh raja (pagi sebelum perjamuan Ester yang kedua), baru kemudian perjamuan Ester yang kedua ini.

Ester dan Mordekhai hanya dapat menggunakan surat titah untuk menuduh Haman. Tetapi karena Allah tahu bahwa itu tidak akan cukup membuat Haman dihukum, maka Tuhan menggunakan caraNya sendiri untuk membuat Haman dihukum mati.

Ketika usaha kita terasa tidak cukup untuk berhasil, Tuhanlah yang akan menyempurnakan usaha kita sehingga membuat kita menjadi berhasil. Karena itu jangan khawatir dan takut akan ketidaksempurnaan rencana dan usaha kita, yang terpenting adalah kita tetap melakukan apa yang menjadi bagian kita dan mari kita serahkan bagian yang berada di luar kuasa kita ke tangan Allah yang penuh kuasa. Percayalah, Allah yang sempurna yang kita sembah akan menyempurnakan hidup kita dengan cara dan waktuNya. 

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^