Monday, July 22, 2019

Ribka: Menanti dengan Penuh Percaya dan Tanggung Jawab


by Benita Vida

Kalo ditanya siapa pasangan favorit saya di Alkitab, saya selalu menjawab Ishak dan Ribka. Buat saya, cerita mereka begitu manis—tanpa banyak drama, tapi sangat natural dan ajaib—seolah-olah Tuhan memang sudah menuliskan cerita cinta itu untuk mereka. 

Kali ini, saya akan membahas cerita tersebut dari sisi Ribka. Anak dari Betuel (saudara Abraham) ini berasal dari garis keturunan yang sama dengan Ishak. Dijelaskan pada Kejadian 24:16, Ribka adalah seorang wanita yang cantik parasnya dan perawan (belum pernah bersetubuh dengan laki-laki). Dia juga seorang yang rajin dan setia melakukan tanggung jawabnya—yang pada zaman itu adalah pergi untuk menimba air.

Berkilo-kilometer jauhnya, selagi Ribka setia melakukan apa yang menjadi tugasnya, Eliezer (sang tangan kanan dari Abraham) dipanggil untuk mencari seorang istri bagi anak sang tuan yang bernama Ishak. Abraham pun memberikan beberapa persyaratan sebagai “catatan” Eliezer dalam menjalankan tugas penting tersebut; yaitu: 
  1. tidak akan mengambil seorang istri dari antara perempuan Kanaan bagi Ishak; 
  2. harus pergi ke negeri dan kepada sanak saudara Abraham untuk mengambil seorang istri bagi Ishak; 
  3. tidak membawa Ishak kembali ke negeri asal Abraham; dan 
  4. jika perempuan itu tidak mau mengikutinya untuk menikah dengan Ishak, maka lepaslah hamba itu dari sumpahnya. 
Maka berangkatlah Eliezer dengan harap-harap cemas. Akankah ada wanita yang mengikutinya ke tempat yang tidak diketahui? Adakah yang akan percaya dengan perkataannya? Apakah orang-orang di tempat Abraham masih mengenal Abraham karena Abraham sudah pergi dari tempat itu dalam jangka waktu yang lama? Namun, dalam keraguannya, Eliezer sudah melihat kesetiaan Tuhan selama perjalanan hidup tuannya. Maka Eliezer pun berdoa dan meminta tanda untuk wanita yang menjadi pilihan Tuhan untuk Ishak. (Tanda yang diminta Eliezer bisa dibaca dari Kejadian 24:12-14)

Sesampainya Eliezer di tempat yang dituju, sesudah dia mengucapkan permohonannya, datanglah seorang wanita cantik. Ya, dialah Ribka yang sedang menimba air. Singkat cerita, ternyata Ribka lah yang menjadi istri Ishak dan memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan Abraham untuk Eliezer.

***

Rasanya tidak mudah ya, ketika kita menunggu seseorang untuk menjadi pasangan hidup. Kadang-kadang mau menyerah, ditambah lagi jalannya tidak jelas... Seolah-olah apa yang di depan mata terasa berbeda dari apa yang kita harapkan. Tapi mulai hari ini, yuk kita belajar dari Ribka yang: 
1. MELAKUKAN BAGIANNYA
Apa yang menjadi bagian Ribka? Pada zaman itu, wanita mempunyai tugas untuk menimba air setiap harinya dan ya, Ribka melakukannya—sampai akhirnya dia bertemu dengan Eliezer. Mungkin dia pernah bosan dan berpikir, “Aih, ngapain sih nimba-nimba air gini!? Berat atuhh. Besok nggak usah nimba aja kali, ya?” Meski di Alkitab tidak dijelaskan berapa kali dia harus menimba air dan memberi minum hewan-hewan (apalagi unta, yang kalau minum bisa menghabiskan banyak tempayan!), kita tahu bahwa Ribka menuai apa yang dikerjakannya: menjadi menantu bapak orang beriman sekaligus istri dari salah satu nenek moyang Yesus Kristus.

Dalam penantian kita, jangan meratapi nasib seolah-olah dunia sudah runtuh dan tidak ada harapan lagi. But don’t worry, girls. Masa lajang justru menjadi masa dimana kita bisa melayani dengan maksimal di berbagai ladang yang Tuhan percayakan pada kita—entah itu dalam pelayanan misi, marketplace, literatur, you name it. Fokuslah pada tanggung jawab kita sebagai a Godly woman, dan percayalah bahwa Tuhan tahu kapan Dia akan memberikan yang terbaik bagi kita pada waktu-Nya. Seperti yang tertulis pada ayat berikut ini,

“ Di sini aku berdiri di dekat mata air, dan anak-anak perempuan penduduk kota ini datang keluar untuk menimba air”
(Kejadian 24:13)

dikatakan bahwa “anak-anak perempuan datang keluar”, termasuk Ribka. Artinya, dia pergi keluar melakukan bagiannya, tidak diam di rumah, tidak bermalas-malasan maupun merenungi nasibnya. She went out to do her duty. How about us?

2. MEMILIKI BELAS KASIHAN
Siapa yang tidak takut jika ada orang asing yang tidak dikenal tiba-tiba minta diberi air untuk minum? Mungkin di zaman sekarang, kita akan melihat dengan tatapan aneh dan kabur jika ada yang berlaku seperti itu kepada kita.

Tapi Kejadian 24 ini menceritakan bahwa sewaktu Eliezer meminta air untuk minum, Ribka dengan yakin mengatakan, “Minumlah.” Ada belas kasihan yang Ribka tunjukkan ketika melihat orang asing yang telah melakukan perjalanan jauh. Tidak hanya itu, dia juga berkata, “Baiklah unta-untamu juga kutimba air, sampai semuanya PUAS minum.” Ribka menyadari jika orang ini melanjutkan perjalanan, unta-unta yang dibawanya membutuhkan minum yang tidak akan didapati di padang gurun selama perjalanannya—ditambah lagi, Ribka memberikan minum kepada unta-untanya itu sampai PUAS.

(FYI, Girls, rata-rata jumlah air yang diminum seekor unta adalah 130 liter. Jika dikatakan “unta-unta”, maka mohon dipahami bahwa ada lebih dari satu unta. Jika satu unta menghabiskan 130 liter, maka unta-unta menghabiskan……… Wooowwww! Inilah kenyataan bahwa Ribka tidak hanya bersimpati dan berempati, tapi juga mengubah keduanya menjadi sebuah tindakan penuh belas kasihan yang harus kita contoh.)

Girls, di zaman sekarang, melakukan hal yang dilakukan itu Ribka tidaklah mudah. Ada kalanya kita merasa sangat sulit untuk mengerjakan bagian masing-masing. Rasanya, sebanyak apapun usaha yang kita lakukan itu tidak ada hasilnya, tidak dihargai... #sigh. Semuanya terasa sia-sia—apalagi memiliki belas kasihan terhadap orang tak dikenal, yang ada kita curiga jika ada orang yang tiba-tiba mendekati kita dan meminta pertolongan!

Meskipun penantian kita terasa berlangsung sangat lama, jalan mulai tak terlihat, rencana mulai kacau, tidak ada hasil dari apa yang sudah kita lakukan, dan yang kita tunggu serta harapkan tidak datang… Tetaplah percaya bahwa dalam Tuhan, penantian kita tak pernah sia-sia—seperti yang dikatakan dalam 1 Korintus 15:58,

“Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”
(1 Korintus 15:58)

Tuhan tahu kok, kita sedang berusaha. Dia tahu rasanya menunggu, perasaan ketika tidak dihargai, tapi Dia juga berjanji kalau semua usaha kita tidak akan pernah sia-sia. Girls, tetaplah imani dan amini ayat ini—apalagi kalau kita mulai merasa putus asa. Ketika masa penantian itu berbuah manis, kita akan geleng-geleng kepala saat mengingat bagaimana Tuhan memroses kita dengan luar biasa sampai mempersatukan kita dengan pasangan hidup kita kelak. Do you believe that?


***

Setelah menjadi istri dari Ishak, ternyata drama hidup Ribka masih berlanjut. Alkitab berkata bahwa Ribka tidak bisa mempunyai anak. Wah, sebagai seorang wanita, kita pasti sangat paham perasaan kalau mendengar berita itu. Dijamin hati Ribka sangat hancur; jauh dari rumah, tidak kenal siapa-siapa, lalu dengar kabar bahwa dia mandul.

Tapi Ribka mengenal siapa Allahnya. Kalau Allah berjanji keturunan Abraham akan seperti bintang di langit dan pasir di laut banyaknya, jika Ribka adalah wanita yang sudah Tuhan tentukan bagi keturunan Abraham, maka Tuhan pasti menepati janji-Nya. Bukankah Ishak lahir saat Sara sudah usia lanjut? Bukankah sudah banyak keajaiban yang Tuhan buat untuk keluarganya? 

Dalam kesedihan dan hancur hatinya, Ribka mencari Sang Penggenap Janji, berseru dan meminta kepada Allah yang penuh kuasa. Pada akhirnya, Tuhan menjawab doanya; nggak tanggung-tanggung lho, dia melahirkan anak kembar!


***

Girls, apakah saat ini kita sedang merasa kehidupan ini melelahkan? Gelapkah jalan yang kita jalani, sampai-sampai kita tak tahu ke mana arah tujuan kita? Atau mungkin, apakah kita sedang merasa doa-doa yang diucapkan belum terjawab?

Apapun yang kita hadapi belakangan ini, mari kita tetap mengarahkan hati dan pikiran pada Tuhan, karena Dialah satu-satunya pribadi yang tidak pernah mengecewakan; janji-Nya ya dan amin. Percayalah bahwa semua akan datang pada waktu-Nya yang tepat dan dengan cara-Nya yang ajaib. Tapi jangan lupa: lakukan bagian kita sebagai anak-anak Allah, sampai kita menerima bagian yang memang sudah ditentukan untuk kita bahkan sampai nanti kita kembali bertemu dengan Pencipta kita. Tuhan memberkati!

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^