Friday, October 13, 2017

Movie: Lorenzo’s Oil


by Yunie Sutanto

Sebuah film drama yang diproduksi Universal Pictures pada tahun 1992 berdasarkan kisah nyata. Ya, film yang berrdasarkan kisah nyata biasanya lebih hidup dan menggugah hati penontonnya. Film besutan sutradara George Miller ini menceritakan perjuangan Augusto dan Micahela Odone, ayah dan ibu Lorenzo Odone. Perjuangan kedua orangtuanya untuk menemukan kesembuhan bagi putra mereka. 

Tidak ada kata menyerah untuk orang tua Lorenzo yang anaknya didiagnosa menderita Adrenoleukodystrophy (ALD). Peluang hidup setelah divonis ALD hanyalah dua tahun.

Lorenzo yang terlahir tahun 1978, adalah anak lelaki cerdas yang fasih berbicara dalam tiga bahasa: Inggris, Perancis dan Italia. Namun ketika ia berusia lima tahun, sesuatu yang tak biasa terjadi. Lorenzo mengamuk tak terkendali di sekolahnya dan hal ini terjadi cukup sering. Lorenzo pun mengalami gangguan pendengaran dan koordinasi tubuh. Guru sekolahnya memanggil orangtua Lorenzo. 

Pemeriksaan pindai otak oleh ahli saraf Profesor Hugo Moser dari Johns Hopkins University di Baltimore mendiagnosis bocah itu terkena ALD. Penyakit kelainan genetik ini terjadi akibat asam lemak yang menumpuk di sel-sel saraf sehingga saraf tidak bisa mengirimkan pesan ke seluruh tubuh. 

Dari seorang bocah normal yang suka bermain, transformasi Lorenzo sungguh mengecilkan hati! Efek ALD pada tubuh Lorenzo begitu drastis!

Pada Januari 1985, Lorenzo sama sekali tidak bisa berbicara dan merespon apapun, penglihatannya telah rusak, ia bahkan tidak bisa menggerakkan jari, mulai mengompol, tidak bisa menelan! Lorenzo harus selalu dilengkapi dengan tabung nasogastik.

Walau terpukul dengan keadaan anaknya, namun tekad ayah dan ibunya untuk mencari pengobatan untuk anaknya tak padam... Jiwa pembelajar mereka terpecut! Mereka mulai mempelajari ilmu kedokteran, biokimia dan semua yang berkaitan dengan penyakit Lorenzo. 

Semangat untuk self-educating demi sang anak inilah salah satu kualitas yang patut di teladani dari orang tua Lorenzo. Terus belajar demi anak. Pantang menyerah. Semua yang bisa dilakukan demi sang anak, diupayakannya! 

Bahkan terlahirlah Myelin Project yang didirikan tahun 1989, sebuah organisasi nirlaba, sebagai salah satu upaya orang tua Lorenzo untuk terus melakukan riset dan penelitian mengenai ALD dan pengobatannya. Myelin Project juga melakukan pendampingan bagi keluarga dengan kasus ALD lainnya. 

Hasilnya?

Oleh anugerah Tuhan tentunya, Lorenzo hidup jauh melampaui prediksi para dokter, hingga usia 30 tahun! 

Walau ia dalam keadaan lumpuh dan hanya bisa makan melalui selang, namun ia bisa tetap hidup berkat kegigihan kedua orangtuanya memperjuangkan pengobatannya.

Minyak yang digunakan untuk mengobati pasien ALD akhirnya diberi nama Lorenzo’s oil. Berkat minyak ini, banyak keluarga tertolong dan ayah Lorenzo mendapat penghargaan gelar doktor kehormatan dari Universitas Stirling. 

Sang ibu malah meninggal lebih dulu dari Lorenzo, karena terkena kanker. 

Sebuah film yang menguras air mata namun mengajarkan kita untuk gigih dan berjuang. Tuhan punya rencana jika Ia mengijinkan hal yang tidak enak menimpa kita. Setiap kita punya panggilan hidup yang khusus, dan mungkin itu melalui anak yang Ia titipkan pada kita.

Berikut sebuah puisi karya ibu Lorenzo yang diambil menjadi lirik lagu oleh Phil Collins:

"Lorenzo"

Once upon a time I made a lion roar -
he was sleeping in the sunbeams on the old zoo floor.
I had gone to see the park where my papa used to play,
it's called Villa Borghese and it's on the way
to East Africa.

Down on Grand Comoro Island, where I grew past four,
I could swim and fish and snorkel on the ocean floor,
and the wind laughed, and the wind laughed through the trees as if to say,
here's a child who'll want the world to go his way
in East Africa, in East Africa.

Suddenly for me the world turned upside down -
far from my friends the lions and the dolphins came this awful sound.

Dark shadows, sounds of thunder raging over me,
came this monster called 'A-dre-no-leu-ko-dys-tro-phy'
Where's my East Africa?

Well they said, they said, they said (the ones who know it all)
they said from now on for you there will be no more standing tall,
so I took my parents' hands, I lifted my head to say
I'll just have to be a hero, there's no other way!
Back to East Africa
Back to East Africa
Back to East Africa
Come with me I'm going back, going back to East Africa. 


Terasa sekali gejolak emosi seorang ibu dari puisi ini. Buat para orangtua, film ini recommended banget deh!

Official trailer film Lorenzo’s Oil:


Link untuk membeli film ini: https://www.amazon.com/dp/B000IEXVB8

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^